Kamis, 27 Agustus 2020

Jurnal: Pemahaman Dan Contohnya


Kalian pernah mendengar kata-kata jurnal akademik atau jurnal ilmiah? Jika kalian sekarang masih menjadi mahasiswa atau bergelut di bidang akademisi seperti guru ataupun dosen, pastinya kalian akan familiar dengan istilah-ungkapan ini.





Umumnya, jurnal ilmiah ini dipakai oleh dosen atau akademisi selaku wadah untuk menerbitkan hasil penelitian mereka. Tidak jarang, dosen juga mendorong mahasiswa untuk menerbitkan peran hasilnya dalam bentuk jurnal.





Tetapi, untuk sahabat-sahabat pembaca lain yang mungkin belum terlalu familiar. Sekarang kita akan mencoba membicarakan secara lebih dalam tentang apa sebenarnya jurnal ilmiah dan jurnal akademik serta apa saja pola-misalnya.






Definisi Jurnal Ilmiah





Jurnal pada dasarnya ialah sebuah publikasi ilmiah yang berisi kumpulan artikel ilmiah yang diaudit oleh seorang atau sekelompok editor dan terbit secara bersiklus.





Sebelum diterbitkan, postingan-postingan yang masuk kedalam jurnal ilmiah biasanya sudah direview dan dievaluasi oleh tim editor jurnal tersebut. Setelah lolos proses penilaian dan kerap kali peer review, postingan dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Proses evaluasi ini penting guna mempertahankan mutu postingan yang terbit pada jurnal tersebut.





Umumnya, tim editor ini terdiri dari pakar-pakar yang memang berkecimpung pada bidang tersebut. Misalnya jurnal penyusunan rencana desa, maka tim editornya ialah cerdik atau bahkan praktisi yang bergerak pada bidang pengembangan dan penyusunan rencana pedesaan.





Apa isi jurnal ilmiah?





Pada umumnya, jurnal berisi postingan-artikel berupa laporan observasi, laporan survei, atau studi literatur. Umumnya postingan-artikel ini berisikan beberapa bagian yakni judul, abstrak, deskripsi pengirim , kajian pustaka, metodologi, hasil analisis, serta diskusi dan implikasi (kesimpulan).





Terkadang, artikel-artikel jurnal juga mempunyai saran roadmap riset kedepannya yang mampu menunjang pengembangan keilmuan di bidang tersebut. Atau kelemahan-kelemahan dari riset yang sudah dilakukan yang mungkin dapat diperbaiki di abad depan.





Selain itu, bahasa yang dipakai oleh postingan-artikel jurnal ilmiah juga umumnya bersifat bahasa akademik yang baku dan formal. Jauh berlawanan dengan bahasa penulisan lepas pada postingan informasi terkenal mirip yang sering dilihat di media mirip kumparan, grid, kompasiana, atau bahkan blog ini.





 



Jurnal dibaca oleh siapa?





Jurnal ilmiah umumnya dibaca oleh masyarakat akademis seperti ilmuwan dan dosen




Nah, kita sudah tahu nih bahwa jurnal ilmiah sendiri berisikan karya tulis ilmiah yang memiliki kriteria-patokan baku dan formal. Bahasa yang digunakannya pun berlainan dengan penulisan populer, lebih baku dan memakai jargon-jargon akademis yang mungkin tidak dikenali siapa pun.





Hal ini terjadi alasannya jurnal ilmiah mempunyai target pasar masyarakat ilmiah atau bahasa gaulnya akademisi. Siapa sih sesungguhnya akademisi ini? Mereka yaitu pegiat ilmu pengetahuan seperti dosen, peneliti, pemerhati, dan mahasiswa yang bergerak di bidang tertentu.





Namun, jurnal ilmiah juga mampu diakses oleh masyarakat biasa lho, aksesnya tidak terbatas kepada penduduk ilmiah saja. Hanya saja, mungkin tidak banyak penduduk biasa yang mengerti bahasa-bahasa yang dipakai di jurnal, khususnya jikalau sudah masuk kedalam ranah ilmu ‘tingkat tinggi’ seperti astrofisika, fisika kuantum, ataupun matematika murni.





 



Jenis Jurnal Ilmiah





Secara biasa , jurnal ilmiah yang mampu kita susukan terbagi menjadi dua, ialah jurnal nasional yang dikelola oleh pemerintah atau instansi pendidika/edukasi dalam negri serta jurnal internasional yang dikontrol oleh pihak abnormal.





Jurnal Nasional





Jurnal nasional pada dasarnya yakni publikasi jurnal ilmiah yang dikelola oleh instansi-instansi dalam negri. Entah itu perguruan tinggi lokal ataupun lembaga penelitian yang lain seperti LIPI.





Umumnya, jurnal-jurnal setingkat nasional pamornya tidak setinggi jurnal tingkat internasional. Hal ini terjadi alasannya jurnal luar memiliki seleksi yang lebih ketat, sehingga dianggap lebih prestisius oleh para akademisi.





Keketatan yang rendah ini bukan disebabkan oleh kualitas tim editorial jurnal yang buruk lho ya! Tetapi, dikarenakan oleh peneliti Indonesia yang lebih minim, sehingga yang memasukkan jurnal disini pun lebih sedikit.





Selain itu, pembaca jurnal berbahasa Indonesia juga jauh lebih minim, sebab pembacanya terbatas di Indonesia. Berbeda dengan jurnal berbahasa inggris yang jurnalnya dibaca oleh hampir semua ilmuwan, karena bahasa Inggris yaitu salah satu bahasa wajib para akademisi.





 



Jurnal Internasional





Jurnal ilmiah internasional umumnya dijalankan oleh universitas ataupun lembaga riset




Jurnal internasional ialah jurnal yang pengelolaan dan publikasinya dikontrol oleh instansi luar negri. Instansi pengelolanya mampu berupa lembaga pendidikan mirip universitas ataupun forum riset yang lain.





Jurnal internasional mampu dianggap selaku holy grail dari publikasi ilmiah seorang akademisi. Pamor yang menempel pada jurnal ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jurnal nasional, terutama di Indonesia.





Jurnal internasional dianggap lebih tinggi pamornya sebab jumlah pembacanya juga lebih banyak. Selain itu, biasanya, negara-negara luar juga memiliki dana riset yang lebih banyak, sehingga bila peneliti kita mempublikasikan disana, potensial dilirik untuk menerima pendanaan.





 



Contoh Jurnal-Jurnal Ilmiah





Terdapat berbagai jurnal ilmiah yang ada di dunia ini. Umumnya, mereka terbagi kedalam kategori-klasifikasi khusus sesuai dengan bidang keilmuannya.





Indonesia sendiri memiliki beberapa jurnal ilmiah yang cukup prestisius. Jurnal-jurnal ini biasanya dilakukan oleh instansi riset atau universitas, yang nantinya diteruskan kepada LIPI untuk didiseminasikan terhadap masyarakat akademik dan penduduk umum.





LIPI Indonesia mempunyai basis data jurnal ilmiah Indonesia yang dapat diakses pada tautan berikut http://isjd.pdii.lipi.go.id/. Beberapa jurnal yang ada disitu antara lain yaitu





  • Cefars : jurnal agribisnis dan pengembangan wilayah
  • Infosys journal : information system journal
  • Kagami : jurnal pendidikan dan bahasa jepang
  • Hayati : jurnal biosains
  • Asy-syir’ah : jurnal ilmu syari’ah
  • Kultum : majalah ilmiah keteknikan dan pertanian
  • Semiotika : jurnal ilmiah bahasa, seni, dan pengajarannya




Selain itu, terdapat pula jurnal ilmiah internasional yang kerap dianggap lebih prestisius ketimbang jurnal nasional. Berikut ini ialah beberapa jurnal ilmiah yang cukup terkenal.





  • NATURE Life Science Journal
  • PLOS ONE Public Library of Science
  • Journal of the American Chemical Society
  • Geophysics Research Letter
  • eLife Biomedical and Life Science Journal
  • Canadian Journal of Forest Research
  • Electronic Letters Journal in electronic science and communication
  • American Journal of Public Health




Jurnal-jurnal ini umumnya mampu dilihat dan diakses dengan menggunakan subscription kepada beberapa penerbit dan agregator jurnal. Contohnya ialah Science Direct dan Curlie.





 



Proses Publikasi Jurnal Ilmiah





Jurnal ilmiah harus dimulai oleh asosiasi ilmiah




Secara biasa , terdapat beberapa langkah-langkah yang harus ditempuh sebelum kita dapat membuat jurnal atau mempublikasikan artikel kita kedalam sebuah jurnal ilmiah.





Pembentukan Jurnal Ilmiah





Umumnya, jurnal ilmiah terbentuk saat terdapat suatu komunitas ilmiah yang tertarik pada sebuah keilmuan dan membentuk perkumpulan ilmiah. Asosiasi tersebut nantinya mampu bersepakat untuk menciptakan sebuah jurnal yang konsentrasi membicarakan fenomena-fenomena dalam lingkup keilmuan yang telah diseleksi.





Contohnya adalah selaku berikut, terdapat sekumpulan dosen yang tertarik dengan pengembangan komunitas di pedesaan. Oleh alasannya adalah itu, mereka menciptakan perkumpulan berjulukan Pemerhati Pembangunan Desa.





Asosiasi ini bersepakat untuk menciptakan sebuah jurnal yang khusus membicarakan mengenai pengembangan desa dan bagaimana desa dapat membangun dirinya sendiri. Jurnal ini dinamakan jurnal desa membangun, sesuai dengan topik bahasannya yakni pengembangan desa.





Pemerhati Pembangunan Desa kebetulan tidak memiliki distributor penerbitan sendiri, oleh alasannya itu, mereka harus memakai jasa penerbitan yang sudah ada. Umumnya, tiap universitas besar memiliki jasa penerbitannya sendiri, misalnya ialah penerbit ITB.





Sekarang, asosiasi tersebut telah memiliki jurnal ilmiah. Mereka tinggal mencari ilmuwan dan peneliti lain yang akan menerbitkan karyanya kedalam jurnal mereka dan mengelola registrasi-pendaftaran untuk meresmikan jurnal mereka dalam tatanan publikasi akademik nasional/internasional.





 



Mempublikasikan Artikel dalam Jurnal Ilmiah





Peer review merupakan proses penting dalam penerbitan jurnal ilmiah




Nah, sekarang pertanyaannya adalah bagaimana cara mempublikasikan postingan ilmiah pada jurnal yang telah ada tersebut. Sebenarnya, prosesnya cukup praktis, namun mudah bukan bermakna mudah.





Pertama, penulis harus mengirimkan naskah artikel atau kerap disebut manuskrip ke tim editor dan reviewer jurnal tersebut. Tentu saja, artikel tersebut mesti berhubungan dengan topik utama dari jurnalnya ya, atau setidaknya topik turunannya.





Setelah diterima oleh editor, artikel tersebut akan dikirimkan terhadap para reviewer untuk ditinjau. Tim reviewer ini umumnya berisi pakar-pakar yang memang mahir di bidangnya. Tim review ini akan melaksanakan peer review terhadap draft artikel yang sudah dikirim.





Peer review pada dasarnya yakni proses dimana para ahli mengecek dan mengkritik postingan yang sudah diberikan. Pakar-pakar ini nantinya akan memperlihatkan penilaian terhadap editor, apakah postingan tersebut patut diterbitkan di jurnal atau tidak. Selain itu, tim ini juga dapat memperlihatkan rekomendasi-rekomendasi revisi untuk mengembangkan kualitas dari artikel yang diberikan.





Proses peer review ini kadang-kadang melibatkan sirkulasi artikel antar tim review. Untuk menghemat ketidakjujuran dan kecurangan, tim review ini umumnya dirahasiakan anggotanya. Selain itu, postingan yang masuk untuk direview juga tidak memiliki nama. Kedua hal ini penting untuk mempertahankan objektivitas.





Setelah proses peer-review final, tim reviewer mengirim artikel tersebut beserta hasil penilaian dan koreksinya terhadap editor jurnal. Hasil evaluasi ini umumnya berbentuk komentar dan kritik terhadap postingan tersebut, termasuk kelebihan dan kekurangannya serta rekomendasi perbaikan.





Editor kemudian membaca komentar dari tim review dan melaksanakan penilaian lagi untuk memilih apakah postingan tersebut eksklusif ditolak, diminta untuk direvisi, atau pribadi mampu diterbitkan.





Pertanyaan yang Sering Ditanyakan





Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah tentang kompensasi yang diterima baik oleh penulis, editor, ataupun reviewer. Hal ini sungguh tergantung dengan metode yang ada pada asosiasi ilmiah yang menerbitkan jurnal tersebut.





Jika asosiasi tersebut memiliki budget untuk para editor dan reviewer, maka mereka akan mendapatkan kompensasi. Terkadang, bahkan penulis juga dapat diberikan kompensasi oleh asosiasi penerbit jurnal tersebut. Namun, ada pula jurnal yang meminta penulis untuk membayar supaya artikelnya dapat diterbitkan.





Selain itu, pertanyaan yang sering ditanyakan juga ialah, apakah konten artikel-postingan jurnal tersebut merefleksikan pertimbangan dari asosiasi ilmiah yang menerbitkannya, termasuk para editor, dan tim reviewnya. Jawabannya adalah tidak, namun mampu jadi.





Secara lazim, artikel jurnal mencerminkan usulan pribadi dari para penulis yang menulis artikel tersebut. Oleh karena itu, kerap kali jurnal ilmiah menyertakan disclaimer yang menyatakan bahwa konten jurnal tidak serta merta mewakili persepsi perkumpulan, penerbit, dan tim review/editor.





Namun, kerap kali ada saja subyektifitas dari para editor dan reviewer yang menghipnotis postingan-artikel apa saja yang diterbitkan pada jurnal tersebut. Terutama, jika jurnal tersebut memiliki nilai-nilai tertentu yang dijaga dan memang dilestarikan.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon