Senin, 27 Juli 2020

Tekanan Udara: Pengertian, Faktor, Dan Cara Mengukurnya


Udara disekitar kita mempunyai berat, bertambah banyak udara yang ada di atas kita, maka kian berat pula udara yang kita rasakan. Hal ini kerap dikenal dengan ungkapan tekanan udara atau air pressure.





Konsep tekanan udara ini sangat penting karena merupakan salah satu unsur yang mensugesti iklim dan cuaca di sebuah kawasan. Selain itu, tekanan ini juga berperan besar dalam menggerakkan udara dari sebuah tempat ke tempat lain, menenteng awan, dan mendorong terciptanya hujan.





Tanpa adanya tekanan udara, maka tidak akan ada angin, tidak akan ada awan, serta akan sangat susah terbentuk hujan. Oleh alasannya itu, sebagai geografer sangat penting bagi kita untuk mengetahui apa itu tekanan udara, faktor apa saja yang mensugesti, serta cara mengukurnya.






Pengertian Tekanan Udara





Tekanan udara adalah tekanan yang ada pada suatu lokasi yang disebabkan oleh berat udara yang ditarik oleh gravitasi ke permukaan bumi




Tekanan udara ialah tekanan yang ada pada suatu lokasi yang disebabkan oleh berat dari udara yang ditarik oleh gravitasi ke permukaan bumi. Artinya, kian banyak udara yang ada di sebuah wilayah, maka kian tinggi pula tekanan atmosfer.





Tentu saja, terdapat lebih banyak udara di kawasan dataran rendah dibandingkan daerah dataran tinggi. Oleh sebab itu, kawasan dataran rendah memiliki tekanan udara yang lebih tinggi daripada tempat dataran tinggi.





Umumnya, tekanan udara ini dijumlah dengan memakai barometer yang memakai kolom merkuri untuk menentukan tekanan udara di sebuah lokasi. Seiring dengan naik-turunnya tekanan, kolom merkuri tersebut juga akan berganti-ubah ketinggiannya.





Satuan yang kerap digunakan oleh para meteorologist untuk menjumlah tekanan udara adalah Bar. Namun, dalam kegiatan sehari-hari, umumnya ukuran yang digunakan yaitu mb atau milibar.





Garis Isobar





Garis Isobar pada dasarnya ialah garis yang menghubungkan wilayah-wilayah yang memiliki tekanan udara yang serupa. Pemanfaatan garis ini sangat penting dalam keilmuan geografi fisik, khususnya meteorologi untuk menjelaskan persebaran fenomena cuaca di suatu wilayah tertentu.





Garis ini sering diposisikan dalam peta-peta meteorologis untuk menolong geografer menganalisis contoh yang terbentuk.





Garis ini juga dapat diprediksi untuk menyaksikan arah gerak angin, karena kita tahu bahwa angin bergerak dari kawasan yang mempunyai tekanan tinggi ke tempat yang mempunyai tekanan rendah.





 



Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Udara





Terdapat banyak sekali aspek yang mensugesti tekanan udara di suatu wilayah tertentu. Namun, setidaknya terdapat 3 aspek besar yang mempengaruhi tekanan atmosfer di suatu daerah.





Ketiga faktor tersebut ialah ketinggian dari daerah tersebut, suhu udara, serta kelembaban udara yang ada pada kawasan tersebut.





Ketinggian Suatu Wilayah





Ketinggian suatu wilayah mempengaruhi tekanan udara di wilayah tersebut




Salah satu aturan dasar dari tekanan udara yakni makin tinggi lokasi kalian, semakin rendah pula tekanan udaranya. Artinya, tekanan udara ini berbanding terbalik dengan ketinggian suatu daerah.





Kita tahu bahwa lebih banyak didominasi udara berada di lapisan terbawah Atmosfer dengan ketinggian sekitar 8 km. Oleh alasannya itu, kalian yang bangun di tepi pantai setidaknya akan mencicipi tekanan dari udara setebal 8 km diatas kalian.





Sedangkan, dikala kalian bangkit diatas puncak gunung dengan ketinggian 4 km, maka kalian hanya akan mencicipi tekanan dari udara setebal 4 km diatas kalian.





Tentu saja, udara setebal 8 km lebih berat ketimbang udara setebal 4 km bukan? Kurang lebih, inilah alasan mengapa terdapat perbedaan tekanan antara tempat ketinggian rendah dengan tempat ketinggian tinggi.





Suhu yang ada di Wilayah Tersebut





Suhu di suatu wilayah mempengaruhi tekanan udara di wilayah tersebut




Secara umum, suhu mempunyai korelasi yang terbalik dengan tekanan udara yang ada di kawasan tertentu. Semakin tinggi suhu yang ada di sebuah kawasan, maka semakin rendah tekanan udaranya.





Hal ini terjadi sebab udara yang panas biasanya lebih renggang ketimbang udara masbodoh. Inilah yang menjadikan udara hangat dapat mengambang ke atas atmosfer.





Di lain segi, udara acuh taacuh memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara hangat. Semakin tinggi kerapatan, maka kian banyak pula udara yang ada di suatu kawasan, sehingga beratnya pun meningkat.





Hal inilah yang mengakibatkan udara hangat bergerak ke atas dan udara hambar bergerak ke bawah di sebuah lokasi.





Paparan Sinar Matahari





Salah satu hal yang mempengaruhi suhu di suatu daerah pastinya ialah posisi matahari di kawasan tersebut. Semakin banyak sebuah kawasan terpapar oleh matahari, maka akan semakin tinggi pula suhu yang ada di kawasan tersebut.





Salah satu perwujudan dari hal ini yakni jenis-jenis iklim yang berbeda-beda diseluruh dunia, sesuai dengan paparan sinar mataharinya dan dinamika lingkungan lokal di kawasan tersebut.





Salah satu hal yang yang menghipnotis paparan sinar matahari ini yaitu lintang dan bujur sebuah lokasi. Daerah kutub memiliki suhu yang lebih masbodoh dibandingkan dengan kawasan tropis alasannya lebih minim terpapar sinar matahari.





Selain itu, gerak semu tahunan matahari juga mempengaruhi contoh persebaran sinar matahari dengan skala musiman. Sedangkan, gerak semu harian matahari menghipnotis acuan siang dan malam dari sebuah wilayah.





 



Kelembaban Udara di Wilayah Tersebut





Kelembaban udara mempengaruhi tekanan udara di suatu wilayah




Seperti kedua faktor diatas, kelembaban udara juga mempunyai kekerabatan yang terbalik dengan tekanan udara. Artinya, kian tinggi kelembaban udara, maka kian rendah tekanan yang ada di daerah tersebut.





Hal ini terjadi alasannya adalah semakin lembab udara di suatu wilayah, maka kian renggang pula udara tersebut. Jika udara tersebut renggang, maka partikel udara yang ada di kawasan tersebut menjadi makin sedikit, sehingga bebannya pun menyusut.





Karena berat dari udara berkurang, maka otomatis tekanan udara juga akan berkurang. Oleh sebab itu, udara yang lembab mempunyai tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan udara kering.





Umumnya, udara yang hambar bersifat lebih kering dibandingkan dengan udara hangat yang mengandung banyak uap air dan partikel air hasil proses-proses di siklus air mirip evaporasi dan transpirasi.





 



Cara Mengukur Tekanan Udara





Dalam melaksanakan penelitian geografis yang mempunyai faktor meteorologis, kita harus bisa menganalisis dan memahami apa itu tekanan udara. Namun, sebelum menganalisis, kita harus mampu untuk mengukur apalagi dahulu tekanan atmosfer di suatu kawasan.





Berikut ini yaitu beberapa hal penting yang harus dipahami sebelum mengukur tekanan udara. Yang pertama yakni rumus, lalu alat ukur, serta yang terakhir satuan-satuan ukur yang digunakan dalam tekanan atmosfer.





Rumus Tekanan Udara





Untuk menjumlah tekanan udara di suatu lokasi, kita dapat memakai rumus sebagai berikut untuk menghitung tekanan atmosfer di sebuah lokasi dengan satuan ukur hPa (Hectopascal)









Keterangan
P : Tekanan yang ingin dicari dalam hPa
Po : Tekanan permulaan (lazimnya di permukaan bahari)
T : Temperatur dalam celsius
h : Ketinggian sebuah lokasi





Untuk mendapatkan hasil dalam satuan atmosfer, milibar, atau mmHg, kalian cuma perlu untuk mengkonversikan nilai yang didapatkan dari perhitungan rumus diatas.





Contoh Perhitungan Tekanan Udara





Oke, kini kita akan coba latihan soal sedikit ya, biar kalian lebih paham bagaimana cara menjumlah tekanan udara di suatu daerah. Coba kerjakan soal berikut ini!





Hitunglah tekanan udara di sebuah gunung berketinggian 2500 mdpl yang memiliki suhu udara sekitar 10’c jikalau dikenali bahwa tekanan di pesisir pantai yaitu 1013,25 hPa





Berdasarkan isu diatas, kita dapat menjalankan soal tersebut dengan memasukkan ketinggian 2500 meter, suhu udara 10’c dan tekanan udara permulaan sekitar 1013,25 hPa.





Jika dijumlah, maka akan didapatkan bahwa tekanan udara di ketinggian 2500 meter ialah sekitar 755.63 hPa. Jika ini dikonversi kedalam atmosfer, maka akan didapatkan sekitar 0,7458 atm. Jika kalian ingin memakai satuan mmHg, maka ditemukan tekanan sekitar 566,76 mmHg.





 



Alat Ukur Tekanan Udara





Barometer adalah salah satu alat ukur tekanan udara




Untuk mengukur tekanan udara, lazimnya digunakan alat ukur berupa barometer. Alat ini berguna untuk menentukan nilai serta pergeseran tekanan atmosfer di sebuah lokasi.





Barometer air Raksa





Dahulu, barometer memakai tabung-tabung air raksa yang bergerak-gerak seiring dengan berubahnya tekanan udara di suatu lokasi. Barometer mirip ini dipakai oleh Torricelli dan menjadi salah satu barometer pertama yang ada.





Barometer inilah yang mendorong adanya satuan ukur mmHg untuk membuat lebih mudah dalam menjumlah perubahan ketinggian ember air raksa yang berubah seiring dengan pergeseran tekanan atmosfer.





 



Barometer Air





Ada pula barometer yang memakai air untuk mengukur tekanan udara. Barometer mirip ini dipakai oleh Johann Wolfgang van Goethe dengan memanfaatkan prinsip-prinsip yang sudah diteliti oleh Torricelli.





Barometer air juga dikenal selaku le baromètre Liègeois alasannya memang asal mula barometer ini dari kota Liege di Belgia.





 



Barometer Aneroid





Selain itu, ada pula barometer aneroid yang memanfaatkan tabung-tabung vakum yang mempunyai tekanan sangat minim. Ketika tekanan udara berganti di suatu daerah, maka tabung-tabung tersebut akan memuai seiring dengan perubahan tekanannya.





Perubahan ukuran inilah yang akan dihitung dan diinferensikan untuk mengenali nilai tekanan atmosfer di suatu wilayah. Umumnya, barometer ini berbentuk bundar-bulat yang mempunyai jarum penunjuk tekanan atmosfer di suatu kawasan.





 



Barometer MEMS





Barometer micro electro mechanical systems atau MEMS ialah barometer digital gres yang mempunyai stasiun cuaca mini didalamnya. Barometer mirip ini dibuat memakai proses photomachining atau photolithography.





Barometer mirip ini mampu ditemukan di smartwatch dan ponsel pintar yang kita gunakan saban hari. Terutama, jika gadget tersebut memiliki fitur pengukuran ketinggian, suhu, dan tekanan udara yang relatif akurat.





 



Satuan Ukur dalam Tekanan Udara





Terdapat 4 satuan ukur yang kerap digunakan dalam mengukur tekanan udara




Secara lazim, terdapat 4 satuan ukur yang sungguh sering digunakan dalam memilih dan menyatakan tekanan udara di sebuah lokasi. Keempat persyaratan ukur ini adalah pascal, mmHg, kafe, dan atmosfer.





Sekarang, kita akan membicarakan keempat satuan ukur ini secara lebih mendalam.





Pascal





Pascal ialah salah satu satuan ukur tekanan udara yang paling sering digunakan. Umumnya, satuan pascal yang sering dipakai adalah hPa (hectopascal) dan kPa (kilopascal).





Pascal sendiri dinamakan menurut pencetusnya, ialah Blaise Pascal yang menyatakan bahwa 1 pascal yaitu 1 newton per meter persegi. Umumnya, meteorologist menggunakan hPa dalam mengukur tekanan atmosfer di suatu wilayah.





 



mmHg





1 milimeter merkuri (air raksa) atau lebih diketahui selaku mmHg ialah salah satu satuan hitung tekanan udara yang paling sering dipakai. Hal ini terjadi alasannya barometer pada zaman dulu semuanya memakai tabung merkuri untuk mengukur tekanan atmosfer di suatu lokasi.





1 mm merkuri ini setara dengan sekitar 133 pascal, sehingga, tekanan di permukaan air laut adalah 760 mmHg atau sekitar 1013,25 hPa.





 



Bar





Bar yakni salah satu satuan ukur tekanan atmosfer yang diciptakan oleh Vilhelm Bjerknes, seorang meteorologist dari Norwegia. Satuan ini tidak masuk kedalam SI (Standard International) yang dipakai secara global oleh ilmuwan di seluruh dunia. Namun, masih banyak ilmuwan yang memakai standar ini.





Satu kafe setara dengan 100 kPa atau 100.000 pascal. Karena ukurannya yang sangat besar, umumnya dalam mengukur tekanan atmosfer, satuan yang digunakan ialah milibar atau (mb).





 



Atmosfer





Kita diatas sudah membahas bahwa tekanan udara umumnya diukur dengan memakai satuan mmHg, bar, ataupun pascal. Namun, para meteorologist juga kerap menggunakan satuan atm atau Atmosfer untuk menyatakan tekanan udara di sebuah lokasi.





Pengertian dari atmosfer (atm) yaitu satuan hitung yang setara dengan tekanan udara pada pesisir pantai atau ketinggian 0 m dengan suhu 15 derajat celsius. 1 Atmosfer setara dengan 1,013 milibar, 760 mmHg, atau 101325 Pascal (1013,25 hPa)





Kita mesti mengerti satuan atmosfer sebab kerap dijadikan kriteria saat ingin membanding-bandingkan tekanan udara di banyak sekali lokasi.





 



Referensi





Atmospheric Pressure Calculator – Keisan Casio





Atmospheric Pressure – Encyclopedia Britannica



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon