Kamis, 07 Januari 2021

Prinsip Fokus Mekanik Pada Endapan Placer (Mechanical Concentration)

Pada pembentukan endapan placer, sehabis mengalami pelapukan, material-material yang terkominusi, akan tercuci secara perlahan ke arah downslope, dan terbawa menuju ke sungai atau pantai terdekat. Pergerakan (pedoman) air sungai akan menyapu dan menjinjing pergi matriks yang ringan, sedangkan mineral-mineral placer yang berat akan tenggelam ke dasar atau bergerak ke arah downstream dengan jarak yang relatif lebih pendek.


Gelombang dan arus pantai juga akan memisahkan mineral-mineral berat dengan yang ringan dan butiran-butiran yang kasar dengan yang halus. Dari ribuan ton debris, sejumlah kecil mineral berat dalam setiap tonnya akan terkonsentrasi secara gradual di dalam gravel-gravel sungai atau pantai, sampai akumulasinya meraih keadaan limpahan yang cukup untuk terbentuknya endapan placer. Sebenarnya, jumlah emas dalam ribuan ton matriks, terkonsentrasi cuma dalam volume yang relatif kecil.

 akan tercuci secara perlahan ke arah downslope Prinsip Konsentrasi Mekanik pada Endapan Placer (Mechanical Concentration)
Gambar Penampang Situs-situs Pengendapan Placer (Smirnov,1976).

Proses konsentrasi mekanik berjalan berdasarkan sejumlah prinsip dasar yang utamanya melibatkan faktor-faktor atau perbedaan-perbedaan berat jenis, ukuran, dan bentuk partikel, yang kesemuanya dipengaruhi oleh kecepatan anutan (moving fluid). Prinsip-prinsip dasar tersebut, adalah :

(1) Di dalam tubuh air, mineral yang lebih berat akan karam lebih cepat dibandingkan dengan yang ringan meskipun ukurannya sama. Tambahan lagi, perbedaan berat jenis akan lebih diperkuat di dalam air dibandingkan di udara. Sebagai contoh, rasio antara emas (BJ 19) kepada kuarsa (BJ 2,6) sebagai berikut :
Emas di udara 19 / Kuarsa di udara 2,6  =  7,3 / 1
Emas di air 19-1 / Kuarsa di air 2,6-1  =  11,2 / 1

(2) Tingkat pengendapan dalam air juga dipengaruhi oleh permukaan spesifik dari setiap partikel. Jika terdapat dua bola dengan berat yang sama tetapi ukuran berbeda, maka yang lebih kecil, dengan permukaan yang lebih kecil, yang pastinya lebih minim mengalami pergesekan (friction) dalam air, akan tenggelam lebih cepat. 

(3) Bentuk partikel juga menghipnotis tingkat pengendapan. Pellet yang bundar memiliki permukaan spesifik yang lebih kecil daripada disk yang rata dan tipis (pipih); dengan berat yang serupa, pellet akan karam lebih cepat. Sehubungan dengan hal ini, maka spekularit dan molibdenit yang bentuknya flaky (berlapis-lapis pipih), sulit untuk terfokus lewat gravitasi, walaupun BJ-nya tinggi.


(4) Faktor lain yang berpengaruh ialah efek pergerakan air. Kemampuan suatu badan air (atau udara) yang mengalir untuk mentransport suatu material padat bergantung pada kecepatan dan kombinasi kecepatannya per satuan persegi. Suatu pemikiran air yang cepat dapat menjinjing pergi substansi yang tak mampu dibawa oleh pemikiran yang tenang atau lambat. Jika kecepatannya bertambah/berkembangdua kali lipat, tenaga transportasinya akan bertambah sekitar empat kali lipat, dan material-material yang semula diam akan terbawa bergerak. Sebaliknya, kalau kecepatannya menurun dua kali lipat, maka sebagian besar material yang semula terbawa/tertransportasi akan mengendap. Sehubungan dengan hal tersebut, mineral-mineral placer akan terendapkan pada dikala kecepatan arus menurun. 

(5) Telah dikenali bahwa pemikiran air yang cepat akan meningkatkan perbedaan tingkat pengendapan berdasarkan BJ, dan jikalau partikel-partikel emas dan kuarsa terendapkan dalam keadaan air yang bergerak, maka emas akan mampu terendapkan langsung ke dasar sedangkan kuarsa akan terbawa sedikit ke arah downstream (hilir). 

(6) Faktor permukaan spesifik lalu juga ikut bekerja; dari dua partikel dengan berat yang serupa, maka partikel yang mempunyai permukaan spesifik yang lebih besar akan mengalami kenaikan kecepatan tertransport ketimbang partikel yang lain, sejalan dengan bertambahnya kecepatan aliran. Sehingga, mika yang pipih akan terpisah dari kuarsa, dan material-material yang lebih halus akan terpisahkan dari yang bernafsu.

(7) Faktor lain yang juga ikut bekerja, adalah bahwa partikel dalam bentuk suspensi lebih siap untuk tertransport oleh aliran bergerak ketimbang yang dalam bentuk lain. Bayangkan kalau kita mengaduk gula yang berada di dasar cangkir, demikian juga yang terjadi di sungai atau pantai di mana arus akan mampu mengaduk dan mengangkat substansi-substansi ringan dari dasar dan men”desir”kannya pergi meninggalkan kawasan asalnya. Dengan demikian proses ini menolong terpisahkannya mineral-mineral yang berat dengan yang ringan, menuju ke tahap konsentrasi.


(8) Juga, aksi putaran dan adukan sungai dan gelombang menstimulasi getaran atau “tarian” ke arah atas (upward pulsation) sehingga terjadi proses “pembersihan” di dalam mana mineral yang lebih ringan akan terangkat ke kawasan yang lebih tinggi daripada mineral yang lebih berat, sehingga mineral-mineral ringan tersebut lebih mudah terbawa pergi oleh air bergerak. 

(9) Aksi “tarian” tersebut mampu menyebabkan partikel-partikel emas tersebar lewat/melalui /menembus (through) gravel-gravel dasar dan terfokus di bawahnya, walaupun gravel-gravel tersebut tebal – emas yang lebih kasar akan berada di bawah, dan yang lebih halus di atas.

Berbagai faktor tersebut di atas bekerja secara bersama-sama dalam memisahkan mineral-mineral yang ringan dan halus dari mineral-mineral yang berat dan bernafsu; dan lewat aksi yang kontinyu, mineral-mineral placer alhasil terfokus secara memadai dan membentuk endapan yang ekonomis.

Dengan demikian bisa diketahui bahwa dalam proses fokus mekanik kepada mineral-mineral placer, aspek kecepatan air sangatlah memilih (sangat menolong). Jika kecepatannya terlalu rendah, material-material yang ringan tidak akan terbawa dan terpisahkan dari yang berat. Sebaliknya jikalau kecepatannya terlalu tinggi, mineral-mineral placer juga akan tersapu pergi dan mungkin akan terhambur secara tak karuan.

Penurunan atau pengurangan kecepatan aliran, baik itu di sungai, di arus pantai, maupun arus bawah, akan menimbulkan terjadinya pengendapan dan akumulasi. Di sungai, pergantian gradien, meandering, pelebaran (spreading), atau gangguan-gangguan (hambatan-hambatan) lain yang mampu menjadikan terjadinya penurunan kecepatan ajaran, akan bisa menimbulkan mineral-mineral yang lebih berat terendapkan dan terakumulasi.

Berbagai tabrakan dan tumbukan yang dialami mineral-mineral placer selama mengalami “tarian” ke atas (upward pulsation) dan selama tertransportasi, balasannya dapat menjadikan hancurnya mineral-mineral yang tak berdayatahan usang (non-durable) sehingga menjadi abu (powder), menjadikan membundarnya sudut-sudut yang runcing dari mineral yang durable, serta terkompakkan dan teratakannya mineral-mineral yang malleable (elastis).

Dengan demikian citra-gambaran tersebut merupakan persyaratan yang memperlihatkan jumlah atau kuantitas fokus atau jarak yang telah ditempuh oleh mineral-mineral placer tersebut. Sebagai contoh, emas placer yang menyudut dan runcing, tentu saja tidak jauh dari sumbernya, dan prinsip ini mampu dipakai oleh prospektor yang pandai dalam pencariannya menuju ke “mother lode” atau sumber emas tersebut.

Suatu hal yang esensial dalam proses mechanical concentration yaitu bahwa kontinyuitas suplai dari mineral placer bisa membentuk fokus yang memadai. Ini berarti bahwa daerah-tempat yang paling favorable adalah kawasan yang intensitas pelapukannya tinggi dan relief topografinya kuat; pelapukan penting dalam hal membebaskan atau melepaskan mineral-mineral placer, dan relief penting dalam memungkinkan debris dari pelapukan tersebut untuk terbawa ke arah sungai atau pantai.

Plato atau peneplain tidak mampu mensuplai debris yang banyak. Daerah lain yang favorable adalah daerah-tempat dimana terjadi rejuvinasi (peremajaan) sungai oleh pengangkatan resen, dimana lembah-lembah baru memotong lembah-lembah yang lebih bau tanah, sehingga menimbulkan terjadinya rewashing dan rekonsentrasi dari gravel-gravel yang ada sebelum terjadinya pengangkatan tersebut. Semakin sering rekonsentrasi seperti ini terjadi, semakin besar pula tingkat fokus yang dihasilkannya.


Jika pelapukan menghasilkan debris pada lereng sebuah bukit, partikel-partikel yang lebih berat akan bergerak ke arah downslope lebih lambat ketimbang partikel yang ringan, membentuk fokus yang tinggi dalam bentuk placer eluvial. Kalau terjadi transportasi dengan media air, maka konsentrasinya mampu terjadi di sungai, membentuk endapan placer sungai (placer aluvial), atau di pantai, membentuk placer pantai. Jika konsentrasinya dijalankan oleh angin, maka yang terbentuk adalah placer eolian. 

Prinsip-prinsip dasar yang sudah diuraikan satu per satu di atas, berlaku pada setiap tipe placer, namun ada aspek-aspek khusus yang berkontribusi pada setiap tipe individu endapan placer, akan diuraikan tersendiri pada artikel selanjutnya.

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon