Setelah diberitakan meletus, Gunung Barujari statusnya ditetapkan waspada pada level II, mirip informasi yang dirilis JawaPos.
Gunung Barujari masih berstatus berhati-hati level II. Itu sesudah meletus dan menghembuskan debu, asap dan watu pada Minggu (25/10), gunung yang berlokasi di Danau Segara Anak tersebut masih menawarkan peningkatan acara.
“Kita mengawasi masih ada kenaikan kegempaan tremor,” kata Kasubid Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Wilayah Timur Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Dr Devy Kamil Syahbana kepada Lombok Post (Jawa Pos Group), Senin (26/10).
Menurutnya, alat seismometer memberikan ada semacam getaran yang diakibatkan pergerakan magma dalam Gunung Barujari ke permukaan. Pihaknya mencatat bahwa sampai Senin (26/10) pukul 12.00 Wita, sedikitnya delapan kali gempa tremor dengan amplituda 3-6 milimeter dan durasi 5-45 detik.
Dalam 12 jam terakhir juga, ada dua kali gempa vulkanik dalam dengan amplituda maksimum 6 milimeter dan durasi 5-8 detik. “Tadi pengamat gunung berapi juga telah naik mengamati secara visual,” imbuhnya.
Namun, dari hasil observasi tersebut, kata Devy, sampai Senin pagi, tidak tampakadanya kegiatan letusan. Hanya teramati asap tipis. “Makara kenaikan acara ini belum signifikan,” ungkapnya.
Dengan argumentasi tersebut, status Gunung Barujari masih ditetapkan berhati-hati level II. Dengan demikian, penduduk masih dihentikan untuk beraktivitas di sekeliling kaldera Gunung Rinjani, termasuk sekitar Danau Segara Anak.
Karena kemungkinan adanya letusan susulan masih ada. Meski pihaknya tidak mampu menentukan apakah akan benar terjadi dan kapan pastinya. “Tapi bila untuk kemungkinan meletus besar itu masih sangat kecil,” jelasnya. Sumber https://ghost-ships.blogspot.com
pop
Selasa, 28 Juli 2020
Pasca Meletus, Status Gunung Barujari Masih Waspada
Diterbitkan Juli 28, 2020
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon