Kamis, 26 November 2020

Kehadiran Tamu Mahasiswa Kaya

Beberapa waktu yang kemudian, aku kehadiran tamu. Seorang cowok dengan dandanan yang dandy. Ternyata beliau seorang mahasiswa yang sedang menyusun peran final. Rupanya dia sedang menghimpun data untuk skripsi di salah satu kampus di Tasikmalaya.

Saya sempet tanya-tanya, tentang apa ? ... Dia bilang wacana implementasi salah satu Perda di Kota Tasikmalaya. Karena masih diperlukan wawancara (mungkin teratur) jadi harus kembali ke responden katanya. OK, lah kalo begitu, saya bilang, apa kekurangannya ? Dia bilang perlu rekaman wawancara.

 Ternyata dia seorang mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir Kedatangan Tamu Mahasiswa Kaya
Ilustrasi mahasiswa menuntaskan skripsi. Sumber : Pixabay.

Makara lah wawancara dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan, sebenernya kalo liat isi pertanyaan, sebaiknya beliau "dilayani" oleh Kepala Dinas, alasannya isinya yaitu kebijakan ihwal implementasi Perda. Tapi gak papa lah, mungkin si Boss sibuk atau mahasiswanya terburu-buru atau sebab lain.

Saya gak mau komentar tentang kesiapan dia untuk lulus dari faktor skripsi. Nanti dikira aku membantai hahaha... Kalo aku jadi dosennya, saya hanya rela ngasih ia optimal nilai C- untuk skripsi, gak tau kalo ada cobaan komprehensif-nya hahaha ....

Ya, udah, itu jangan dipersoalkan toh seharusnya di setiap forum pendidikan ada lembaga yang menjadi penjamin kualitas kualitas lulusan. Artinya, kalo ada yang "lolos" dengan kondisi mirip itu, yang salah bukan hanya mahasiswa (yang pengin lulus) tapi salah tata cara secara keseluruhan. Nah, lulusan ini, kemungkinan besar akan memperbesar panjang antrian sarjana yang menambah beban.

Nah, yang jadi poin penting yang ingin saya sampaikan yaitu, ketika mahasiswa itu beres wawancara dan pamit pulang, ia ke aku menunjukkan amplop (hiks ...). Saya gak menduga sama sekali, dan saya bilang "Dik, aku juga pernah mahasiswa, dan mencicipi sulitnya beban jadi mahasiswa, gak usah ngasih amplop lah ke aku !!!..."

Saya sebenernya mau marah, tetapi gak tega, justru malah menjadi duka. Koq mental mahasiswa seperti itu ? Saya juga gak tau kenapa bisa peristiwa seperti itu. Saya jadi mikir jauh, ....
-apakah dia biasa mirip itu ? (menuntaskan sesuatu dengan uang), ....
-apakah beliau mahasiswa (sungguh) kaya ?, .... (hingga harus buang-buang duit hanya permasalahan ginian)
-apakah beliau menilai sedemikian parahnya PNS yang melayani ia ? .... (sehingga harus dikasih "kiat" segala, emangnya saya pelayan kedai makanan hahaha ...)

Sampai sekarang aku gak nemu jawabannya, yang terang aku murung banget liat mental generasi muda mirip itu .... Terutama si mahasiswa kaya itu ...
Sumber https://ghost-ships.blogspot.com


EmoticonEmoticon