Geografi pertanian ialah salah satu aspek ilmu geografi yang sungguh penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Hal ini terjadi alasannya adalah sub-keilmuan geografi ini membahas perihal kegiatan pertanian dan buatan masakan.
Seperti yang kita pahami, masakan yakni salah satu dari barang primer yang dibutuhkan oleh semua manusia. Oleh karena itu, ketahanan dan ketersediaan pangan ialah salah satu berita yang sangat penting untuk diperhatikan oleh para geografer.
Pada potensi ini, kita akan mencoba untuk mengetahui pemahaman serta ruang lingkup ilmu dari cabang keilmuan geografi pertanian. Yuk simak postingan dibawah ini!
Daftar Isi
Pengertian Geografi Pertanian
Sebelum belajar dan menjajal untuk mengerti lebih lanjut mengenai geografi pertanian, kita harus mengenali apalagi dulu apa bekerjsama cabang geografi ini. Di bawah ini, kita akan mencoba membicarakan mengenai definisi dari geografi pertanian menurut para hebat dan secara bahasa atau etimologis.
Geografi Pertanian Secara Etimologis
Secara etiomologis, geografi pertanian berasal dari 2 kata yakni geografi dan pertanian. Kita telah paham bahwa geografi ialah ilmu yang mencoba untuk menjelaskan persebaran dan keterkaitan dari fenomena-fenomena secara keruangan.
Pertanian sendiri yakni langkah-langkah bercocok tanam dan berkebun untuk menghasilkan produk tani. Dalam pertanian sendiri, ada banyak faktornya mulai dari kesuburan tanah, alat tani, teknik bertani, dan ketersediaan air.
Oleh karena itu, geografi pertanian mampu ditarik kesimpulan selaku ilmu yang mencoba menjelaskan dan mengaitkan persebaran faktor-aspek pertanian tersebut secara keruangan. Serta, dikaitkan pula dengan acuan hidup insan.
Geografi Pertanian Menurut Singh dan Dilon
Geografi pertanian ialah deskripsi perihal seni mengolah tanah dalam skala ruang yang luas dengan memperhatikan keadaan lingkungan alam dan insan.
Geografi Pertanian Menurut Ibery
Geografi pertanian menurut Ibery yakni suatu usaha untuk menjelaskan mengenai kombinasi aktivitas pertanian secara spasial pada sebuah daerah di permukaan bumi.
Geografi Pertanian Menurut Laningen dan Butler
Menurut Laningen dan Butler dalam bukunya Agricultural Geography geografi pertanian yakni ilmu yang berfokus pada aneka macam macam bentang alam pertanian serta konteks sosial, ekonomi, lingkungan, dan politis yang mempengaruhinya.
Sebagian besar riset yang dilakukan pada ilmu geografi pertanian berkonsentrasi pada faktor buatan ketimbang aspek konsumsi pertanian.
Geografi Pertanian Menurut G. Robinson
Menurut Robinson, geografi pertanian adalah ilmu yang mempelajari faktor spasial dari aktivitas pertanian, mirip persebarannya. Pertanian sendiri yaitu salah satu tata cara bikinan masakan dan bahan dasar yang sungguh penting bagi kehidupan.
Pertanian meliputi input agrikultur, acara pertanian, pembuatan masakan, distribusi, hingga pemasaran makanan tersebut.
Geografi Pertanian Menurut McGraw-Hill
Dalam kamus ungkapan ilmiah McGraw-Hill, geografi pertanian didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari persebaran acara pertanian dan keterhubungannya dengan lingkungan disekitarnya.
Ruang Lingkup Geografi Pertanian
Berdasarkan pemahaman-pengertian diatas, kita telah dapat menawan kesimpulan bukan apa yang bantu-membantu dimaksud dengan geografi pertanian?
Sekarang, kita akan menjajal membahas ruang lingkup dari geografi pertanian. Ruang lingkup disini artinya ialah hal-hal apa saja yang mau dibahas dan dikaji secara mendalam.
Secara lazim, lingkup kajian geografi pertanian adalah topik-topik berikut ini adalah
- Persebaran spasial tempat dan komoditas pertanian
- Sumber daya alam sebagai bagian dari input pertanian
- Evolusi dan revolusi dalam pertanian
- Produksi pertanian
- Faktor yang menghipnotis pertanian
- Dampak pertanian terhadap lingkungan sekitar
Jika kita amati, semuanya bekerjasama dengan proses pertanian dan bagaimana proses tersebut terkait secara spasial. Setelah ini, kita akan menjajal untuk menggali lebih dalam setiap topik bahasan tersebut.
Persebaran Kawasan dan Komoditas Pertanian
Persebaran daerah dan komoditas pertanian merupakan topik bahasan yang sungguh penting dalam geografi pertanian. Terutama, untuk mengerti acuan produksi, distribusi, dan konsumsi kuliner di dunia.
Seringkali, sebuah komoditas diproduksi di suatu negara tetapi dimakan di negara yang lain. Hal ini terjadi alasannya produk tersebut memang didesain untuk diekspor demi menyanggupi kebutuhan pasar internasional.
Perdagangan ini memang sengaja dilakukan alasannya menunjukkan laba berupa devisa bagi negara pengekspor. Selain itu, kondisi lingkungan di sebuah negara juga belum pasti memungkinkan untuk memproduksi sebuah komoditas, padahal, komoditas tersebut diperlukan.
Kita telah membicarakan tentang persebaran pertanian secara biasa , namun, bagaimana dengan pertanian dalam sebuah kawasan tertentu?
Sekarang, sudah banyak teori yang mencoba untuk menerangkan persebaran lokasi pertanian dalam suatu wilayah. Namun, yang paling kerap digunakan yakni teori guna lahan Von Thunen.
Dalam teorinya, von thunen menyatakan bahwa letak zona pertanian sungguh bergantung dengan ongkos transportasi yang ada pada sebuah kawasan, serta nilai tambah ekonomi atau bid rent yang ada pada komoditas tersebut.
Sumber Daya Alam sebagai Input Pertanian
Analisis tentang sumber daya alam sebagai input pertanian juga merupakan topik bahasan yang sungguh penting. Hal ini terjadi sebab pertanian mempunyai keterkaitan yang sungguh erat dengan lingkungan sekitarnya.
Bahkan, pertanian juga merupakan salah satu bentuk sumber daya alam yang dapat diperbarui. Hal ini terjadi sebab waktu regenerasi flora-tumbuhan pertanian relatif cepat dibandingkan dengan laju konsumsinya.
Namun, dalam bertani, tentu saja diharapkan input zat hara dan mineral seperti karbon, nitrogen, fosfor, dan kalium. Kombinasi ini kerap dikenal selaku pupuk NPK oleh para pelaku industri pertanian.
Selain itu, pertanian pada zaman modern juga kerap diotomatisasi dengan mesin dan kendaraan pertanian tractor atau combine. Mesin-mesin ini memerlukan bensin selaku tenaga penggeraknya. Padahal, kita mengetahui bahwa bensin ialah salah satu sumber daya alam yang tidak mampu diperbaharui.
Revolusi dan Evolusi Pertanian
Praktik pertanian selalu berganti seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi. Dalam sejarah insan, tercatat bahwa telah terjadi beberapa kali revolusi pertanian.
Revolusi pertanian ini menyebabkan peningkatan produksi pertanian yang eksponensial pada zamannya. Revolusi-revolusi inilah yang berperan besar dalam menggagalkan prediksi Malthus tentang krisis kependudukan dan ketersediaan sumber daya.
Studi perihal bagaimana pertanian ber evolusi dan revolusi-revolusi yang ada pada sejarah pertanian menjadi sangat penting. Terutama, saat kita ingin memprediksikan acuan pertanian kedepannya dan rencana strategis apa yang mesti dibentuk.
Produksi Pertanian
Setiap komoditas mempunyai sistem buatan pertanian yang berlawanan-beda, setiap daerah memiliki teladan buatan yang berlainan-beda pula. Sistem produksi pertanian ini pastinya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang unik kepada tempat tersebut.
Sangat krusial bagi seorang geografer yang meneliti pertanian untuk memahami sistem-sistem buatan pertanian yang ada serta bagaimana persebarannya. Hal ini penting untuk dilaksanakan karena pada dasarnya, memperhatikan serta menganalisis persebaran dari sebuah fenomena ialah tugas utama seorang geografer.
Sebagai contoh, daerah yang ada di lintang tinggi tentu saja akan memiliki tantangan yang berbeda dengan kawasan pertanian yang ada di lintang tropis. Begitu pula dengan kawasan pertanian yang ada di pegunungan, niscaya akan memiliki tantangan yang berlainan dengan tempat pertanian di pinggir sungai.
Sistem pertanian yang berbeda-beda ini merupakan respons dari tantangan-tantangan yang berbeda beda pula. Oleh sebab itu, dengan memahami tata cara pertanian apa yang dikerjakan, peluangnya kita mampu mengerti pula tantangan yang ada di wilayah tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Pertanian
Seperti yang sudah diterangkan diatas, pertanian mempunyai berbagai aspek yang mempengaruhi. Seperti yang sudah kita pelajari dalam paham fisis determinis dan possibilisme, pertanian ialah salah satu aktivitas yang sangat dipengaruhi lingkungan sekitarnya.
Secara lazim, berikut yakni faktor-aspek yang mensugesti acara pertanian di suatu kawasan
- Sistem ekonomi yang berlaku
- Kondisi iklim yang ada di wilayah tersebut
- Pola perekonomian masyarakat sekitar
- Bentang alam yang ada pada daerah tersebut
- Kesuburan tanah yang ada
- Kedekatannya dengan gunung api
- Biodiversitas yang ada di sebuah kawasan
- Tradisi dan budaya yang telah mengakar di penduduk
- Keberadaan teknologi dan infrastruktur penunjang
- Keberadaan duit dan modal untuk menunjang pertanian
- Sistem pasar yang ada untuk membeli produk pertanian tersebut
- Persebaran serta kepadatan penduduk yang ada di suatu daerah
Selain 12 aspek diatas, masih banyak bergotong-royong faktor-faktor lain yang mensugesti aktivitas pertanian dan sistem pertanian yang dikerjakan di suatu kawasan.
Oleh karena itu, sungguh penting bagi geografer untuk meneliti dan mengerti aspek-faktor ini semoga mampu menerangkan pertanian mirip apa yang akan terbentuk di sebuah wilayah.
Dampak Pertanian kepada Lingkungan Sekitar
Tentu saja pertanian memiliki dampak yang sungguh besar bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini terjadi karena acara pertanian mempunyai eksternalitas yang besar, sehingga pasti akan mengganti kondisi ekosistem disekitarnya.
Bahkan, pertanian dapat mempengaruhi siklus biogeokimia yang ada pada daerah disekitarnya. Terutama, pada siklus nitrogen dan siklus karbon sebab petani umumnya sangat menggemari penggunaan pupuk NPK dan pupuk kandang untuk memajukan zat hara tanah.
Oleh alasannya itu, seorang peneliti mesti mampu menyaksikan relasi-kekerabatan yang terbentuk antara proses pertanian yang terjadi di sebuah wilayah dengan kondisi wilayah disekitarnya.
Referensi
Laingen, C. & L. Butler Harrington (2013): Agricultural Geography. Oxford Bibliographies
Agricultural Geography. (n.d.) McGraw-Hill Dictionary of Scientific & Technical Terms, 6E. (2003). Retrieved September 29 2020 from
Outline of Agricultural Geography – A. Balasubramanian
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon