Senin, 01 Februari 2021

Bukti Bentukan Tektonik Pada Batas Pertemuan Lempeng Bumi

Bukti Hasil Pergerakan Lempeng Bumi - Bagian dari kulit bumi (litosfer), termasuk bagian paling luar dari mantel bumi, dianggap terdiri dari lempeng-lempeng yang kaku, yang bergerak satu sama lainnya dengan kecepatan berkisar 1 - 10 cm/tahun, atau sama dengan 100 km/10 juta tahun. Lempeng-lempeng tersebut merupakan bongkah-bongkah litosfer yang bersifat tegar dan menumpang di atas suatu lapisan bumi dalam kondisi selalu bergerak (mobile) yang disebut Astenosphere.

Batas antara masing-masing lempeng yang saling bergeser itu ialah tempat (zona) dimana terjadinya peristiwa gempa, proses orogenesa, dan peristiwa tektonik yang lain yang paling aktif di muka bumi. Beberapa bukti bentukan (wujud) tektonik pada batas-batas konferensi lempeng mampu berupa palung lautan (oceanic trench), punggungan tengah samudra (mid oceanic ridge), dan sesar-sesar transform.

Palung Laut (Oceanic Trench)

Palung maritim terbentuk pada dikala dua lempeng saling bertumbukan (konvergensi) dimana dapat disamakan dengan pembentukan sesar-sesar naik, dimana salah satu dari lempeng yang bertumbukan tersebut akan menunjam dan menyusup dengan sudut tertentu ke bawah lempeng yang satunya, mengarah ke dalam mantel bumi.

Daerah (zona) ini disebut sebagai zona penekukan dan penyusupan (subduction zone). Pada zona ini berjalan kejadian-kejadian geologi yang sangat penting seperti deformasi dan pemalihan (metamorfisme) kepada setiap lapisan batuan sedimen dan endapan asal gunungapi yang tertimbun di dalam cekungan-cekungan pengendapan yang berada akrab zona ini.

Pada bagian palung bahari dalam terbentuk prisma akresi disertai gerak-gerak pensesaran dan pelenturan yang terpusat pada bab bawah palung maritim sehingga menghasilkan mélange yang berisikan endapan turbidit, ofiolit, olistostrom dan batuan malihan fasies sekis hijau dan sekis biru. Kelompok batuan penyusun palung berisikan lava bersifat basalt dan lava bantal dasar samudera dibarengi oleh rijang dan sedimen argilit; sedimen turbidit dan klastik; dan kumpulan batuan basa dan ultrabasa (ofiolit).

Punggungan Tengah Samudra (Mid Oceanic Ridge)

Puggungan Tengah Samudra (MOR) terbentuk saat dua lempeng saling memisahkan diri dibarengi dengan pembentukan kerak gres. Pembentukan ini mampu disejajarkan dengan pembentukan sesar-sesar normal. Akibat lempeng-lempeng tersebut bergerak memisahkan diri (divergen), terjadi kekosongan pada batas antar lempeng tadi.

Kekosongan ini selanjutnya terisi oleh lava/magma yang menciptakan suatu kerak gres. "Mid Oceanic Ridge" (MOR) mampu berbentukrantai formasi gunungapi di bawah bahari, dimana kerak bumi gres terbentuk dari leleran magma dan aktifitas gunung berapi.

Heirtzler, dkk, 1968 dan Le Pichon, 1968 sudah dapat menentukan kecepatan rata-rata memisahnya lempeng-lempeng tersebut dengan memakai sifat-sifat kesejajaran pada jalur-jalur anomali geomagnet kasatmata dan negatif, yang terletak simetris terhadap poros pematang atau punggung tengah samudra.

Jalur-jalur tersebut sesuai dengan jalur-jalur kerak samudra yang terdiri dari batuan beku yang mengalami pendinginan melalui titik "curie" dan mendapatkan kemagnetan "termoremanen" sepanjang urutan jaman, dimana medan magnet bumi mengalami pergantian secara bergantian dari keadan normal dan membalik. Di beberapa kawasan, MOR terlihat mengalami perubahan (offset) akhir terpotong oleh pensesaran yang diketahui sebagai sesar transform (transform faults).
 termasuk bagian paling luar dari mantel bumi Bukti Bentukan Tektonik Pada Batas Pertemuan Lempeng Bumi
Gambar bentukan tektonik akhir pergerakan lempeng bumi.

Sesar-sesar Transform (Transform Faults)

Sesar transform ialah sesar mendatar yang terdapat di lantai-lantai samudra. Sesar-sesar ini berukuran panjang dan terbentuk alasannya adalah dua lempeng yang saling berpapasan, bergerak sejajar namun bertentangan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu, sehingga tidak terjadi penambahan atau penghematan luas permukaan. Namun, goresan antar lempeng ini kadang-kadang dengan kekuatan dan tegangan yang besar.

Sampai saat ini prosedur gerakan lempeng masih mengakibatkan pertanyaan besar. Banyak pedoman serta teori yang dikemukakan untuk menjawab pertanyaan ini, diantaranya yakni dengan didasarkan pada adanya arus konveksi yang terdapat di dalam mantel bumi. Akhir-tamat ini beberapa peneliti beropini bahwa gerakan utama dari lempeng bumi dipengaruhi oleh perbedaan densitas dan ketebalan kerak bumi yang mencolokke arah lateral selaku balasan pendinginan bumi.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon