Tidak terbayangkan sebelumnya jika bisnis watu Bacan, Fadly bisa mendapatkan pendapatan sampai Rp1,5 miliar per bulan. "Saya punya pembeli tak cuma dari Maluku maupun tempat-kawasan lainnya di Indonesia, tapi juga dari Cina, Malaysia, India dan sejumlah negara Eropa lainnya," kata Fadly, Minggu 15 Februari 2015.
Fadly mengawali bisnis cincin kerikil Bacan bareng istrinya pada tahun 2007. Saat itu, ada sejumlah rekannya dari India dan Jakarta memesannya mencari watu bacan di Maluku Utara. Ia pun pergi bersama istrinya di Pulau Bacan utara mencari watu Bacan ini.
Dari sinilah Fadly memulai bisnisnya. Sebelum tahun 2011, Fadly mengaku nyaris sempat melarat, lantaran sepinya pembeli. Namun perlahan memasuki tahun 2011, pesona Bacan pun mulai terkenal. Sejak itulah, usahanya meningkat pesat.
Dalam bisnisnya, selain menjual cincin Batu Bacan yang telah dimasak lengkap dengan gagang, Fadly juga menyediakan kerikil Bacan yang belum diolah.
Salah satu jenis batu yang paling disenangi adalah jenis Batu Bacan Doko. Batu ini paling digilai oleh para pengumpul atau penikmat barang kuno dari dalam dan laur negeri.
Maklum, harganya pun terbilang fantastis. Untuk satu kilogramnya saja, kerikil mentah Bacan Doko bisa dibandrol dari Rp200 juta sampai Rp300 juta. Sementara dalam bentuk jadi, yang telah diberi gagang, Bacan Doko bisa menembus Rp50 juta hingga Rp150 juta per buahnya.
"Pembeli umummya tertarik menggunakan cincin kerikil bacan alasannya adalah dipercaya bisa menghadirkan keuntungan bagi pemakainnya, mirip memperbesar kewibawaan," ujar Fadly.
Meski begitu, Fadly tetap mengaku jikalau usahanya tersebut tetap riskan. Terutama, ketika mendapatkan pasokan watu bacan yang kualitasnya jelek. Sebab, batu dengan mutu jelek menjadikannya tidak bia dimasak dan tentunya tidak bisa dipasarkan.
"Tapi kami terus berupaya mencari kerikil bacan yang bermutu baik. Sehingga kualitas bikinan tetap tersadar, baik di dalam negeri maupun luar negeri," katanya.
Sumber https://ghost-ships.blogspot.com
EmoticonEmoticon