Pengertian Batuan Karbonat Paparan
Batuan karbonat paparan yaitu batuan karbonat yang terbentuk di paparan maritim dangkal. Kaprikornus perlu digaris bawahi disini bahwa kata "paparan" mengandung arti sebagai lingkungan pembentukannya. Sedangkan pengertian dari batuan karbonat yakni batuan yang mengandung mineral karbonat lebih dari 50%. Mineral karbonat ini terdiri atas formasi CO2-3 dan satu atau lebih kation. Jenis paling lazim dari mineral karbonat adalah kalsit (CaCO3), yang merupakan komponen utama penyusun batugamping.
Baca juga: Pengertian, Jenis, dan Kegunaan Batugamping
Kita ketahui bersama bahwa bumi disusun oleh 3 jenis batuan primer, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan. Dari ketiga jenis batuan itu, cuma batuan sedimen yang mempunyai penyebaran terluas, sebab nyaris 75% luas permukaan bumi ditutupi oleh batuan jenis ini.
Kurang lebih 1/5 dari batuan sedimen yang ada di bumi ialah batuan karbonat, berupa batugamping dan dolomit. Keberadaan batuan karbonat mulai dilirik pada tahun 1930-an, yakni dikala didapatkan cadangan minyak bumi didalam batuan tersebut di Timur Tengah . Penemuan itu diikuti oleh penemuan cadangan hidrokarbon lainnya yang ada di batugamping terumbu pada daerah Kanada dan Texas Barat, sepuluh tahun berikutnya.
Gambar distribusi batuan karbonat di dunia. |
Sejarah Penelitian Batuan Karbonat Paparan
Meskipun banyak peneliti sudah menyebutkan pentingnya aktivitas organisme pada pembentukan batuan karbonat, tetapi spesialis bernama Sorby lah yang pertama kali memeriksa masalah pembentukan dan diagenesa batuan karbonat (dalam hal ini batugamping) secara jelas. Penelitiannya selama 53 tahun, yang dimulai di tahun 1851, dituangkan dalam tulisannya perihal "batugamping Akhir Jura yang mengalami perijangan". Dikarenakan pada umumnya batugamping terbentuk dari organisme, sehingga iapun meneliti struktur serta susunan mineral cangkang organisme tersebut.
Sorby juga mengemukakan duduk perkara diagenesa yang berkaitan dengan organisme bercangkang, yang kehilangan unsur aragonitnya secara selektif. Ketika melaksanakan kajian, Sorby selalu melengkapinya dengan banyak sekali percobaan. Akhirnya, ia mampu memecahkan dilema pembentukan ooid serta perkembangan bintal, yang mana seluruhnya dilakukannya pada lapisan batugamping di Inggris. Meskipun demikian, dinegaranya sendiri, hasil kajian yang dikemukakan oleh Sorby (walaupun lebih lengkap), misalnya dalam hal dolomitisasi, kurang mendapatkan balasan.
Faktor Pembentuk Batuan Karbonat Paparan
Pembentukan batuan karbonat yang di paparan benua maritim dangkal ditentukan secara langsung oleh: sedikitnya pengendapan sedimen klastik, dan melimpahnya jumlah organisme. Di maritim, kelimpahan organisme itu diputuskan oleh banyak aspek. Pada umumnya terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah organisme dari garis lintang yang tinggi ke garis lintang rendah, sejalan dengan kenaikan jumlah sinar matahari. Kelimpahan organisme pada wilayah khatulistiwa dan subtropis juga sungguh dipengaruhi arus serta gelombang besar lengan berkuasa pada sepanjang pinggiran barat benua di belahan utara serta pada pinggiran timur penggalan selatan. Keadaan itupun juga menimbulkan proses beredar dan kembalinya nutrisi, yang sebelumnya sudah terendapkan pada dasar maritim.
Batuan karbonat paparan kenyataannya tak dibatasi oleh lintang antara 30 U dan 30 S saja (Chave, 1967; Less & Buller, 1972). Contohnya, ribuan km persegi batuan karbonat paparan sekarang ini menghampar jauh di Australia bab Selatan, pada lintang 32-40 derajad selatan (Van der Borch & Conolly, 1967; Wass dkk., 1970). Beberapa koloni terumbu moderen yang lain, yang ukurannya lebih kecil, banyak tersebar di berbagai daerah. Contohnya di Skotlandia Barat dan Irlandia Barat. Kombinasi antara suhu serta aspek lainnya mirip salinitas, kedalaman maritim, kesetimbangan CO2, kekuatan sinar matahari menembus air, sifat alami arus bahari, sifat alami batuan dasar, dan kekeruhan air, seluruhnya mengontrol proses pembentukan karbonat paparan.
Lees & Buller (1972) mengupas ulang sebaran jenis-jenis butiran pasir dan bahan lainnya yang ukurannya lebih besar yang terdapat di sedimen karbonat, dan terendapkan pada kedalaman < 100 m. Berdasar pada hasil penelitiannya, merekapun menggolongkan menjadi beberapa himpunan kelompok butiran-kerangka ialah :
- Himpunan kelompok foramol yang khusus terjadi di batuan karbonat bahari panas (temperate-water carbonates), komponen terutama berupa butiran foraminifera bentos, moluska, remis, briozoa, serta ganggang merah gampingan. Sementara sponge spicules, echinodermata, dan ostrakoda selaku unsur komplemen.
- Himpunan golongan chlorozoan, merupakan golongan khas untuk laut hangat, yang mengandung beberapa unsur foramol (tergolong koral hermatipik serta ganggang hijau gampingan), dan sedikit briozoa, disini remis tidak ditemui.
Hadirnya lumpur yang berukuran < 60 mikron ternyata juga dijumpai di lingkungan pembentukan karbonat paparan, di mana eksistensi lumpur tersebut sejauh ini cuma ditemukan sebatas pada teori saja. Kehadiran lumpur disangka dari peluruhan ganggang hijau gampingan, meskipun Barthrust (1975) menilai tidak seluruh lumpur yang terbentuk asalnya dari ganggang tadi.
Referensi: Hanang Samodra, 2003. Nilai Strategis Kawasan Kars di Indonesia dan Usaha Pengelolaannya Secara Berkelanjutan. Bandung.
Sumber https://www.geologinesia.com/
EmoticonEmoticon