Rabu, 27 Januari 2021

Watu Basal Dan Proses Pembentukannya

Pengertian Batu Basalt (Basal)

Batuan basal (basalt) yakni batuan yang berwarna gelap, berbutir halus, dan ialah pola batuan beku yang khususnya tersusun atas mineral piroksen dan plagioklas. Basalt adalah salah satu batuan yang paling sering terbentuk sebagai batuan beku ekstrusif (pemikiran lava). Akan tetapi, kerikil basalt sering juga terbentuk sebagai intrusi kecil dalam bentuk dike maupun sill.

Batu basalt memiliki komposisi yang mirip dengan gabro. Perbedaan keduanya ada pada ukuran butir mineralnya. Pada kerikil basal ukuran butirnya lebih halus daripada watu gabro yang berbutir kasar.


Kebanyakan batuan basalt terbentuk selaku "bedrock" di bumi. Dibandingkan jenis batuan yang lain, basal lebih banyak terbentuk sebagai batuan bantalan. Sebagian besar area cekungan (laut) di bumi teralasi oleh batu basal. Meskipun batuan basal kurang umum ditemukan di kerak benua, tetapi aliran lava (lava flows) dan banjir basalt (basalt flood) juga cukup sering meng-alasi permukaan daratan.

Selain di bumi, batuan basalt juga merupakan batuan yang melimpah di Bulan dan Mars. Permukaan Bulan banyak di didasari oleh ajaran lava basaltik dan basal flood. Daerah bentukan di Bulan ini diketahui sebagai "lunar maria".

 yang utamanya tersusun atas mineral piroksen dan plagioklas Batu Basal dan Proses Pembentukannya
Gambar watu basal dan pembentukannya.

Lunar maria mampu dilihat dengan adanya hamparan "lava flows" yang luas, yang mungkin sudah dipicu oleh peristiwa impact yang besar. Besarnya insiden lunar maria dapat diperkirakan dengan mengamati densitas kawah di permukaannya.

Olympus Mons yakni salah satu gunung berapi perisai yang ada di planet Mars (lihat ciri ciri planet mars). Seperti pada umumnya fitur vulkanik yang lain di Mars, gunung api ini dibuat oleh lava flows basaltik. Olympus Mons merupakan gunung tertinggi di Mars dan gunung berapi paling besar yang ada di tata surya kita.


Proses Terbentuknya Batu Basalt

Sebagian besar batuan basal yang didapatkan di Bumi dihasilkan pada tiga lingkungan pembentukan adalah : 1) Pada batas divergen oceanik, 2) Pada oceanik hotspot, dan 3) Pada mantel plume dan hotspot di bawah kerak benua.

Pembentukan Batu Basal di Batas Divergen Oceanic

Sebagian besar basalt di bumi dihasilkan pada batas lempeng divergen pada sistem "mid-ocean ridges" (pematang tengah samudra). Arus konveksi dari dalam mantel menciptakan peluruhan/melting pada batuan yang ada sebelumnya. Hasil ini akan terbentuk sebagai batas divergen yang kesengsem/terpisah dan meletus di dasar bahari (letusan submarine fissure), dan letusan ini sering menciptakan basal bantal (pillow basalts).

Pegunungan aktif di tengah maritim merupakan badan (host) dari letusan celah (fissure) yang terjadi berulang-ulang. Sebagian besar pegunungan aktif dasar laut terbentuk pada batasan konvergen yang berada di bawah permukaan air pada kedalaman yang maksimum. Di daerah ini setiap uap, debu, ataupun gas yang dihasilkan dari letusan akan diserap oleh kolom air sehingga tidak sempat mencapai permukaan.

Aktivitas gempa adalah satu-satunya indikasi yang banyak berasal dari letusan di pematang (ridge) samudra. Islandia ialah teladan pegunungan dasar bahari, namun telah terangkat ke permukaan sehingga kita dapat memperhatikan pribadi kegiatan gunung berapi-nya.

Pembentukan Batu Basal di Hotspot Oceanic

Kita pahami bahwa Hotspots mampu tersebar tidak teratur, namun juga nonrandom. Hotspot sering tersebar di dekat batas lempeng divergen (mid-ocean ridges), dan umumnya menghilang dari wilayah-daerah di akrab batas lempeng konvergen (subduction zones).

Baca juga mengenai: Lempeng Dunia

Hotspot Oceanik merupakan lokasi yang lain dimana sejumlah besar basalt juga mampu ditemukan. Ini merupakan lokasi dimana plume-plume kecil batuan yang mengalami "melting" naik lewat mantel bumi dari hotspot pada inti bumi. Kepulauan Hawaii yakni contoh di mana gunung api telah terbentuk di atas sebuah hotspot oceanik.

Batuan basalt yang dihasilkan di lingkungan tersebut diawali dengan letusan di dasar bahari. Jika hotspot tersebut tertopang (sustained), letusan yang terjadi akan berulang-ulang dan mampu menghasilkan kerucut vulkanik yang lebih besar. Ini akan terus membesar hingga membentuk sebuah pulau. Itulah mengapa semua deretan Pulau Hawaii dibangun dari letusan basal di dasar laut.

Pembentukan Batu Basalt di Mantel Plume dan Hotspot Kerak Benua

Pembentukan batuan basalt yang ketiga ada pada lingkungan kerak benua, dimana mantel plume atau hotspot menyalurkan sejumlah besar lava basaltik lewat kerak benua hingga pada permukaan bumi. Letusan balasan kegiatan tersebut mampu terjadi melalui vein ataupun celah batuan.

Lihat disini: Perbedaan Kerak Benua dan Kerak Samudra

Aktivitas tersebut dapat menghasilkan lava flows paling besar di kerak benua. Letusan yang ditimbulkan mampu terjadi berulang kali selama jutaan tahun, yang menghasilkan lapisan demi lapisan watu basal yang tertumpuk secara vertikal.

"Columbia River Flood basalt" di Washington, Oregon dan Idaho merupakan contoh dari basal flood yang luas. Contoh yang lain yaitu Emeishan Traps di China, Deccan Traps di India, Etendeka Basalts di Namibia, Karroo Basalts di Afrika Selatan, dan Siberian Traps di Rusia.

Manfaat Batu Basal

Batu basal dipakai untuk aneka macam macam kebutuhan. Kegunaan batu basalt lebih sering terlihat di bidang konstruksi bangunan maupun infrastruktur. Batuan ini sering dihancurkan untuk dipakai selaku agregat dalam proyek kontruksi.

Selain itu, watu basalt juga mampu dimanfaatkan selaku pondasi jalan (landasan), agregat beton, agregat aspal/trotoar, dan ballast kereta api. Batuan basal juga dapat diiris dan dipoles menjadi sebuah kerikil ornamen bangunan seperti ubin lantai dan monumen/tugu.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon