Minggu, 19 Januari 2020

Faktor Penyebab Lempeng Tektonik Bumi Bergerak

Penyebab Pergerakan Lempeng Bumi - Potongan besar kerak bumi dan mantel atas disebut selaku lempeng tektonik bumi. Lempeng tersebut berada dalam sebuah kesatuan lapisan yang secara fisik disebut dengan litosfer.

Lempeng tektonik bumi memiliki ketebalan sekitar 99,78 kilometer (62 mil) dan tersusun atas 2 jenis materi (material) adalah kerak benua dan kerak samudera. Perbedaan kerak samudera dan kerak benua ini cukup signifikan dapat tampakdari komposisi fisik dan kimianya.

Komposisi kerak benua diantaranya tersusun atas batuan granit felsik dengan densitas yang lebih rendah, sedangkan kerak samudera tersusun atas batuan basaltik mafik. Banyak teori yang mencoba untuk menerangkan mengapa lempeng-lempeng bumi mampu bergerak ataupun bergeser.

Berdasarkan penelitian terkini, kekuatan paling besar yang bisa menggerakkan lempeng tektonik ialah gaya tarikan lempeng tersebut. Nah, dalam artikel ini geologinesia akan menerangkan apa sesungguhnya yang menjadikan pergerakan lempeng tektonik di bumi.

Faktor Penyebab Pergerakan Lempeng Bumi

Para ahli tektonik setidaknya sudah menciptakan 3 faktor utama penyebab lempeng bumi dapat bergerak di bawah permukaan bumi. Ketiga faktor ini pada prinsipnya menunjuk pada kekuatan yang membuat gerakan lempeng. Faktor-faktor tersebut yakni:
  1. Arus konveksi mantel
  2. Dorongan punggungan samudera pada mantel upwelling
  3. Tarikan lempeng

 Potongan besar kerak bumi dan mantel atas disebut sebagai lempeng tektonik bumi Faktor Penyebab Lempeng Tektonik Bumi Bergerak
Model Pergerakan lempeng tektonik.
Berikut penjelasannya:
Faktor pertama yang dapat menyebabkan lempeng bumi bergerak yaitu arus konveksi mantel. Sifat arus ini yang hangat mengakibatkan mereka dapat memindahkan lempeng yang membentuk litosfer ini dengan cara seperti pada metode sabuk konveyor.

Faktor kedua yaitu dorongan punggung samudera (oceanic ridges). Faktor ini sangat sering dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan pergerakan lempeng. Dorongan pada punggungan samudera ini terjadi pada mantel upwelling yang keras yang terletak di level mid-ocean.

Faktor ketiga yang bisa menggerakkan lempeng yakni kekuatan tarikan lempeng. Kekuatan tarikan ini terjadi ketika lempeng yang lebih renta umurnya mulai karam.

Lempeng yang lebih tua akan bersifat lebih acuh taacuh sehingga membuatnya lebih padat dibandingkan mantel yang berada di bawahnya. Saat mereka mulai tenggelam mereka pun akan mempesona bagian lempeng yang lebih hangat (lebih muda) bersamanya.

Kekuatan Gravitasi

Dari ketiga faktor di atas, para jago sepakat bahwa aspek ke-3 (tarikan lempeng) yaitu yang paling berhubungan untuk mampu menerangkan pergerakan lempeng tektonik. Tarikan lempeng yang lebih bau tanah kepada yang lebih muda merupakan kekuatan paling besar dibalik semua kekuatan yang dapat menggerakkan lempeng tektonik.

Namun, kekuatan utama dibalik semua gaya tarikan tersebut bekerjsama ialah gaya GRAVITASI itu sendiri. Gravitasi adalah penyebab utama yang menciptakan lempeng menemukan kekuatan untuk mampu bergerak.

Penjelasan pergerakan lempeng secara sederhananya ialah selaku berikut:
Begitu lempeng-lempeng saling bertemu, maka lempeng samudera akan menyusup (karam) di bawah lempeng-lempeng lain.

Lempeng samudera akan terus menyusup lebih dalam sampai ke batas mantel. Inilah yang disebut selaku proses subdaksi. Selanjutnya, sisa lempeng tektonik yang yang lain akan terseret bersama litosfer samudera, sehingga akan menjadikan lempeng bergerak.

Arus konveksi bergotong-royong adalah kekuatan pendorong lain yang berada di bawah lempeng tektonik. Kekuatan arus konveksi ini tergantung pada bagian-bagian materi tertentu yang berada di dalam mantel bumi.

Bagian-bab tersebut akan menciptakan panas yang dapat menciptakan batuan padat bergerak menuju ke kerak bumi, dan batuan yang lebih masbodoh akan bergerak masuk ke arah inti bumi.

Batuan panas yang bergerak ke permukaan acap kali dapat menimbulkan kerak bumi melemah, sehingga menghasilkan keretakan kerak dan cekungan samudera gres. Hal inilah bantu-membantu yang menjadi alasan mengapa dulu superkontinen dapat terpecah-pecah menjadi bagian yang lebih kecil mirip ketika ini.

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon