Kamis, 19 Maret 2020

Business Disruption

Disruption pada industri media sudah banyak menimbulkan kebangkrutan media cetak yang dulunya unggul dan menguasai pasar. Bahkan untuk media dengan genre life style sekalipun yang paling laku (menguasai pasar) tidak mampu bertahan dengan adanya serbuan dan gangguan (disruption) media digital, yang didukung dengan sosial media yang fenomenal menjadi point of interaction (mirip Facebook, Instagram, Youtube, Whatsapp) yang digunakan oleh nyaris semua orang dikala ini.

 telah banyak menyebabkan kebangkrutan media cetak yang dulunya unggul dan menguasai pasar Business Disruption
Business Disruption oleh : Gagan Gandara.
Adanya kemajuan info teknologi digital, telah menyebabkan Femina group yang pada dekade 90-an merupakan pemimpin pasar pada group media cetak, dengan genre majalah lifestyle harus mengalami kemunduran dan kalah bersaing dengan hadirnya media-media digital gres yang saat ini menguasai pasar Indonesia.

Pelajaran yang dapat diambil dari masalah Femina Group, seperti yang disampaikan oleh Hannie Kusuma mantan pemimpin redaksi Femina Group yang berkarir awalnya sebagai jurnalis, setidaknya berdasarkan pandangan penulis ialah selaku berikut:

Keterlambatan menyesuaikan diri
Keterlambatan beradapatasi sejatinya terjadi karena perusahaan gagal dalam menyusun taktik bisnis utamanya dalam hal melaksanakan “scanning environment”. Meskipun faktor-aspek eksternal sangat susah untuk dikendalikan, tetapi kesanggupan perusahaan mengantisipasi dan menyesuaikan diri terhadap kemajuan teknologi dan pasar menjadi sungguh penting pada kala ketika ini. Karena perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat secara eksponensial diharapkan terobosan dan inovasi gres dalam memproduksi konten, inovasi dalam membuat media platform itu sendiri, content distribution serta pola komunikasi dan pola relasi dengan para pembaca. Perusahaan harus mampu mengantisipasi kompetisi yang sangat ketat dari pendatang baru dan pergeseran masyarakat dalam mengakses gosip yang makin gampang melalui jejaring teknologi internet dengan kenyamanan dan kecepatan yang kian tinggi. Femina group terlambat meresponse pergeseran ini, sehingga dalam waktu singkat ditinggalkan para pembacanya.

Business Model
Pentingnya mempunyai produk sendiri, sehingga bisnis tidak sangat bergantung kepada pihak lain yang mempunyai produk (principal). Pada kasus Femina Group, cukup banyak brand-merk majalah internasional yang dibeli lisensinya untuk dibuat secara setempat di Indonesia, dengan membayar principal fee yang cukup tinggi. Pembayaran principal fee umumnya dikerjakan per tahun dan dibayar dimuka, sehingga dalam keadaan bisnis media cetak dalam disruption oleh media digital, hal ini akan sangat memberatkan para pemain setempat seperi Femina Group.

Production Process
Sebagai pemimpin pasar dengan oplah yang tinggi dan permintaan pemasangan iklan yang tinggi menimbulkan perusahaan harus cepat menyanggupi undangan pasar. Di satu segi proses produksi membutuhkan percetakan dengan kapasitas terpasang yang cukup besar. Sehingga langkah mudah yang ditempuh adalah melakukan pencetakan majalah di percetakan milik perusahaan lain. Kondisi ini menjadikan ongkos produksi yang lebih tinggi dan perusahaan tidak mampu melaksanakan intervensi kepada struktur biaya produksi perusahaan lain. Penurunan oplah iklan yang tadinya mampu 70% iklan semakin menurun sampai dengan 15% iklan, namun di sisi lain ongkos produksi majalah tidak mampu diturunkan. Hal ini menyebabkan Femina Group semakin berat dalam melaksanakan usahanya.

Perkembangan teknologi berita di Indonesia yang ditandai dengan kian baiknya infrastruktur internet broadband yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi selular, serta pembangunan infrastruktur jaringan fiber internet sudah menjadikan koneksi kanal dan pengiriman konten menjadi sangat mudah dan cepat. Kondisi ini mengakibatkan media internet yang ditunjang dengan adanya device personal komputer dan smartphone mengakibatkan akses kepada berita semakin gampang dan mampu dilaksanakan dimana saja dan kapan saja.

Perkembangan teknologi, perubahan perilaku mengakses media, pergeseran pasokan konten yang semakin bermacam-macam dan cepat yang bahkan konten saat ini bisa dibuat dan sebarkan oleh siapapun dalam hitungan jam, maka dapat dipastikan industri media gosip yang berbasis media cetak akan tergusur, sebab membutuhkan waktu buatan yang usang serta pergantian pembaca yang mengakses isu dan segala isu melalu smartphone di tangan tanpa mengenal batasan waktu dan kawasan.

Perkembangan teknologi dan perilaku penduduk yang selalu terkoneksi (always on) telah gagal diantisipasi dengan segera oleh Femina Group.

Di segi lain kemajuan teknologi gosip telah melahirkan aneka macam macam bisnis baru. Peluang baru semakin mudah dan banyak bermunculan dengan adanya kemudahan koneksi dan setiap orang terkoneksi dengan internet. Salah satunya Media Intelligence, dimana perusahaan menyediakan system layanan media monitoring yang mampu memotret kondisi popularitas, obrolan, sentimen dari suatu brand atau personal branding seseorang lewat monitoring media online dan bahkan media off-line di level nasional maupun lokal. Media Intelligence sungguh memiliki kegunaan untuk mengenali posisi popularitas sebuah merk sehingga perusahaan mampu melalukan tindakan yang sempurna dalam melakukan kegiatan marketing dan promosi untuk meningkatkan awareness serta memajukan konversi menjadi jumlah konsumen dan pemasaran.


Oleh :
Gagan Gandara
NIM: K15181232
Mahasiswa Magister Management Sekolah Bisnis IPB
Catatan Mata Kuliah Kapita Selekta
Sumber https://ghost-ships.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)