Selasa, 01 September 2020

7 Warna Pelangi Dan Argumentasi Dibaliknya


Warna-warna yang ada pada pelangi ialah akhir dari pemisahan gelombang warna yang terjadi alasannya proses pembiasan. Fenomena ini menghasilkan beberapa warna mulai dari gelombang panjang yang berwarna merah hingga gelombang pendek yang berwarna ungu.





Warna yang terbentuk di pelangi senantiasa berurutan, oleh alasannya itu, kita kerap menghafalkannya memakai abreviasi mejikuhibiniu. Penasaran kan mengapa bisa terbentuk warna-warna seperti itu, dan mengapa senantiasa berurutan. Yuk kita simak lebih lanjut dibawah ini!






Siapa Penemu Pelangi?





Aristoteles merupakan filsuf pertama yang menggagas mengenai pelangi

Manusia pertama yang tercatat sejarah membahas perihal pelangi yaitu Aristoteles, seorang filsuf asal Yunani pada tahun 350 sebelum masehi. Gagasan gagasannya perihal pelangi dijelaskan lebih lanjut oleh filsuf asal Romawi, yaitu Seneca the Younger dalam bukunya Naturales Quaestiones tahun 65 sehabis masehi.






Manusia pertama yang tercatat sejarah membahas tentang pelangi yaitu Aristoteles, seorang filsuf asal Yunani pada tahun 350 sebelum masehi. Gagasan gagasannya perihal pelangi diterangkan lebih lanjut oleh filsuf asal Romawi, yaitu Seneca the Younger dalam bukunya Naturales Quaestiones tahun 65 sesudah masehi.





Ide-inspirasi Seneca perihal pelangi termasuk sungguh maju pada zamannya. Bahkan, ia memprediksikan imbas pembiasan dan prismatik yang terjadi pada pelangi jauh sebelum hal ini digagas oleh Isaac Newton.





Pelangi merupakan salah satu obyek alam yang senantiasa diteliti dan diobservasi oleh para filsuf dan pemikir di kurun lampau. Efek pelangi tidak cuma ditemukan di langit, namun juga di daerah-daerah lain seperti cahaya yang terbiaskan dari ember.





Namun, selalu ada 2 hal yang harus ada sebelum terbentuknya pelangi, adalah butiran air dan sinar matahari. Akhirnya, Isaac Newton sukses pertanda bahwa cahaya putih matahari ialah campuran dari beberapa gelombang cahaya yang lain. Penemuan ini akibatnya menjelaskan bagaimana pelangi mampu terbentuk.





Newton juga menyatakan bahwa rangkaian warna di pelangi tidak pernah berubah. Hal inilah yang mendorong Newton untuk menggagas ilham bahwa terdapat 7 warna dalam spektrum cahaya yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.





 



Bagaimana Pelangi Terbentuk





Secara umum, pelangi terbentuk ketika terjadi pembiasan cahaya matahari oleh butiran air di atmosfer. Sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa cahaya putih matahari terdiri dari beberapa gelombang cahaya lainnya kan.





Ketika terjadi pembiasan, cahaya-cahaya ini mengalami pembelokkan yang berbeda-beda. Ada cahaya yang tidak terlampau banyak terbelokkan ada juga gelombang cahaya yang sungguh terpengaruh oleh pembiasan.





Perbedaan pada derajat pembelokkan inilah yang menyebabkan terbentuknya 7 spektrum cahaya pada pelangi yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.





 



Mengapa Urutan Warna Pelangi Selalu ME-JI-KU-HI-BI-NI-U ?





Ilustrasi mengapa urutan warna di pelangi selalu diawali merah dan diakhiri ungu
Ilustrasi mengapa urutan warna di pelangi senantiasa diawali merah dan diakhiri ungu (InsideThePerimeter)




Setelah itu, muncul pertanyaan lain, mengapa warna di pelangi senantiasa konstan? Kan mampu saja berganti-ubah ya, aspek apa sih yang menimbulkan warna pelangi senantiasa merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu?





Ternyata, hal ini dipengaruhi oleh derajat pembelokkan dari tiap gelombang cahaya tersebut teman-teman. Ada gelombang cahaya yang cenderung terbelokkan dengan tajam ada juga gelombang cahaya yang hanya sedikit terbelokkan.





Gelombang panjang yang berwarna merah pembelokkannya hanya sedikit, oleh sebab itu, warna merah umumnya berada di bab atas pelangi. Maka, kita dapat mempesona kesimpulan bahwa kian kebawah, semakin tinggi pula derajat pembelokkannya.





Pada masalah ini, gelombang pendek berwarna nila dan ungu pastinya akan mempunyai derajat pembelokkan paling tinggi, sehingga mereka berada di paling bawah pelangi. Nah, kita akan coba membicarakan secara lebih rincian tiap-tiap warna tersebut dibawah ini.





 



Warna Yang Ada Pada Pelangi





Warna-warna yang ada pada pelangi




Sebenarnya, pelangi tidak hanya terdiri dari 7 warna lho sobat-sobat. Jika dilihat secara sekilas, maka benar bahwa pelangi terdiri dari 7 warna ialah mejikuhibiniu bukan? Tapi, jikalau kita perhatikan secara seksama, terdapat banyak sekali warna-warna campuran di pelangi.





Sebuah pelangi tidak hanya berisikan spektrum-spektrum cahaya murni. Tetapi, ada pula warna-warna kombinasi yang terbentuk, terutama saat dua atau lebih gelombang cahaya yang berlawanan warna bertabrakan dan bercampur.





Namun, ide bahwa pelangi sebenarnya terdiri dari 7 warna tidak salah juga kok. Toh memang benar bahwa warna terutama memang 7 warna itu. Mata kita juga kerap tidak mampu membedakan warna-warna eksotis yang timbul dari penggabungan 7 warna ini.





Nah, dibawah ini, kita akan coba bahas lebih dalam tiap-tiap spektrum warna yang ada di pelangi.





Merah





Warna merah merupakan spektrum warna dengan gelombang paling panjang yakni 625–740 nm. Selain itu, spektrum ini juga mempunyai frekuensi terendah adalah 405–480 THz. Dalam pelangi, warna merah mengalami efek pembiasan paling sedikit.





 



Jingga





Warna jingga ialah warna kedua sehabis merah yang biasanya terbentuk pada pelangi. Warna ini mempunyai gelombang yang cukup panjang adalah 590–625 nm dan frekuensi yang cukup rendah ialah 480–510 THz. Dalam pelangi, warna jingga ialah warna yang mengalami efek pembiasan kedua paling sedikit setelah warna merah.





 



Kuning





Warna kuning merupakan warna ketiga sehabis jingga yang biasanya terbentuk pada pelangi. Warna ini memiliki panjang gelombang yang relatif panjang yakni 565–590 nm dan frekuensi yang relatif rendah adalah 510–530 THz.





 



Hijau





Hijau umumnya dianggap sebagai warna paling tengah yang timbul pada pelangi. Jika kita merujuk pada abreviasi mejikuhibiniu maka memang benar bahwa hijau berada di paling tengah ialah urutan ke 4. Spektrum cahaya ini mempunyai panjang gelombang 500–565 nm dan frekuensi 530–600 THz.





 



Biru





Warna biru yakni salah satu spektrum cahaya yang memiliki gelombang pendek dan tampak pada pelangi. Warna ini memiliki panjang gelombang 450–485 nm dan frekuensi sekitar 620–680 THz.





 



Nila





Warna nila atau indigo yakni warna kedua terakhir yang timbul pada pelangi. Warna ini memiliki panjang gelombang terpendek kedua sesudah ungu adalah sekitar 445 nm.





Namun, Indigo lazimnya tidak dipakai lagi dalam pembagian terstruktur mengenai spektrum cahaya alasannya sungguh susah bagi mata kita untuk membedakan antara nila dengan biru dan ungu.





 



Ungu





Warna ungu merupakan warna terakhir yang timbul di pelangi. Warna ini memiliki panjang gelombang paling pendek yakni 380–450 nm dan frekuensi tertinggi yakni 680–790 THz. Sebagai gelombang pendek, spektrum ungu paling dipengaruhi oleh pembiasan dari butir-butir air di atmosfer.





 



Cara Praktis Mengingat Warna Pelangi





Nah, pertanyaan berikutnya yang timbul setelah kalian tahu tiap-tiap warna pelangi yaitu





Bagaimana cara mengenang dengan mudah semua warna-warna tersebut?





Sebenarnya, secara tidak sadar, kita pasti sudah ingat dengan baik warna-warna tersebut. Kita senantiasa dicekoki dengan mnemonics atau singkatan MEJIKUHIBINIU untuk menghafalkan spektrum warna dan warna-warna pelangi.





Makara, ingat saja, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu bila disingkat akan menjadi mejikuhibiniu. Jangan sampai terbalik-balik ya sahabat! Itu sudah benar urutannya hehe.





 



Referensi





MetOffice.uk





InsideThePerimeter.ca



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon