Senin, 21 September 2020

Terjadi Ledakan Pesawat Dikala Pertemuan Asia-Afrika

Menteri Luar Negeri Cina, Zhou Enlai disambut Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamidjojo
di Bandung, pada 18 April 1955. AFP/Getty Images

Itulah kilas balik pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika yang berjalan pada tahun 1955. Kilas balik tersebut seperti yang dimuat di Tempo Edisi Khusus 60 Tahun Asia Afrika.

Konferensi Asia-Afrika pada 1955 diwarnai dengan peledakan bom pada pesawat yang kabarnya ditumpangi Perdana Menteri Cina Zhou Enlai pada 11 April 1955. Namun Zhou Enlai selamat karena mendapat berita dari intelijen dan lalu memilih pindah pesawat.

“Ini yaitu upaya pembunuhan bermaksud yang dilaksanakan Amerika dan agen jasus Chiang Kai-shek,” tulis Kementerian Luar Negeri Cina pada 12 April 1955 dalam Xinhua.

Undangan kepada Zhou Enlai untuk hadir di Konferensi Asia-Afrika di Bandung dikirim Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo pada 15 Januari 1955. Surat konfirmasi bahwa dia hadir di Indonesia baru dikirim sebulan lalu.

“Dia hadir sebab ingin membangun kerja sama dengan negara-negara di kawasan Asia-Afrika,” ucap Li Hong, seorang pensiunan Kementerian Keamanan Publik Cina, dalam goresan pena The Truth Behind The Kashmir Princess Incident yang diangkut di Contemporary Chinese Histories Studies pada 2012.

Saat KAA diadakan, hanya enam negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Cina. Negara akseptor lain justru membina hubungan dengan Kuomintang atau Partai Nasionalis Cina pimpinan Chiang Kai-shek yang berbasis di Taiwan.

Chiang Kai-shek pernah berseteru dengan Mao Zedong dalam perang kerabat. Mao yang mengungguli pertandingan lalu memproklamasikan Republik Rakyat Cina pada 1 Oktober 1949. Chiang Kai-shek menentukan melarikan diri ke Pulau Formosa alias Taiwan.

Kabar ini membuat cemas Taiwan. Mereka lalu berusaha menggagalkan kehadiran Zhou Enlai ke Indonesia. Menurut Li Hong, Amerika dan Kai-shek memakai banyak sekali cara mirip persenjataan untuk mencegah dan merusak kedatangan delegasi Cina ke KAA.

Zhou Enlai rencananya berangkat dari Bandara Kong’s Kai Tak di Hong Kong alasannya adalah tak ada penerbangan dari Peking ke Jakarta. Cina pun kesannya memilih menyewa pesawat India berjenis L-749 dengan nama Kashmir Princess.

Menjelang keberangkatan, Perdana Menteri Burma U Nu mengundang Zhou Enlai berkunjung ke Rangon selama 14-16 April 1955. Namun sejumlah utusan Cina harus tiba lebih permulaan ke Bandung untuk persiapan KAA.

Mereka pun tetap berangkat ke Jakarta memakai pesawat yang sudah disewa. Saat berada di Hong Kong inilah, bom diduga dipasang. Orang yang dicurigai menaruh bom yakni Zhou Zu, pekerja di Hong Kong Aircraft Engineering di Bandara Kai Tak.

Bom karenanya meledak saat pesawat berada di atas perairan Natuna. Hanya tiga orang yang sukses selamat dari peledakan ini. Peledakan ini mengkhawatirkan Panitia Konferensi Asia Afrika yang mengira Zhou Enlai tetap berada di dalam pesawat.

Sumber https://ghost-ships.blogspot.com


EmoticonEmoticon