Bripda Nina Octoviana, dara kelahiran 24 Oktober 1993 ini terlihat gagah dengan seragam antipeluru, kacamata hitam, dan senapan Steyr AUG.
Bripda Nina adalah putri ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Ismail dan Mawarni ini berasal dari Kecamatan Samahani, Kabupaten Aceh Besar terlahir bukan dari keluarga besar polisi atau TNI. Tetapi ayahnya hanya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga.
Gadis asli Aceh kelahiran Samahani, 24 Oktober 1993 ini mulai bergabung dengan Polisi Wanita (Polwan) di Polda Aceh pertengahan Januari 2014 dan ditempatkan di Polda Aceh. Kemudian pada bulan Juni 2014 juga Nina ditugaskan di Brimob Aceh.
Menjadi pasukan Wanteror akan berhadapan dengan agresi-agresi teror yang mesti mempertaruh nyawa. Baik aksi teror maupun bom mesti selalu di hadapi.
Menjadi pasukan Wanteror Brimob bukan masalah mudah. Membutuhkan latihan dan fisik yang besar lengan berkuasa serta mental yang teruji. Pasalnya pasukan ini akan dihadapkan dengan aksi-agresi teror dan bahkan bom membutuhkan nyali yang tangguh.
Pasukan Wanteror yang memiliki moto Cepat dan Tepat pasti memerlukan kedisiplinan, keberanian, ketelitian dan ketangguhan secara fisik. Beraksi cepat dalam setiap gerakan menjadi modal utama pasukan Wanteror ini yang memang dilatih secara khusus.
Meskipun penuh tantangan dan juga senantiasa dilatih bergerak cepat dan tepat sesuai dengan moto detasemen Gegana Wanteror ini. Tidak membuat Bripda Nina Octoviana (22) menghalangi gadis asli Aceh bergerak, walaupun menggunakan jilbab.
Hijab baginya telah menjadi bab dari pakaian yang ia kenakan saban hari. Setiap dikala, hijab selalu melekat menutup seluruh rambutnya dan dia mengaku tidak pernah menanggalkan hijab, meskipun sedang latihan dan bertugas.
Sumber : http://www.merdeka.com/kejadian/mengintip-bripda-nina-octoviana-anggota-brimob-manis-di-aceh/berparas-anggun-bripda-nina-disangsikan-dikala-masuk-brimob.html
Sumber https://ghost-ships.blogspot.com
EmoticonEmoticon