Jumat, 01 Januari 2021

Tujuan Dan Tindakan Perencanaan Penutupan Tambang

Penutupan tambang oleh World Bank dan IFC (2002) diistilahkan selaku "it’s not over when it’s over". Karena kemungkinan bencana lingkungan mampu timbul sewaktu-waktu meskipun penutupan tambang sudah selesai ditutup dan memasuki dikala pasca tambang. Kota bekas tambang dapat bermetamorfosis “kota hantu” (ghost town), karena aktivitas ekonomi, sosial dan keselamatan lingkungan tidak dapat mendukung lagi keberlanjutan pembangunan dan kehidupan penduduk disana. Dampak ini, jadinya menjadi beban masyarakat, daerah atau negara dimana tambang itu dioperasikan.

Di banyak kasus penutupan tambang di Indonesia, begitu tambang memasuki abad penutupan tambang, keberlanjutan faedah ekonomi dan sosial juga terhenti. Hal ini disebabkan pemerintah daerah, perusahaan dan masyarakat lokal belum menyiapkan diri secara sempurna dan jauh-jauh hari sebelum era penutupan datang. Mereka masih lebih berfokus pada pembenahan kerusakan lingkungan.

Dengan demikian, penutupan tambang ialah duduk perkara yang kompleks, probabilistik, dinamis serta perlu antisipasi jangka panjang. Oleh karena itu diharapkan pendekatan sistem untuk menyelesaikannya. Perlu membuatkan suatu Desain Sistem Penutupan Tambang yang berkesinambungan, yang dapat menjamin terjadinya keberlanjutan ekonomi, sosial dan santunan lingkungan pada dikala sebelum dan sehabis suatu tambang memasuki kala penutupan.

Penutupan tambang oleh World Bank dan IFC  Tujuan dan Langkah-langkah Perencanaan Penutupan Tambang
Ilustrasi versi tambang terbuka.

Prinsip perencanaan keberlanjutan di sebuah lokasi tambang ialah dasar untuk pembangunan keberlanjutan secara menyeluruh. Oleh alasannya itu, hal ini menyadi kebutuhan untuk melaksanakan ‘Desain untuk Penutupan’ dan lebih dari itu kita juga menyiapkan ‘Rencana Pemanfaatan Pasca Pertambangan Berkelanjutan’ (Robertson dan Shaw, 1999). Hal ini mensyaratkan bahwa semua stakeholder, pemerintah dan penduduk perlu mengkonsultasikan planning dalam penyusunan pengembangan tambang, penutupan dan pasca penutupan tambang yang berkelanjutan.

Dalam penyusunan rencana untuk penutupan tambang, ada empat tujuan utama yang mesti diamati, yakni:
  1. Melindungi kesehatan dan keamanan penduduk
  2. Meringankan atau menetralisir kerusakan lingkungan
  3. Mencapai penggunaan lahan yang produktif, atau kembali ke kondisi aslinya atau alternatif yang mampu diterima
  4. Keberlanjutan faedah sosial dan ekonomi akibat pembangunan dan operasi tambang

Dalam rangka untuk meminimalkan aneka macam dampak dan risiko penutupan tambang, perlu dikerjakan persiapan semenjak awal proses penambangan berkaitan dengan keharusan atau risiko ketidakpastian untuk penutupan dan rehabilitasi baik itu instansi pemerintah, organisasi penduduk atau perusahaan.

Dalam rencana penutupan tambang segala patokan penutupan tambang supaya lebih dahulu ditetapkan dan disetujui serta diperhitungkan dalam rencana pengembangan penutupan tambang. Hal ini memungkinkan perusahaan pertambangan untuk memilih dan mempersiapkan persyaratan guna mendapatkan pemberian untuk planning penutupan serta menghemat risiko dan keharusan yang mungkin berasal dari penolakan atau keberatan pada dikala penutupan tambang.

Langkah-langkah khas untuk perencanaan penutupan tambang haruslah logis dengan deskripsi progresif yang dibutuhkan untuk mengerti kebutuhan, sifat, efektivitas, dan biaya Rencana Penutupan Tambang. Setiap planning penutupan tambang mesti memikirkan tindakan jangka panjang baik secara fisik, kimia, biologis dan sosial dari imbas penggunaan lahan yang dapat merusak tata cara lingkungan alam sekitar mirip air, tanah, permukaan air dan lain-lain. Oleh sebab itu, harus ada pemahaman ihwal lingkungan pra-penambangan dan efek dari pengembangan tambang abad kemudian dan periode depan pada lingkungan pra-tambang.

Langkah-langkah pengendalian operasional mesti diseleksi untuk implementasi selama penambangan dalam rangka meminimalisir imbas pada ekosistem sekitarnya. Dampak penilaian harus dikerjakan secara berkala sebelum penyeleksian tindakan selama operasi tambang dalam rangka untuk menentukan keberhasilan pelaksanaannya. Alternatif tindakan penutupan tambang dikembangkan dan dinilai pada rancangan tambang untuk memastikan bahwa ada langkah-langkah penutupan yang sesuai yang tersedia untuk memulihkan dampak dari pengembangan tambang yang dipilih.

Dalam planning penutupan tambang yang sudah dijalankan perlu pula menyiapkan rencana pemeliharaan dan pemantauan yang akan mengawasi kinerja sistem selama operasi dan penutupan pasca tambang serta menawarkan pemeliharaan yang diperlukan untuk memutuskan fungsi setiap komponen berlangsung dalam jangka panjang.

Sepanjang proses ini, dikerjakan evaluasi ongkos dan penjadwalan sebagai bentuk jaminan keuangan yang ditawarkan untuk menutupi ongkos pelaksanaan rencana, operasi jangka panjang, pemantauan dan pemeliharaan pasca penutupan tambang. Tahap simpulan dari proses perencanaan penutupan tambang disusun dengan cara yang logis yang mau menunjukkan pengertian deskripsi dari pra-penambangan hingga penutupan tambang sebagai dokumen Rencana Penutupan Tambang.

Referensi:
Ir. Daulat Ginting (Perencana Madya ESDM)
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon