Siklus biogeokimia yakni ungkapan untuk siklus-siklus yang sangat penting demi mempertahankan stabilitas lingkungan di planet bumi. Hal ini terjadi alasannya mereka mempertahankan sirkulasi materi organik dan anorganik di bumi, biar tidak ada penimbunan dan stagnasi.
Pada postingan kali ini, kita akan menjajal membicarakan bareng apa itu siklus biogeokimia serta proses-proses atau siklus apa saja yang tergolong kedalam siklus biogeokimia, serta keuntungannya bagi bumi kita.
Daftar Isi
Pengertian Siklus Biogeokimia
Sesuai dengan namanya, siklus biogeokimia terdiri dari 3 kata yakni bio (biologi), geo (geologis), dan kimia (kimiawi). 3 aspek ini memiliki keterkaitan yang sangat bersahabat dalam daur biogeokimia.
Pada dasarnya, siklus biogeokimia ialah sebuah siklus dimana zat kimiawi bergerak melalui antara bagian biotik (biosfer) dan unsur abiotik (atmosfer, lithosfer, hidrosfer) dari planet bumi.
Seiring dengan pergerakan zat kimia tersebut antar bagian di bumi, bentuk zat kimia tersebut juga berubah ubah. Pengubahan bentuk zat ini sungguh penting bagi kestabilan ekosistem-ekosistem di paras bumi.
Karena proses ini berjalan secara terus menerus tanpa henti, maka disebut selaku sebuah siklus.
Namun, bukan memiliki arti proses ini tidak mampu terusik atau bahkan terhenti sama sekali ya! Banyak masalah dimana acara manusia ataupun fenomena alam menghalangi atau bahkan mempercepat daur biogeokimia.
Fungsi Siklus Biogeokimia
Sebagai sebuah siklus yang mendaur ulang zat kimiawi di permukaan bumi, fungsi utama dari siklus biogeokimia yaitu untuk mempertahankan kestabilan lingkungan dan menjaga kelangsungan hidup di bumi.
Hal ini terjadi alasannya semua makhluk hidup memerlukan zat-zat kimia yang didaur ulang oleh daur biogeokimia.
Manfaat Siklus Biogeokimia
Kita telah membahas apa itu pemahaman dari daur biogeokimia, kini, kita akan mengulas perihal manfaatnya. Ternyata, siklus ini memiliki banyak sekali manfaat.
Manfaat yang mungkin paling dirasakan oleh manusia ialah sebagai penjaga stabilitas ekosistem, regulator pergerakan zat, serta pendorong transformasi zat kimia di alam. Berikut ini yaitu pembagian terstruktur mengenai lebih lanjut dari ketiga faedah tersebut.
Menjaga Stabilitas Ekosistem Planet Bumi
Seperti yang kita ketahui, persebaran fauna serta tanaman yang ada di dunia amat bergantung pada kestabilan ekosistem dan bioma yang ada. Kestabilan ekosistem sendiri dipengaruhi oleh zat kimiawi yang masuk serta keluar dari ekosistem tersebut.
Sebuah ekosistem yang stabil tidak boleh mempunyai terlalu banyak zat kimia tertentu, serta dilarang kekurangan zat kimawi lainnya. Disinilah muncul peran regulatif dari daur biogeokimia. Dengna adanya siklus ini, maka stabilitas zat kimia dalam ekosistem di bumi dapat terjaga dengan baik.
Oleh alasannya adalah itu, kita dapat menawan kesimpulan bahwa siklus biogeokimia penting dalam menjaga kestabilan ekosistem. Sehingga, siklus ini harus kita jaga supaya jangan sampai terganggu.
Meregulasi Pergerakan Zat Kimia antar Komponen Biotik dan Abiotik
Seperti yang telah dijelaskan diatas, daur biogeokimia berperan besar dalam mempertahankan stabilitas ekosistem. Stabilitas ini mampu terjaga alasannya siklus ini melakukan regulasi pergerakan zat kimia.
Dengan adanya regulasi yang tepat, maka sebuah ekosistem tidak akan memiliki zat kimia yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Sehingga, hewan dan tanaman mampu berkembang dengan baik di wilayah tersebut.
Fungsi regulasi ini penting khususnya saat kita membahas negara yang memiliki biodiversitas tinggi dan lingkungan yang beragam. Contohnya adalah Indonesia yang memiliki tanaman dan fauna yang unik.
Selain mempunyai keragaman hayati yang tinggi, negara ini juga mempunyai masyarakatyang sangat banyak. Padahal, kita tahu bahwa penduduk yang banyak dan terpusat di suatu lokasi dapat menimbulkan degradasi lingkungan dan merusak siklus biogeokimia di lokasi tersebut.
Jika tidak terdapat daur biogeokimia yang baik, maka tumbuhan dan fauna tersebut akan cepat punah alasannya adalah ekosistemnya menjadi tidak stabil. Oleh alasannya itu, acara manusia yang mampu mengusik siklus biogeokimia mesti diregulasi dan dihemat.
Mendorong Transformasi Zat Kimia dari Suatu Bentuk ke Bentuk Lain
Kita sudah membahas fungsi daur biogeokimia sebagai regulator pergerakan zat kimiawi. Tetapi, seiring dengan bergeraknya zat tersebut, bentuknya pun berganti.
Perubahan bentuk ini mampu jadi dari padat menjadi gas, atau justru menjadi cair. Perubahan ini penting alasannya adalah ada beberapa makhluk hidup yang cuma mampu memanfaatkan suatu zat kimia kalau berada dalam bentuk tertentu.
Selain itu, bentuk sebuah zat juga penting demi kestabilan lingkungan dan kehidupan insan. Bayangkan ketika zat kimiawi H2O yang jatuh dari langit saat terjadi hujan bukan dalam bentuk cair, tetapi padat. Mengerikan bukan, yang terjadi justru adalah hujan es yang mungkin menghancurkan kendaraan, bangunan, dan mengusik habitat binatang liar.
Selain itu, coba bayangkan saat tidak ada daur karbon yang mengganti karbon dioksida di udara dan lingkungan sekitar menjadi watu bara. Bisa jadi, kita sudah mengalami pemanasan global yang parah dari zaman dulu.
Oleh sebab itu, fungsi daur biogeokimia sebagai regulator pergerakan zat kimia di lingkungan sangatlah penting dan mesti dijaga oleh insan.
Proses yang Termasuk Kedalam Siklus Biogeokimia
Banyak sekali siklus-siklus sumber daya yang tergolong kedalam siklus biogeokimia. Namun, yang kerap dipelajari dan dianggap paling penting bagi kehidupan di bumi adalah siklus air, karbon, nitrogen, belerang, oksigen, dan batuan.
Berikut ini ialah daftar semua jenis proses yang termasuk kedalam daur biogeokimia
- Siklus Air
- Siklus Karbon
- Siklus Nitrogen
- Siklus Oksigen
- Siklus Karbon
- Siklus Batuan
- Siklus Fosfor
- Siklus Kalsium
- Siklus Hidrogen
- Siklus Air Raksa (merkuri)
- Siklus Selenium
- Siklus Sulfur
- Siklus Silika
- Siklus Polychlorinated Biphenyl (PCB)
Sekarang, kita akan menjajal membahas secara lebih mendalam keenam proses yang dianggap terpenting dalam siklus biogeokimia.
Siklus Air
Siklus air mungkin adalah salah satu siklus biogeokimia yang paling terkenal. Siklus ini berupaya menerangkan bagaimana air bergerak di planet bumi. Siklus ini juga berusaha menjelaskan bentuk apa saja yang diambil oleh air pada setiap tahap perjalanannya.
Berdasarkan ilustrasi diatas, kita mampu menarik kesimpulan bahwa setidaknya terdapat beberapa tahap penting dalam siklus air yakni
- Penguapan
- Kondensasi
- Adveksi
- Presipitasi/Hujan
- Infiltrasi
- Runoff permukaan
Pada dasarnya, air akan menguap ke udara lewat proses evaporasi ataupun transpirasi. Kemudian air tersebut akan mendingin dan berubah menjadi titik-titik air dalam proses kondensasi. Proses ini akan menghasilkan awan-awan di langit.
Kemudian, awan tersebut akan terdorong oleh angin dalam proses adveksi. Ketika awan sudah terlalu berat, umumnya diindikasikan oleh warna hitam, maka awan tersebut akan mengeluarkan hujan.
Ketika air hujan hingga ke permukaan bumi, air tersebut akan mengalami infiltrasi ke dalam tanah, atau menjadi runoff permukaan. Setelah beberapa dikala, air tersebut akan kembali menguap atau bermuara di lautan.
Siklus air berperan besar dalam mempertahankan stabilitas lingkungan disekitar kita. Kalian tidak mampu membayangkan hidup tanpa minum air, lautan, atau hujan bukan?
Siklus Karbon
Siklus karbon yaitu sebuah proses pergerakan dan transformasi bentuk dari zat kimia karbon di permukaan bumi. Disini, karbon bergerak antara pedosfer, biosfer, hydrosfer, dan atmosfer di planet bumi.
Karbon adalah salah satu zat kimia dasar yang diperlukan oleh semua makhluk hidup. Selain itu, karbon juga dibutuhkan oleh lingkungan untuk menjaga stabilitasnya serta melakukan fungsi-fungsi tertentu.
Oleh alasannya adalah itu, siklus karbon sangat penting untuk mempertahankan kualitas lingkungan disekitar kita dan juga menopang kehidupan insan.
Secara lazim, terdapat 5 bagian utama dari siklus karbon yang ada di planet bumi
- Atmosfer
- Biosfer
- Lautan
- Sedimen (gas alam, minyak bumi, batu bara, dan akifer)
- Interior bumi (mantel dan kerak)
Kelima unsur ini berperan besar dalam mempertahankan stabilitas kandungan karbon di planet bumi. Ketika ada salah satu unsur yang tidak berlangsung dengan baik, maka ada risiko terjadinya kelebihan karbon di salah satu komponen yang lain.
Jika terdapat terlampau banyak karbon di udara, maka mungkin saja terjadi pemanasan planet bumi yang dikenal sebagai pemanasan global. Hal ini terjadi sebab jumlah gas rumah kaca menjadi sangat banyak.
Sebaliknya, jikalau terlalu banyak karbon di lautan dan sedimen, maka mampu saja terjadi pendinginan planet bumi. Hal ini terjadi alasannya adalah tidak ada gas rumah kaca yang menahan panas semoga tetap berada di planet bumi.
Siklus Nitrogen
Siklus nitrogen adalah suatu proses perpindahan serta pengubahan zat kimiawi nitrogen pada permukaan bumi. Disini, nitrogen bergerak di antara pedosfer, biosfer, dan atmosfer.
Nitrogen yakni zat kimiawi yang paling banyak ditemukan di atmosfer bumi. Namun, nitrogen dalam bentuk ini (N2) tidak dapat eksklusif dipakai oleh makhluk hidup.
Oleh alasannya itu, dibutuhkan proses-proses tertentu mirip fiksasi, ammonifikasi, dan nitrifikasi untuk mengubahnya menjadi zat kimia yang dapat dipakai oleh tumbuhan dan fauna.
Siklus Batuan
Siklus batuan adalah suatu siklus yang menjelaskan bagaimana batu-kerikil mampu terbentuk serta berganti bentuk dan jenisnya. Disini, diterangkan bahwa semua batuan yang ada di permukaan bumi berasal dari magma.
Setelah magma tersebut keluar ke permukaan bumi, maka akan terbentuk batuan beku. Kemudian, watu beku tersebut akan terpapar tenaga eksogen sehingga menjadi lapuk. Hasil abrasi dan pelapukan ini kemudian akan ditransportasi dan menjadi sedimen di daerah lain.
Setelah terjadinya sedimentasi, maka penggalan-serpihan sedimen tersebut akan berkembang menjadi batuan sedimen. Ketika batuan sedimen mengalami penimbunan dan terpapar panas yang tinggi, batuan tersebut bisa berkembang menjadi kerikil metamorf.
Ketika batuan metamorf mengalami pelelehan alasannya adalah terpapar panas yang sangat tinggi, maka batu tersebut akan berubah kembali menjadi magma. Pada tahap ini, siklus batuan telah dimulai dari permulaan lagi, yaitu dari magma.
Siklus Sulfur
Siklus belerang mencoba menggambarkan pergerakan serta pergantian bentuk zat kimia belerang antara batuan, perairan, serta tanaman dan fauna yang ada di permukaan bumi.
Daur biogeokimia ini sangat penting bagi proses-proses geologi sebab akan menghipnotis komposisi mineral pada batuan. Selain itu, siklus ini juga sangat penting bagi makhluk hidup karena dibutuhkan dalam proses kemajuan.
Secara umum, siklus belerang terbagi menjadi beberapa proses yang antara lain adalah
- Mineralisasi dari belerang organik menjadi belerang inorganik mirip hidrogen sulfida (H2S), welirang elemental (S), sampai mineral sulfida
- Oksidasi hidrogen sulfida, sulfida, dan welirang elemental menjadi sulfat (SO42−)
- Reduksi sulfat menjadi sulfida
- Diserap dan digunakannya sulfida kedalam material-material organik di lingkungan sekitar
Sulfur merupakan zat kimia yang sangat penting bagi lingkungan sekitar dan juga untuk kehidupan insan. Oleh alasannya itu, siklus welirang ini harus dijaga dengan sebaik-baiknya agar tidak terganggu.
Siklus Oksigen
Siklus oksigen yaitu salah satu siklus biogeokimia yang terpenting pada lingkungan disekitar kita. Hal ini terjadi karena oksigen diharapkan oleh semua makhluk hidup dan proses abiotik lainnya.
Selain itu, oksigen juga mampu ditemukan di semua benda dan unsur disekitar kita. Oleh alasannya itu, dikala siklus ini tidak berjalan dengan baik, maka semua yang kita pahami dari lingkungan disekitar kita mampu saja berganti secara drastis.
Secara umum, secara umum dikuasai (95%) oksigen disimpan di kerak dan mantel bumi, khususnya pada mineral silikat dan oksida. Selain itu, ada pula oksigen di atmosfer dan lautan di permukaan bumi.
Proses yang menghasilkan oksigen antara lain ialah fotosintesis dan fotolisis yang terjadi di alam bebas. Sedangkan, proses yang mengganti dan menguraikan oksigen yakni respirasi (pernafasan) dan penguraian serta pembusukan material organik.
Siklus Fosfor
Siklus fosfor yakni sebuah siklus yang mencoba menerangkan mengenai pergerakan serta transformasi belerang pada litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Berbeda dengan siklus yang lain, atmosfer tidak terlalu banyak berperan dalam siklus ini.
Secara umum, terdapat 2 jenis siklus fosfor yang banyak diulas oleh para ilmuwan, yakni siklus fosfor daratan dan siklus fosfor lautan. Kedua ini memiliki fungsi dan proses-proses yang berbeda-beda pula.
Seperti yang kita pahami, fosfor sungguh penting selaku salah satu elemen pendukung kehidupan. Hampir semua makhluk hidup membutuhkan fosfor untuk berkembang dan berkembang.
Namun, daur fosfor saat ini banyak terusik oleh aktivitas manusia, utamanya penambangan fosfor. Fosfor yang ditambang ini akan dikonversi sebagai materi baku pupuk kimiawi atau yang kerap kita kenal selaku pupuk NPK.
Hal ini mampu menyebabkan eutrofikasi dan ketidakstabilan ekosistem lainnya. Oleh karena itu, manusia mesti senantiasa menjajal untuk mempertahankan stabilitas siklus fosfor yang terbentuk di alam.
Referensi
Biogeochemical Cycles – Science Direct
Biogeochemical Cycles – Open Oregon, Environmental Biology
Waugh, D. (2000). Geography: An integrated approach. Nelson Thornes.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon