Senin, 31 Agustus 2020

Tanda-Tanda Vulkanisme Pada Gunung Berapi

Gejala vulkanisme diketahui dengan istilah gejala gunung meletus. Gunung yang berpeluang meletus merupakan jenis gunung berapi. Gunung berapi yaitu gunung yang mempunyai lubang sebagai tempat keluarnya magma dan gas. Vulkanisme berasal dari kata vulcaan yang mempunyai arti dewa api. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut vulcanism. Hal ini memiliki arti segala aktivitas magma dari dalam lapisan litosfer menuju ke lapisan atas hingga keluar dari permukaan bumi. Proses tersebut terjadi melalui tekanan kerak bumi.

Ada banyak sekali benda yang tergolong dalam klasifikasi benda vulkanik, diantaranya yaitu benda cair, benda padat, dan benda gas. Contoh benda cair adalah lava, lahar panas, dan lahar acuh taacuh. Sedangkan benda padat contohnya yakni bom vulkanik, watu, lapili, pasir, abu, skoria, dan kerikil apung. Lalu yang tergolong benda gas ialah gas asam arang (CO2), gas welirang (H2S), zat lemas (N2), dan uap air (H2O). Magma yakni batuan cair yang berada di bawah kulit bumi dan berpijar. Unsur ini memiliki temperatur yang tinggi dan terbentuk dari berbagai mineral serta gas yang larut di dalamnya. Peristiwa dimana magma bergerak naik dari dalam perut bumi menuju ke permukaan bumi menyebabkan terjadinya tanda-tanda vulkanisme. Pergerakan magma dibedakan menjadi 2 macam, diantaranya ialah:

1. Intrusi Magma

Pergerakan ini terjadi dengan cara magma menerobos ke lapisan kulit bumi atau memasuki celah-celah kulit bumi. Hal tersebut tidak hingga keluar ke permukaan bumi. Aktivitas ini menyebabkan terbentuknya beberapa bentukan mirip keping intrusi, batolit, lakolit, korok dan apofisa. Keping intrusi ialah magma beku yang berupa lebar, tipis, dan mendatar serta berada diantara lapisan sedimen. Kemudian batolit ialah jenis dapur magma beku yang tak memiliki ganjal. Lakolit yaitu magma yang berada diantara 2 lapisan kerikil berupa cembung dengan ganjal mendatar. Lalu korok yakni magma beku yang memiliki posisi memangkas lapisan sedimen secara vertikal. Terakhir ada apofisa yang merupakan cabang atau gumpalan dari korok.

2. Ekstrusi Magma

Pergerakan ini terjadi saat magma menerobos sampai sampai keluar permukaan bumi. Terjadinya tanda-tanda vulkanisme ini dibilang sebagai gunung sedang meletus (erupsi). Adapun proses erupsi dibedakan menjadi 2 jenis menurut sifatnya ialah erupsi efiusif dan eksplosif. Erupsi efiusif merupakan pergerakan yang tidak menyebabkan ledakan yang sangat dahsyat. Biasanya terjadi dengan hanya mengeluarkan lelehan lava. Sedangkan erupsi ekplosif merupakan pergerakan yang menimbulkan ledakan yang sangat dahsyat. Hal ini bahkan menyemburkan banyak sekali material yang sungguh panas seperti material padat dan cair.

Selain aktivitas magma selaku gejala vulkanisme dari dalam perut bumi, ada pula gejala yang berasal dari luar perut bumi. Gejala tersebut diantaranya adalah terjadi gempa bumi, turunnya binatang-hewan, dan keluar awan panas.

1. Terjadi gempa bumi

Selama terjadi kegiatan magma di perut bumi, maka gunung berapi akan sering menimbulkan gempa bumi. Gempa ini terjadi di daerah sekitar gunung berapi dan akan terus berlangsung ketika magma beraktivitas.

2. Turunnya binatang

Hewan merupakan makhluk hidup pertama yang hendak merasakan terjadinya gejala vulkanisme gunung berapi. Seolah mempunyai indera keenam, binatang-binatang di sekitar gunung akan merasakan tidak tenteram dan bingung. Hal tersebut membuat para binatang akan secepatnya turun meninggalkan gunung.

3. Keluar awan panas

Selama berlangsungnya proses vulkanisme, awan panas akan terus keluar. Awan tersebut disertai dengan debu vulkanik yang sangat berbahaya. Selain itu, awan dan abu yang menyertainya sangat panas dan beracun. Oleh karena itu, sungguh diusulkan untuk menjauh saat menyaksikan awan mirip ini.

Setelah adanya gejala dari dalam dan luar perut bumi, ada pula gejala vulkanisme lain yakni gejala pasca erupsi. Gejala tersebut akan keluar sehabis terjadinya acara vulkanik di dalam gunung. Adapun beberapa tanda-tanda pasca erupsi antara lain muncul sumber air panas, air mineral dan gas. Sumber-sumber air panas lazimnya akan timbul sehabis terjadi proses vulkanisme. Sumber air panas ini berasal dari retakan-retakan tanah yang diakibatkan oleh erupsi gunung berapi. Air panas yang keluar tersebut mengandung sungguh banyak belerang dan sulfur.

Selain sumber air panas yang mengandung sulfur dan belerang, ada juga air mineral yang akan timbul setelah proses vulkanisme terjadi. Sumber air mineral akan ditemukan di sekitar gunung berapi yang telah mengalami erupsi. Karena mengandung mineral yang banyak, maka air tersebut dapat disantap. Selanjutnya tanda-tanda lain yang termasuk gejala vulkanisme ialah muncul sumber gas. Sumber-sumber gas yang timbul biasanya ialah yang mengeluarkan uap air atau zat lemas (N2). Zat ini juga dikenal dengan sebutan  fumarole. Selain itu sumber gas itu juga mengeluarkan gas asam arang (CO2 atau CO). Zat ini dikenal dengan perumpamaan mofet.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon