Jumat, 07 Februari 2020

Bagian Instrinsik Puisi Ibu Karya Chairil Anwar

Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat UNSUR INSTRINSIK PUISI IBU KARYA CHAIRIL ANWAR


Perhatikan Puisi Ibu karya chairil Anwar, berikut ini !

 

IBU

(Chairil Anwar)

Pernah aku ditegur

Katanya untuk kebaikan

Pernah aku dimarah

Katanya membaiki kelemahan

Pernah saya diminta membantu

Katanya supaya aku pintar

Ibu…..

Pernah aku merajuk

Katanya saya manja

Pernah saya melawan

Katanya aku degil

Pernah aku menangis

Katanya aku lemah

Ibu…..

Setiap kali aku tersilap

Dia hukum saya dengan hikmah

Setiap kali aku kecewa

Dia berdiri di malam sepi lalu bermunajat

Setiap kali aku dalam kesakitan

Dia ubati dengan penawar dan semangat

Dan Bila aku mencapai kejayaan

Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun…..

Tidak pernah aku lihat air mata dukamu

Mengalir di pipimu

Begitu kuatnya dirimu….

Ibu….

Aku sayang padamu…..

Tuhanku….

Aku bermohon padaMu

Sejahterakanlah beliau

Selamanya…..

 

Puisi Ibu karya chairil Anwar ini sungguh menyentuh hati. Orang yang membacanya akan menciptakan mata berkaca–beling disebabkan mirisnya kata-kata yang sangat menyentuh hati. Hal ini mengingatkan begitu besarnya pengorbanan seorang ibu untuk anaknya. Memang tidak diragukan lagi hasil karya sang penulis legendaris ini. Banyak akhirnya dicari orang yang menyenangi karya sastra. Selain puisi perihal ibu, banyak juga yang yang lain yang ditulis oleh Charil Anwar. Saya kepincut membahasnya karena tahu ada nilai yang mampu diambil sesudah menganalisis puisi ini terkhususnya dengan menjabarkan satu persatu unsur instrinsiknya.

 

Berikut ini unsur instrinsik dari puisi Ibu karya Chairil Anwar.

(1) Tema yaitu pemikiran utama dari puisi baik yang tersirat maupun tersurat. Tema dari puisi “ibu” yang diciptakan oleh Chairil Anwar adalah suatu perasaan terima kasih dari seorang anak kepada seorang ibu yang sudah merawat dan membesarkannya dengan kasih sayang yang nrimo.

(2) Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi. Tipografi yakni tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan suara untuk menciptakan suatu bentuk fisik yang bisa mendukung isi, rasa dan situasi. Tipografi dalam puisi “ibu” oleh Chairil Anwar yakni berbentuk lurus kebawah dan tertata rapi. Tidak ada yang berlebihan hanyalah sebuah perasaan seorang anak yang mendalam bagi seorang ibu yangmungkin membacanya, sang pembaca akan terbawa pada situasi yang lebih damai, murung dan haru yang mendalam.

(3) Amanat atau pesan yaitu sesuatu yang ingin disampaikan penyair lewat karyanya. Amanat dalam puisi tersebut yaitu bagaimana seorang anak mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas berkat yang begitu berlimpah sudah memberikan seorang ibu yang begitu mengasihinya dengan ikhlas dan dengan sarat kasih sayang yang sejati.

(4) Nada yakni perilaku penyair terhadap pembacanya, misalnya sikap rendah hati, menggurui, mendikte, persuasif, dan lain-lain. Nada dalam puisi tersebut ialah menciptakan sang pembaca membaca dengan nada yang miris dan sarat penghayatan akan sosok yang ada di dalam puisi tersebut.

(5) Rasa atau emosional yakni sentuhan perasaan penulisannya dalam bentuk kepuasan, keheranan, kesedihan, kemarahan atau lainnya. Rasa dalam puisi tersebut yakni merasakan murung, terharu, dan rasa terima kasih.

(6) Perasaan yakni sikap pengarang kepada tema (subjek matter) dalam puisinya, contohnya simpatik, konsisten, senang, sedih, kecewa, dan lain-lain. Pada puisi ini, penyair memiliki perasaan yang mengungkapkan terimakasih serta meminta maaf terhadap sang ibu.

(7) Enjambemen adalah pemotongan kalimat atau frase diakhir larik, lalu meletakkan serpihan itu pada permulaan larik selanjutnya. Tujuannya adalah untuk memberi tekanan pada bab tertentu ataupun selaku penghubung antara bab yang mendahuluinya dengan bagian selanjutnya. Puisi ini mempunyai pengulangan kata depan yang terdapat disetiap dua barisnya (a-b-a-b).

(9) Kata kasatmata (khayalan) ialah penggunaan kata-kata yang tepat (diksi yang bagus) atau mempunyai arti denotasi oleh penyair. Puisi yang berjudul “ibu” ini tidak terlampau menampung kata-kata kiasan atau majas yang berlebihan. Kaprikornus, penggunaan kata nyata di dalam puisi ini sangat memiliki takaran yang banyak sehingga mampu menciptakan orang yang awam akan puisi mampu memahami dengan gampang.

(10) Diksi yakni pilihan kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan dalam puisi. Diksi yang digunakan oleh penyair menggabarkan rasa hormat terhadap ibu dan memperlihatkan perasaan yang dalam sebab menggunakan kata-kata yang dalam sehingga mampu menjamah hati pembaca dan pendengar puisi ini.

(11) Akulirik ialah tokoh aku (penyair) di dalam puisi. Dalam puisi ini, penyair memerankan dirinya sebagai tokoh anak yang sedang mengatakan kepada ibunya.

(12) Rima adalah pengindah puisi dalam bentuk pengulangan suara baik permulaan, tengah maupun selesai. Rima dalam puisi tersebut adalah dengan kata “ibu” dan peekanannya juga ada pada kata tersebut.

(13) Verifikasi adalah berbentukrima (persamaan bunyi pada puisi, di awal, di tengah, dan di tamat); ritma (tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemahnya bunyi).Persamaan bunyi (rima) terdapat pada beberapa kata, mirip kata “ibu”. Ritma disini tergantung pada si pembaca puisi yang menjiwai puisi ini.

(14) Majas adalah cara penyair menjelaskan pikirannya melalui gaya bahasa yang indah dalam bentuk puisi. Majas dalam puisi tersebut yaitu tata bahasa dan penekanan yang ada dalam puisi dengan judul “ibu” dan penyair menulis dengan gaya yang indah dan mampu dinikmati juga agi sang pembaca sehingga puisi tersebut mampu tersampaikan.

(15) Citraan (pengimajian) yakni gambar-gambar dalam asumsi, atau citra angan si penyair. Setiap gambar fikiran disebut gambaran atau imaji (image). Gambaran asumsi ini yaitu sebuah efek dalam fikiran yang sangat menyerupai citra yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap suatu objek yang dapat dilihat oleh mata (indera penglihatan). Citraan dalam puisi “ibu” oleh chairil Anwar adalah menggambarkan apa yang dirasakn sang penulis dan seorang pembaca juga akan mencicipi hal yang sama pada dikala membaca puisi tersebut dengan sarat penghayatan.

 

Demikianlah analisis unsur instrinsik atau pembangun puisi Ibu karya Chairil Anwar tersebut. Dapat disimpulkan bahwa puisi memiliki suatu pesan yang mengandung nilai yang ingin disampaikan oleh penulis bagi para pembaca. Saya bahwa apresiasi yakni sebuah acara mengakrabi karya sastra untuk mendapatkan pemahaman, penghayatan, dan penikmatan kepada karya itu hingga diperoleh kekayaan wawasan dan wawasan, kepekaan pikir, dan rasa terhadap aneka macam segi kehidupan.

 

Relevansi dalam kehidupan manusia ialah ihwal bagaimana cara menghormati seorang ibu. Mungkin semua insan di dunia ini akan datang pada suatu titik untuk melewatkan kasih setia sang ibu, namun Charil hadir dan mengingatkan kembali wacana ibu. Dengan cara menjabarkan era lalunya bareng sang ibu yang tetap menunjukkan nasihat dan teguran, walau kerap kali mungkin ia merasa bosan mendengarnya. Kembali lagi pada titik tadi, akibatnya Charil sadar dan mengerti kasih sayang sang ibu. Sebuah pribahasa menutup bagian ini: kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan.





Sumber https://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon