Selasa, 01 September 2020

#6 Unsur Interpretasi Gambaran Yang Mesti Diketahui

Unsur Interpretasi Citra merupakan salah satu hal yang mesti dimengerti ketika seseorang ingin melakukan upaya interpretasi suatu gambaran atau gambar. Pada dasar interpretasi citra tergolong ke dalam kajian ilmu geografi utamanya geografi fisik. Interpretasi citra mampu diartikan selaku perjuangan untuk mengkaji suatu foto daerah yang diambil dari udara. Biasanya perjuangan tersebut ditujukan untuk mengidentifikasi objek yang ada pada foto tersebut. Kemudian sesudah teridentifikasi, maka berikutnya objek tersebut coba untuk dinilai dari faktor kepentingan objek itu sendiri.

Secara lazim, Interpretasi Citra terdiri atas beberapa tahapan yakni Deteksi, Identifikasi dan Analisis. Deteksi merupakan upaya pengamatan kepada suatu objek pada suatu foto (Citra). Kemudian Identifikasi yaitu tahapan mengetahui objek tersebut berdasarkan upaya deteksi sebelumnya. Sementara Analisis ialah tahapan pengumpulan informasi lebih lanjut ihwal objek yang berhasil teridentifikasi tadi.

(Baca juga perihal Penginderaan Jauh)

Salah satu teladan perkara; pada suatu foto (Citra) suatu Danau dimengerti terdapat sebuah objek mengambang di atasnya (Deteksi). Selanjutnya objek tersebut coba dikenali ciri-cirinya (Identifikasi). Setelah berhasil dikenali, ternyata objek tersebut yakni sebatang pohon yang hanyut. Lalu untuk tahapan interpretasi Citra berikutnya dicari tahulah info terkait batang kayu tersebut (analisis).

Upaya dalam melakukan Interpretasi Citra mampu dilaksanakan tunjangan sebuah alat yang diketahui dengan istilah Stereoskop. Alat ini mempunyai fungsi baik dalam menghasilkan gambar 3D dari dua lembar Citra. Selain itu, dalam melakukan interpretasi tersebut, ada beberapa unsur yang harus dipahami. Hal ini bertujuan biar upaya interpretasi itu menerima hasil yang tepat dan akurat. Berikut beberapa Unsur Interpretasi Citra.

1. Bentuk

Unsur Interpretasi Citra yang pertama ialah Bentuk. Pada dasarnya, bentuk merupakan ciri sebuah objek yang mudah untuk dikenali. Secara terminologi, bentuk dibedakan ke dalam dua perumpamaan ialah Shape dan Form. Shape yaitu bentuk suatu objek secara lazim. Sehingga penggambarannya pada Citra pun dikerjakan secara lazim.

Misalnya bentuk Lapangan Sepak Bola yang berbentuk Elips, Rumah yang berupa Persegi Panjang, dan Gunung yang berupa Kerucut. Sementara Form merupakan bentuk rinci dari suatu objek. Contohnya pada sebuah Citra terdapat Gunung. Maka gunung tersebut tidak cuma berupa kerucut saja, akan tetapi ada pola-acuan bentuk lain. Seperti adanya sungai maupun patahan-patahan pada permukaan gunung itu sendiri.

(Baca juga wacana Fungsi Sistem Informasi Geografis)

2. Ukuran

Pada hakikatnya, semua benda yang ada di dunia memiliki ukuran tertentu. Secara global ukuran benda tersebut dapat terlihat kecil ataupun besar. Misalnya bangunan gedung perkantoran mempunyai ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan bangunan rumah. Berdasarkan aspek ukuran ini, seseorang dapat mengetahui objek yang terdapat pada sebuah Citra.

3. Rona

Unsur Interpretasi Citra selanjutnya yakni Rona. Unsur satu ini berupa tingkat kecerahan dari sebuah objek pada sebuah Citra. Tingkatan tersebut mampu dimulai hitam sampai putih ataupun sebaliknya. Unsur rona ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, contohnya aspek cuaca dikala Citra diambil. Sehingga dengan aspek tersebut, objek mampu saja tampaklebih cerah ataupun lebih gelap. Contohnya tempat perairan dangkal biasanya memiliki tingkat rona yang cerah.

4. Bayangan

Bayangan kebanyakan mempunyai sifat untuk menyembunyikan suatu wujud benda yang berada pada area lebih gelap. Sehingga benda (objek) tersebut akan tidak tampaksecara terang oleh mata. Akan namun, beberapa orang meyakini bayangan mampu menjadi komponen penting dalam upaya interpretasi Citra. Misalnya gawang sepak bola akan tampak lebih terperinci alasannya adanya bayangan dari objek (gawang) itu sendiri.

(Baca juga ihwal Manfaat Inderaja)

5. Pola

Secara harfiah Pola ialah tingkat kecenderungan bentuk dari sebuah objek yang ada pada Citra. Misalnya Sungai mempunyai pola tersendiri, sehingga dengan adanya sungai maka dapat menunjukkan bahwa area dalam Citra tersebut terdapat lipatan. Kemudian contoh pemukiman rumah warga yang membentuk secara berkelompok mampu mengindikasikan bahwa di area tersebut terdapat sumber mata air. Dengan mengetahui contoh dari masing-masing objek yang tampak, maka seseorang mampu mengenali isu penting terkait Citra itu sendiri.

6. Tekstur

Unsur Interpretasi Citra yang terakhir yaitu Tekstur. Secara terminologi, tekstur yakni tingkatan garang atau halusnya suatu benda. Unsur ini mampu dipakai untuk mengidentifikasi benda yang ada pada Citra. Misalnya lahan persawahan akan mempunyai tekstur lebih halus dibandingkan lahan yang perkebunan tebu. Contoh yang lain pohon memiliki tekstur berangasan, sementara perairan mempunyai tekstur halus. Melalui pengenalan tekstur ini, seseorang mampu menarik kesimpulan dari suatu objek yang terdapat pada Citra tersebut.

Itulah tadi beberapa Unsur Interpretasi Citra yang perlu dikenali sebelum melaksanakan upaya interpretasi itu sendiri. Kejelian dan ketelitian sangat diharapkan dalam upaya interpretasi ini. Sehingga hasil dari interpretasi tersebut betul-betul akurat sesuai dengan fakta bahu-membahu yang ada di lapangan. Demikianlah, supaya beberapa isu di atas mampu berfaedah bagi Anda, guna memperbesar pengetahuan seputar dunia Geosains.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon