Pantai Ujung Genteng ialah salah satu daerah wisata yang populer di bab selatan Jawa Barat. Namun ternyata tempat wisata ini belum diatur dengan baik. Selain susukan jalan tidak terlampau cantik karena kondisinya sempit dan rusak, juga sebab jarak tempuh yang cukup jauh dari Bandung atau Jakarta. Ujunggenteng berjarak sekitar 120 km dari Kota Sukabumi.
 |
Wefie di Pantai Cibuaya Ujunggenteng meskipun mendung |
Padahal Ujunggenteng merupakan objek wisata yang sungguh menarik. Pantainya yang masih bersih dan alami mempunyai daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. Pada beberapa bagian pantai terdapat area yang tepat untuk bermain atau sekedar berendam di laut. Hal ini disebabkan kedalamannya cuma sepangkal paha ketika laut pasang dan bila sedang surut hanya sekitar sebetis kaki dan yang lebih menarik lagi tidak ada ombaknya namun hanya arus pelan yang bergeser dari kanan ke kiri.
Selain itu pula dermaga bekas peninggalan Belanda yang bila diamati sudah cukup renta umurnya dan sekarang telah tinggal sisa puingnya saja. Dan yang paling mempesona dikunjungi adalah
melihat penyu bertelur di Pantai Pangumbahan.
Pada tahun baru 2015 kemarin, aku sempat mengunjungi Ujunggenteng. Setelah menempuh
perjalanan panjang dari Tasikmalaya lewat pantai selatan selama hampir 8 jam, alhasil sampai juga ke Ujunggenteng. Sesuai dengan namanya, ujung artinya memang di ujung hehehe ....
Ketika berkunjung ke Ujunggenteng, memang sedang trend hujan. Karena hujan inilah, agak menyusahkan untuk mengeksplorasi di sekeliling Ujunggenteng.
 |
Cuaca sore yang makin mendung dan hasilnya hujan semalaman |
Kesulitan pertama yang muncul yakni ternyata penginapan dan hotel di Ujunggenteng hampir semua
full booked. Tapi untunglah masih dapat penginapan di
Pondok Adi. Saran saya, kalo mau berangkat ke Ujunggenteng, usahakan
booking hotel paling lambat sehari sebelum keberangkatan. Berdasarkan pengalaman, ternyata semua
booking hotel yang pernah saya telepon meminta pembayaran di wajah transfer bank atau bisa via ATM.
 |
Pondok Adi, lokasinya persis di pinggir pantai |
Karena cuaca tidak mendukung, akibatnya sampe sore hanya bisa tiduran di penginapan deh. Malamnya baru keluar cari kuliner. Wah ternyata jalanan sarat lubang dan genangan air deh... Kalo pake sedan dijamin kelelep deh hahaha....
 |
Kondisi jalan di Ujunggenteng ketika animo hujan. Banjir di mana-mana |
Untuk tempat makan, mampu daerah makan yang lumayan enak dan gak terlalu mahal. Rumah Makan Nyai Sunda bisa jadi pilihan untuk makan di Ujunggenteng. Lokasinya bersahabat dengan Tempat Pelelangan Ikan. Cuma memang alasannya adalah memang murah atau banyak hadirin ya, pesanan makan usang banget baru akhir deh....
Sebenarnya pada sore atau malamnya tadinya pengin liat ke Penangkaran Penyu di Pangumbahan. Tetapi alasannya terhalang cuaca jelek dan gosip bahwa tiket masuk menyaksikan penyu bertelur mahal banget yang hingga Rp 150.000/orang maka kesudahannya tiduran lagi di penginapan dan motret aja di depan penginapan ...
Dan tenyata, besok paginya masih tetap hujan deh hahaha ... Sehabis sarapan, memaksakan ke arah Pantai Cibuaya dan Pantai Pangumbahan dalam kondisi hujan gerimis.
 |
Pantai Cibuaya, berpasir putih, lebih indah dibanding Pantai Ujunggenteng |
Kondisi jalan menuju ke arah Penangkaran Penyu luar biasa hancur hahaha ... Itu telihat dari gapura selamat tiba.
 |
Gapura selamat tiba di Penangkaran Penyu-Ujunggenteng. |
Wah ... ternyata semakin masuk ke arah Pantai Pangumbahan, keadaan jalan kian parah dan banjir makin dalam. Ternyata masih sungguh perlu perbaikan, khususnya jalan dan drainase nih ...
 |
Kondisi jalan saat hujan di Ujunggenteng, berlumpur dan berbatu |
 |
Semakin ke dalam makin dalam banjirnya hahaha..... |
Jika menyaksikan kondisi jalan seperti itu, memang tidak diusulkan pake mobil 2WD, dianjurkan tetap menggunakan
kendaraan beroda empat 4WD. Soalnya kalo pake kendaraan beroda empat umumalias 2WD (aktivis roda belakang atau roda dean saja) kemungkinan akan banyak tujuan yang tidak bisa dijangkau.
Ketika memasuki
tiket box Penangkaran Penyu, mata agak melotot, melihat harga tiket luar biasa mahal hahaha ... Tapi nalar saya sebagai Forester, mungkin maksudnya adalah menghalangi hadirin, semoga perkembangbiakan Penyu tidak terganggu.
 |
Harga Tiket Masuk ke penangkaran penyu. Mahal banget untuk menyaksikan penyu bertelur |
Karena masih pagi, aku cuma beli tiket untuk masuk daerah penangkaran aja. Tetapi alasannya hujan lebat, cuma parkir muter dan keluar lagi. Jadilah itu bayar parkir termahal yang pernah dialami, alasannya adalah isi kendaraan beroda empat 2 dewasa dan 2 anak hahaha ...
Pulang dari penangkaran penyu langsung aja deh check out dari penginapan dan lanjut ke Palabuhanratu. Tadinya berencana ke Puncak Darma namun karena cuaca kurag elok, terpaksa puas sampai ke Penangkaran penyu aja.
Di
perjalanan ke Palabuhanratu eh nemu curug ini di pinggir jalan, tampaknya kalo lagi animo kemarau airnya akan nampak indah.
 |
Air terjun antara Surade ke Kiara Dua |
 |
Air menggeluti antara Surade ke Kiara Dua |
 |
Air terjun antara Surade ke Kiara Dua |
Dengan waktu yang singkat, rasanya tidak cukup untuk
menikmati eksotisme pariwisata Ujunggenteng, paling tidak diharapkan waktu 3 sampai 5 hari untuk mampu mengeksplorasi
Sukabumi Selatan.
Sumber https://ghost-ships.blogspot.com
EmoticonEmoticon