Jumat, 15 Januari 2021

Jenis, Asal, Dan Kegunaan Kerikil Apung (Pumice)

Apa itu Batu Apung?

Batu apung (pumice) ialah batuan dengan ciri ciri utama berwarna jelas serta sangat berpori. Batu apung tergolong jenis batuan beku yang terbentuk dari hasil letusan eksplosif gunung berapi. Batuan ini biasanya disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat alasannya adalah mengandung buih yang berasal dari gelembung gas berdinding gelas.

Batu apung paling banyak digunakan selaku agregat beton ringan dan sebagai materi abrasif pada aneka macam produk industri. Batu apung mempunyai porositas tinggi sehingga kerikil tersebut mampu mengapung di atas air.

Ciri-Ciri Batu Apung

Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat perluasan buih gas yang terkandung di dalamnya. Banyaknya ruang pori (Vesikel) pada watu apung yang dibatasi oleh dinding tipis membuat batuan ini memiliki berat jenis yang sangat minim.
 adalah batuan dengan ciri ciri utama berwarna terang serta sangat berpori Jenis, Asal, dan Kegunaan Batu Apung (Pumice)
Gambar kerikil apung (pumice) memperlihatkan banyaknya ruang pori (vesikel).

Batu apung lazimnya mempunyai berat jenis kurang dari 1, sehingga menciptakan batuan ini mampu mengapung diatas air. Pada lazimnya batu apung terdapat selaku materi lepasan atau fragmen-fragmen dalam breksi gunungapi. Mineral-mineral yang terdapat dalam kerikil apung umumnya adalah feldspar, kuarsa, tridimit, dan kristobalit.

Batu apung memiliki sifat kimia dan fisika antara lain: mengandung oksida SiO2, K2O, MgO, CaO, Al2O3, SO3, Fe2O3, Na2O, TiO2, dan Cl, LOI (Loss of Ignition) 6%, pH 5, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran bunyi (sound transmission) rendah, water absorption (penyerapan air) 16,67%, ketahanan kepada api mampu hingga 6 jam, konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan rasio berpengaruh tekan kepada beban cukup tinggi.

Macam-macam Jenis Batu Apung

Sebagian besar batu apung berasal dari magma yang mengandung gas yang memiliki komposisi rhyolitik. Sangat jarang batu apung berasal dari magma yang berkomposisi basaltik ataupun andesitik. Letusan yang bersifat eksplosif akan mengeluarkan material gunungapi ke udara, lalu material tersebut mengalami transportasi secara horizontal dan akan terakumulasi sebagai batuan piroklastik.

Proses pembentukan yang demikian menciptakan watu apung dikategorikan selaku jenis batuan beku luar. Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan asal terbentuknya sama dengan kerikil apung ialah pumicit, volkanik cinter, dan scoria.

Didasarkan pada material asalnya, cara pembentukan, dan distribusi ukuran partikelnya (fragmen), kerikil apung dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu:
  1. Batu apung sub-areal
  2. Batu apung sub-aqueous
  3. Batu apung new ardante
  4. Batu apung hasil endapan ulang (redeposit)
Keterdapatan watu apung selalu berhubungan dengan rangkaian gunungapi berumur Kuarter sampai Tersier. Penyebaran batu apung di Indonesia pada umumnya melingkupi daerah Pulau Lombok, Sukabumi, Serang, dan Pulau Ternate.

Asal Terbentuknya Batu Apung

Ruang pori (diketahui sebagai vesikel) pada watu apung ialah isyarat bagaimana batuan tersebut dapat terbentuk. Vesikel bergotong-royong merupakan gelembung gas yang terperangkap di batuan selama pendinginan cepat dari magma yang kaya akan gas.

Material yang mengalami pendinginan sangat cepat tersebut menjadikan atom-atom didalamnya tidak mampu mengontrol diri untuk membentuk kristal. Inilah yang mendasari para hebat mengkategorikan watu apung selaku mineraloid sebab tersusun atas kaca vulkanik bersifat amorf.

Di bawah permukaan bumi, magma mengandung beberapa persen berat gas terlarut karena mereka berada di bawah efek tekanan yang tinggi. Kondisi ini mirip dengan karbon dioksida terlarut di dalam botol tertutup minuman berkarbonasi seperti bir ataupun soda.

Jika Kamu mengguncang botol bir ataupun soda tersebut, kemudian membuka botolnya, pelepasan tekanan secara tiba-tiba memungkinkan gas untuk keluar bercampur dengan buih/busa. Dalam hal ini, gas yang bercampur dengan magma akan keluar lewat ventilasi vulkanik dalam bentuk buih cair. Selanjutnya, buih tersebut akan cepat mendingin ketika di udara, dan jatuh kembali ke bumi selaku kepingan kerikil apung.

Letusan besar gunung berapi dapat mengeluarkan sungguh banyak material vulkanik. Material tersebut mampu terdiri atas berbagai ukuran, mulai dari partikel debu yang halus sampai dengan blok besar batuan seukuran rumah.

Manfaat Batu Apung

Harga kerikil apung tidak semahal kerikil permata, tetapi watu apung sangat banyak kegunaannya. Dalam industri cat kerikil apung dapat dimanfaatkan selaku pelapis nonskid, cat sekat akustik, bahan pengisi tekstur cat, dan sebagai flattening agents. Pada industri kimia batu apung dapat dipakai sebagai media fitrasi, chemical carrier, dan pemicu korek api belerang.

Di industri logam dan plastik watu apung dapat dipakai sebagai pembersih dan pemoles, vibratory and barrel finishing, pressure blasting, electro-plating, serta pembersih gelas dan kaca. Dalam industri kosmetik dan odol kerikil apung digunakan sebagai pemoles dan penambal gigi, serta untuk pemerata kulit. Di industri komponder, karet, dan elektro, batuan ini mampu dimanfaatkan selaku abu sabun tangan, materi penghapus, dan pembersih papan sirkuit.

Update data: Januari 2021

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon