Jumat, 28 Agustus 2020

Antara: Kantor Isu Nasional Indonesia


Kantor info ANTARA atau lebih tepatnya Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (Perum LKBN Antara) merupakan kantor gosip nasional yang ada di Indonesia. Kantor informasi ini sepenuhnya dimiliki dan dijalankan oleh pemerintah Indonesia.





Perum LKBN Antara merupakan tubuh perjuangan milik negara (BUMN) yang mempunyai peran untuk meliput dan menyebarluaskan gosip secara cepat dan sempurna. Pangsa pasar LKBN Antara tidak hanya di Indonesia, namun untuk luar negri pula.






Sejarah ANTARA





Sejarah kantor isu LKBN Antara terbagi menjadi beberapa fase yang antara lain adalah awal mula pendiriannya, abad-abad pendudukan jepang, kala permulaan kemerdekaan, dan periode sekarang.





Awal Mula Pendirian Kantor Berita ANTARA





Wartawan Kantor berita Antara
Wartawan ANTARA menggunkan mesin telegraf (wikipedia.org)




Gagasan untuk mendirikan kantor gosip independen awalnya timbul pada zaman kolonialisme belanda di Hindia Belanda. Saat itu, kantor info belanda ANETA (Algemeen Nieuws-en Telegraaf-Agentschap) dirasa tidak berimbang dalam meliput dan memberitakan insiden-peristwa di Hindia Belanda, terutama yang berbau sosial politik.





Oleh sebab itu, wartawan muda Albert Manoempak Sipahoetar dan mahasiswa ilmu aturan Raden Mas Soemanang Soeriowinoto berinisiatif untuk membangun kantor isu baru yang lebih independen dan nasionalis.





Selain untuk mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan dan persatuan nasional Indonesia, kantor informasi ini juga penting untuk menjunjung tinggi asas jurnalisme yang imparsial dan tidak berat sebelah. Sebuah asas yang dikala itu tidak diindahkan oleh kantor gosip ANETA.





Naamloze Vennootschap (NV) Kantor Berita Antara secara resmi didirikan pada 13 desember 1937 oleh A.M Sipahoetar, Adam Malik, Pandoe Kartawiguna, dan RM Soemanang Soeriowinoto.





Pada permulaan pembentukannya, redaktur dari kantor isu Antara yakni Adam Malik sedangkan RM Soemanang berperan selaku direktur pertamanya. Pandoe Kartawiguna berperan sebagai administrator dari Kantor Berita ANTARA yang dibantu oleh wartawan lapangan A.M Sipahoetar.





Kantor pertama ANTARA berada di Jakarta Kota, lebih tepatnya di Buiten Tigerstraat 30 atau yang sekarang kita kenal selaku Jl. Pinangsia 70 Jakarta Kota.





Pada tahun 1941, terdapat pergeseran kepengurusan dimana jabatan eksekutif diserahkan kepada Sugondo Djojopuspito sedangkan jabatan redaktur tetap dipegang oleh Adam Malik.





 



ANTARA pada abad penjajahan Jepang





Karena efek penjajahan jepang, kantor ANTARA dipindahkan ke gedung yang sama dengan kantor informasi Domei milik Jepang pada tahun 1942. Saat itu, ANTARA menetap di basement gedung sedangkan lantai atasnya digunakan oleh kantor gosip Domei.





Awalnya, Jepang memperbolehkan ANTARA untuk meliput dan berbagi isu di daerah Hindia Belanda atas nama ANTARA. Namun, kesannya Jepang berganti asumsi dan memaksa ANTARA untuk mengubah nama menjadi Yashima yang artinya adalah ‘semesta’.





 



ANTARA pada kurun permulaan Indonesia Merdeka





Kantor awal kantor berita ANTARA
Kantor ANTARA di Jakarta (Tropenmuseum)




Ketika pemerintahan republik Indonesia yang baru berumur beberapa bulan memindahkan ibukotanya ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946, ANTARA juga memutuskan untuk mengungsikan kantornya ke Yogyakarta. Namun, kantor di Jakarta tetap dibuka selaku kantor cabang.





Kantor gosip nasional ANTARA cabang Jakarta sendiri juga pernah memindahkan kantornya ke gedung Proklamasi pada Jl. Pegangsaan Timur No 56 dikala terjadi aksi militer pertama Belanda pada tanggal 21 Juli 1947.





Pemindahan ini disebabkan oleh penyegelan kantor cabangnya di Jl. Pos No 57 oleh pemerintah Belanda, sedangkan gedung No 53 telah ditempati kembali oleh kantor isu ANETA. Kantor informasi milik Belanda ini kembali beroperasi di Indonesia saat Belanda kembali bareng pasukan sekutu seusai perang dunia 2.





Pada saat terjadi agresi militer kedua Belanda pada 19 Desember 1948, banyak staff kantor gosip nasional ANTARA yang ikut bergerilya dengan caranya masing-masing.





Wartawan ANTARA di Bandung yakni Sjarief Soelaiman dan Dajat Hardjakusumah mendirikan kantor informasi lokal pewarta nasional (PENA) untuk memuat pemberitaan dari para pejuang kemerdekaan.





Staff-staff ANTARA di Solo mempublikasikan buletin ANTARA Dharurat Mobil di tempat gerilya selaku wadah pemberitaan para gerilyawan dan penduduk Indonesia. Buletin ini sangat penting dalam mengimbangi pemberitaan dan propaganda negatif yang diluncurkan Belanda dan prajurit sekutu.





Keadaan gerilya ini berjalan sampai Belanda mempesona kembali pasukannya dari Yogyakarta, tujuh bulan lalu, pada Juli 1949. Akhirnya, antara sentra dipindahkan kembali ke Jakarta pada bulan Agustus 1949.





 



Kantor Berita Nasional ANTARA Masa Kini





Pada tahun 1962, ANTARA resmi menjadi forum kantor informasi nasional (LKBN) yang berada langsung di bawah presiden republik Indonesia. LKBN ANTARA merupakan kantor gosip terbesar di Indonesia yang sifatnya semi-pemerintah.





Meskipun awalnya dibentuk sebagai badan perjuangan swasta, setelah Indonesia merdeka dan bebas dari agresi Belanda, ANTARA menjelma kantor gosip yang bersifat BUMN.





Agar mampu berkompetisi dengan perusahaan media lainnya di Indonesia yang semakin banyak, dan mempergunakan kesempatan-kesempatan bisnis yang tercipta, LKBN ANTARA diubah menjadi perusahaan umum (Perum). Keputusan ini diambil oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 18 Juli 2007 lewat PP 40/2007.





Agar mampu menjadi perusahaan yang menguntungkan, LKBN ANTARA mulai menyusun neraca pembuka yang tertuntaskan selama dua tahun setelah diterbitkannya SK Menkeu pada simpulan September 2009.





Sejak diterbitkannya neraca pembuka tersebut, kinerja keuangan LKBN ANTARA mampu dimonitor dengan lebih mudah oleh para pemegang sahamnya, yaitu pemerintah Indonesia





 



Status LKBN Antara





Wisma milik Kantor Berita Nasional ANTARA
Kantor ANTARA (wikipedia.org)




Saat ini, status dari LKBN Antara adalah selaku kantor info nasional yang bersifat BUMN. Pada kasus ini, semua kekayaan dan lini perjuangan yang dimiliki oleh LKBN antara bersifat milik negara karena tidak ada lembar saham yang dimiliki oleh pihak lain. Hal ini diatur dalam PP No 40 Tahun 2007.





Struktur kepengurusan yang ada berupa direksi dan dewan pengawas. Direktur utama ketika ini yakni Meidyatama Suryodiningrat, dia dibantu oleh tiga administrator lainnya yakni Hempi Prajudi, Muhammad Munir, dan Nina.





Pemerintah juga mengangkat anggota dewan pengawas yang berisikan Sutrimo sebagai ketua dan Deddy Hermawan serta Santoso selaku anggota dewan pengawasnya.





 



Layanan yang diberikan oleh LKBN Antara





Core Business dari LKBN Antara yakni layanan isu media yang berupa bisnis ke bisnis (B2B). Namun, sekarang antara sudah mulai melakukan diversifikasi produk ke ranah publik, baik melalui portal isu antaranews.com ataupun portal gosip lokal kawasan lainnya.





Secara biasa , layanan dari LKBN Antara mencakup bikinan isu teks, foto, dan multimedia selaku bisnis intinya. Namun, terdapat pula layanan non-inti yang bersifat layanan teknis dan marketing yang berkerjasama dengan beberapa perusahaan asing, seperti Reuters, AFP, DPA, Xinhua, dan Bloomberg.





Layanan non-inti ini antara lain yakni jasa penerbitan, pelatihan jurnalistik, komunikasi pemasaran, PR Wire, dan penyelenggaraan kegiatan pada Auditorium Adhiyana.





Selain menyasar pelanggan media massa, konten untuk konsumen bisnis juga dikembangkan lewat unit bisnis IMQ. Layanan khususnya adalah susukan data instan tentang harga valuta asing, emas, dan komoditas-komoditas yang lain di bursa jual beli, baik nasional ataupun internasional.





Selain itu, IMQ juga menunjukkan isu terkini tentang perkembangan bisnis dan perekonomian global dari pusat-pusat bisnis dunia mirip New York, Tokyo, dan London.





 



Referensi





Ensiklopedia Nasional Indonesia, PT Cipta Adi Pustaka, Jakarta:1988



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon