Rabu, 15 Juli 2020

Indonesia Disangka Serang Komputer Bank Sentral Australia

Bank Sentral Australia tak akan mengonfirmasi detil serangan siber yang terjadi 2 tahun kemudian..
Foto : Australian menerka serangan  ini dikerjakan oleh Indonesia. Berita serangan terhadap RBA dilansir Bank Sentral Australia (RBA) mengira Indonesia berada di balik pelanggaran jaringan komputernya, dua tahun kemudian.

Ini yaitu laporan kedua dari serangan siber di departemen utama Pemerintah Australia, sehabis China disalahkan atas pelanggaran di Biro Meteorologi (BoM).

RBA tak akan mengonfirmasi detail insiden itu.

Nigel Phelan bekerja di Kepolisian Federal Australia (AFP) selama 21 tahun dan kini menjabat administrator keamanan internet di Universitas Canberra.

"Ada banyak gosip, kami tak tahu sejauh mana itu. Jelas RBA, dikala Anda melihat seperti apa lembaga ini, itu yaitu lembaga yang matang, dan saya percaya, hampir saban hari mereka berusaha untuk menangkis serangan siber yang menyerang mereka," jelasnya.

Ia mengatakan, Indonesia sangat terpesona pada apa yang terjadi di dalam RBA.

"Saya pikir sebagian besar negara OECD dan negara yang bersahabat dengan OECD ingin tahu apa yang terjadi. Ketika Anda menyaksikan fluktuasi mata duit, hal-hal semacam itu, sekali lagi itu data yang besar untuk perdagangan," kemukanya.

Seperti kejadian BoM, Bank Sentral Australia menolak untuk menawarkan konfirmasi dan mengungkapan kasus ini lebih lanjut.

Para jago seperti Nigel beropini bahwa hal itu yaitu duduk perkara besar.

"Mengingat dogma yang diberikan dan keamanan dari warga Australia untuk menggunakan situs web pemerintah, mereka semestinya mengatakan, 'ya kita punya persoalan ini, apa pun itu dan kami melakukan pekerjaan sungguh keras untuk menghemat dan memperbaiki serta menyikapi kejadian itu'," utaranya.

Ia beropini, semestinya ada pelaporan wajib untuk pelanggaran data.

"Ini soal dogma, akidah dan keselamatan pengguna internet Australia untuk bermasalah dengan pemerintah, untuk menempatkan gosip langsung mereka di sana, untuk melakukane-commerce, hal-hal semacam itu, bahwa dikala ada duduk perkara, mereka akan diberitahu ihwal hal itu dan diberitahu sejujurnya," terangnya.

Industri keamanan IT berspekulasi soal serangan di Biro Meteorologi.

BoM telah menolak untuk mengatakan ihwal apa, kapan dan di mana serangan itu terjadi dalam metode komputer mereka.

Keterangan untuk media di situs hanya bertuliskan, "Biro tidak mengomentari duduk perkara keamanan."

James Turner dari Asosiasi Keamanan Informasi Australia (AISA), yang mempunyai 3.000 anggota dari industri keselamatan IT, mengatakan, sektor ini ramai dengan spekulasi.

"Jika suatu negara tertarik untuk menerima kanal ke aset isu tertentu, mereka akan memperpanjang sumber daya, dan begitu mudah diprediksi bahwa mereka memburu organisasi Australia, tentu saja," tuturnya.

Ia mengungkapkan, "Saya tak bisa komentar perihal aset apa yang secara khusus mereka cari tapi ini sudah dipikirkan dan akan ada jalan menuju sasaran potensial yang lain atau mungkin sejumlah target lainnya yang telah diidentifikasi sebagai sumber yang bagus."

James menyampaikan, para hacker senantiasa mencari tautan terlemah dalam rantai info.

"Jadi Anda tak pernah maksimal menyerang bagian terbaik dari pertahanan sebuah organisasi. Seringkali seorang penyerang akan menyerang rantai pasokan dan pola yang bagus dari ini ialah ‘Target’, sebuah toko rumah tangga di Amerika Serikat,” katanya.

Ia menyertakan, "Kompromi terhadap mereka bergotong-royong tiba dari sebuah perusahaan rekayasa yang memantau dan mendukung tata cara HVAC.”
Sumber https://ghost-ships.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)