Senin, 07 Desember 2020

Mengenal Batuan Vulkanik Tersier Sulawesi

Penyebaran batuan vulkanik di Sulawesi berkaitan dengan kegiatan vulkanisme yang terbentuk di bab kaki Sulawesi sekitar Gowa, Maros, Soppeng, Luwu, dan Toraja hingga ke bab barat Sulawesi sekitar Polewali, Mamuju, dan Majene yang dibatasi oleh sesar besar Palu Koro yang masih aktif. Kemudian muncul kembali di Sulawesi bagian utara terutama di sekitar Pohuwato, Boalemo, Gorontalo, dan Bolaang Mongondow hingga ke Sulawesi Utara.

Munculnya batuan vulkanik yang berumur Tersier di Sulawesi berafiliasi dengan aktifitas tumbukan yang diakibatkan oleh terdorongnya mikro kontinen Banggai Sula yang berasal dari Pasifik, bergerak ke arah barat dan kaki Sulawesi bagian tenggara akhir bergeraknya lempeng Australia ke utara.


Penyebaran batuan vulkanik di Sulawesi berkaitan dengan aktivitas vulkanisme yang terbentu Mengenal Batuan Vulkanik Tersier Sulawesi

Batuan vulkanik yang terbentuk di atas batuan dasar berisikan beberapa jenis batuan dengan umur yang berlainan, yaitu selaku hasil dari acara vulkanisme semenjak Paleosen hingga Pliosen. Batuan vulkanik tersebut biasanya berbentuklava, breksi, tufa, konglomerat vulkanik, dan endapan piroklastik. Vulkanisme Paleosen menciptakan batuan vulkanik berupa lava dan endapan piroklastik yang berkomposisi andesitik hingga traki-andesitik, yang lokal diinterkalasi oleh batugamping dan serpih ke arah atas sekuennya.

Vulkanisme Eosen - Miosen terdiri dari tufa, lava bantal dan lava masif, konglomerat vulkanik, dan breksi vulkanik. Vulkanik Pare-pare merupakan sisa dari sebuah strato-vulkanik yang tersusun oleh selang-seling lava flow dan breksi piroklastik yang berumur Miosen Akhir. Lava tersebut berkomposisi intermediet sampai asam.

Pada era ini terbentuk juga beberapa badan intrusi yang menawarkan umur Miosen Awal. Tubuh-tubuh intrusi ini dihubungkan dengan vulkanik kalk-alkalin pada anggota bagian bawah Formasi Camba yang diperkirakan keduannya berasal dari subduksi pada Miosen Awal.

Selain batuan vulkanik, di atas batuan dasar terendapkan beberapa batuan sedimen hasil sedimentasi sejak Kapur Akhir hingga Resen. Batuan sedimen berumur Kapur Akhir diantaranya menyusun bagian timur dan barat Sulawesi Selatan bab barat yang terdiri selang-seling batupasir dan batulanau-batulempung dengan sedikit konglomerat, pebble batupasir, serta breksi konglomerat.

Formasi batugamping juga terbentuk, ialah dikala proses sedimentasi pada abad Eosen sampai Miosen Tengah dan pada Miosen Atas sampai Pliosen. Pembentukan batugamping pada Miosen Atas hingga Pliosen bersama-sama dan berhubungan menjemari dengan batuan sedimen Formasi Walanae. Struktur geologi cukup intensif, biasanya berbentuksesar mendatar dan sesar wajar berarah baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya.

Menurut Priadi dkk, 1994 kenampakan batuan vulkanik di Sulawesi dikelompokan menjadi 4 grup yaitu:
  1. Island Arc Tholeitic 
  2. Calc-Alkaline 
  3. Potasic Calc-Alkaline 
  4. High Potassium 

Perkiraan batuan vulkanik yang berumur lebih bau tanah pada kisaran Eosen hingga Miosen Tengah yakni tipe Tholeitik atau Calc-Alkaline, kemudian High Pottasium dan diakhiri oleh Potassic Calc-Alkaline.

Penyebaran batuan vulkanik di Sulawesi berkaitan dengan aktivitas vulkanisme yang terbentu Mengenal Batuan Vulkanik Tersier Sulawesi
Gambar Geologi Regional Pulau Sulawesi (Hall, R., and Wilson, M.E.J., 2000).

Ciri dari tholeitik biasanya didominasi batuan andesit dan basalt, mirip yang muncu di sekitar Palopo. Daerah Sulawesi bab barat mirip di Polewali dan juga kawasan Massepe sangat khas dengan tipe Calc-Alkalinya. Secara megaskopis, batuan gunung api dengan komposisi tersebut memiliki ukuran mineral feldspar yang relatif besar bisa meraih 2 cm dan kecenderungannya bersifat menengah ke asam.

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon