Perlu dimengerti bahwa sebagian besar benua di dunia terpisah oleh lautan. Hal ini telah pasti membuat kita menjadi mudah untuk membedakan batas antar benua. Tetapi, ketika kita menyaksikan ke Eropa dan Asia, perbatasan kedua benua ini sedikit lebih kompleks.
Kenyataannya, penentuan perbatasan kedua benua tersebut tidak hanya mengacu kepada faktor geografis, melainkan juga ada aspek politik yang berperan didalamnya.
Pemisahan Benua Asia dan Eropa secara geografis telah ditetapkan yakni dibatasi oleh Pegunungan Ural di sebelah Utara menerus ke arah selatan sepanjang Sungai Ural, di selatan dibatasi oleh pegunungan kaukasus, dan di tenggara dibatasi oleh selat turki (lihat peta dibawah).
Batas antara Benua Asia dan Eropa. sumber: wikipedia.org |
Dari peta dapat tampak7 negara yang wilayahnya dilalui garis batas antara Benua Asia dan Eropa ialah negara Rusia, Kazakstan, Azerbaijan, Armenia, Georgia, Turki dan Siprus
Akan tetapi bekerjsama semua batasan ini ditentukan oleh hasil kejadian politik dalam periode waktu sejarah tertentu. Cukup banyak orang berpendapat bahwa batas antara Benua Eropa dan Asia ini ditentukan karena faktor agama, dimana perbatasan tersebut ialah transisi perkembangan dominasi agama kristen dan islam.
Subjek Kontroversi Perbatasan Eropa dan Asia
Sejarah perpolitikan yang panjang dari kedua benua ini sedikit banyaknya telah memilih perbatasan Eropa dan Asia. Beberapa diantaranya adalah perlawanan Mustafa Kemal Atatürk di Thrace dan pertempuran tiga raja pada tahun 1578 (Battle of the Three Kings).Cukup banyak sejarawan yang yakin bahwa kalau saja kedua kejadian sejarah tersebut berbeda akibatnya mirip yang kita ketahui, maka perbatasan antara Eropa dan Asia sudah niscaya tidak akan seperti saat ini.
Selain hal diatas, masih ada beberapa kontroversi perdebatan seputar batas antara Asia dan Eropa yang diputuskan berdasarkan konstruksi budaya dan sejarah. Karena Benua Eropa dan Asia ialah suatu kesatuan daratan sehingga batas fisiknya sukar ditentukan, maka penentuan batas berdasarkan konstruksi budaya dan sejarah merupakan suatu hal yang cukup masuk nalar.
Akan namun, konstruksi yang mirip ini bahwasanya condong lebih menguntungkan pihak Eropa.
Karena orang-orang dari Eropa pada era lalu sudah menjajah hampir seluruh dunia, sehingga mereka sering mengambil peran selaku penindas. Hal inilah yang menciptakan mereka lebih gampang menulis sejarah dan membuat narasi yang sesuai sesuai harapan mereka, utamanya pada hal-hal mengenai perbatasan kedua benua ini.
Penentuan Perbatasan menurut Prasangka
Masalah perbatasan tidak cuma menyangkut beberapa hal diatas (politik, sejarah dan budaya), namun ada hal yang lebih mendalam dari kesemuanya itu. Eropa dianggap sebagai suatu rancangan identitas yang didefinisikan oleh 2 jenis korelasi.Hubungan pertama pertama yang membangun identitas eropa yakni hubungan dengan kawan dagang mereka. Sedangkan kekerabatan yang kedua adalah korelasi abstrak dengan prinsip mereka "tidak ada lainnya selain Eropa"
Sepanjang sejarah, orang Eropa telah membuat banyak dugaan kepada negara lain, dan mereka menggunakan perbatasan dengan negara-negara di Asia ini untuk memisahkan diri dari "orang lain", sesuai dengan prinsip mereka di atas. Orang Eropa mempunyai harapan untuk mendefinisikan identitas diri mereka selaku sesuatu yang berlainan dari tetangga mereka.
Nama Eropa sebenarnya baru digunakan secara luas setelah Reformasi pada kala ke-16. Hal inilah yang menjadi fakta bahwa perbatasan antara Eropa dan Asia diputuskan berdasarkan dugaan untuk menangkal pengaruh negara-negara Asia pada orang-orang yang erat dengan Eropa.
Meskipun perbatasan kedua benua pada hasilnya didefinisikan secara geografis (gunung, sungai, selat dan sebagainya), tetapi esensi penetapan perbatasan ini bahwasanya berfungsi selaku pengingat sejarah atas dominasi identitas negara-negara di eropa pada kurun kemudian.
Sumber https://www.geologinesia.com/
EmoticonEmoticon