Senin, 01 Februari 2021

Tektonostratigrafi Pada Lempeng Tektonik Yang Konvergen

Pada pembahasan sebelumnya kita telah mengenal beberapa bukti bentukan tektonik balasan pergerakan lempeng (konvergen, divergen, dan transform), maka untuk peluang kali ini saya akan mencoba fokus membahas mengenai tektonostratigrafi pada konferensi lempeng tektonik yang bersifat konvergen. Tektonostratigrafi yaitu perpaduan sistem tektonik dan stratigrafi dalam mempelajari, menganalisis, mendiskusikan, menyimpulkan, dan mengerti stratigrafi suatu kawasan yang geologinya sangat rumit dan kompleks.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pertemuan lempeng yang bersifat konvergen merupakan daerah dimana akan terjadi penambahan lempeng (materi), ialah kerak lautan yang semula terbentuk pada pemisahan lempeng, akan menunjam dan menyusup ke dalam mantel bumi. Apabila bentuk permukaan bumi yang menandai adanya pemisahan lempeng tersebut ialah suatu punggungan besar yang melintang di tengah samudra, maka tempat tumbukan lempeng akan membentuk suatu bentang alam berupa "Pola Palung Busur" (arc trench system). Palung lautan merupakan indikasi dimana tanda-tanda penyusupan sedang berlangsung.

Suatu gejala tumbukan pada periode lampau (paleo subduction) hanya dapat dikenal kembali dengan cara mengetahui satuan tektoniknya atau biasa dikenal dengan istilah "Tektonostratigrafi". Satuan Tektonik ini ialah produk dari tanda-tanda tumbukan lempeng yang tercermin pada tatanan stratigrafi dan pola strukturnya.

Namun demikian, untuk mengenal suatu daerah tumbukan lempeng pada masa lampau (paleo subduksi) biasanya cukup susah, alasannya adalah dalam pertumbuhan berikutnya daerah tersebut mungkin saja sudah mengalami pergantian tipe konferensi lempeng, sehingga akan menciptakan gejala tumpang tindih dengan sifat tektonostratigrafi yang berbeda. Tipe-tipe satuan tektonik yang lazimnya kita jumpai pada suatu model pertemuan lempeng yang konvergen meliputi :
  1. Kompleks penunjaman dan penyusupan lempeng atau jalur subduksi.
  2. Cekungan muka busur (fore-arc basin) dan mungkin juga tepi busur.
  3. Busur magmatik atau busur volkanik.
  4. Cekungan belakang busur (back-arc basin).

Jika salah satu lempeng pada tanda-tanda konvergensi ini berisikan kerak samudra, maka sifat tanda-tanda tektonik pada kawasan pertemuan lempeng itu akan merefleksikan sebuah bentuk busur kepulauan bergunungapi atau pegunungan dan palung yang sejajar pada bagian lengkungan busur (Dickinson, 1971), lihat gambar A dibawah.

Pada konferensi lempeng yang konvergen biasanya mempunyai tipe bentukan tektonik yang berkisar pada "oceanic island arc" (dengan jumlah sedimen terbatas) sampai tipe "continental margin arc" (bagian lempeng yang menyusup akan tertumpuk endapan sedimen klastik yang sangat tebal).

Akibat terbentuknya palung laut, biasanya diatas permukaan akan terbentuk suatu "busur volkanik" yang relatif sejajar dengan palung laut tersebut. Hal ini pertanda adanya lempeng yang menyusup, yang kemudian mengakibatkan aktivitas magma. Busur tersebut mampu ber-alaskan bagian kerak samudra maupun kerak benua (lihat gambar B dan C) yang secara keseluruhan sering disebut dengan ungkapan "Sistem Busur Kepulauan".
Pada pembahasan sebelumnya kita telah mengenal beberapa bukti bentukan tektonik akibat per Tektonostratigrafi Pada Lempeng Tektonik yang Konvergen
Kedudukan tektonik cekungan pengendapan pada sistem "Palung Busur" (A), Diagram ideal acuan "Continental Margin Arc-Trench" (B dan C).

"Sistem Busur Kepulauan" akan terdiri dari 2 macam kumpulan batuan (lazimdisebut "endapan dalam"/eugiosyncline). Secara garis besar kumpulan batuan tersebut ialah sebuah urutan batuan yang sangat tebal yang sebagian terdiri dari endapan marine dengan sisipan batuan vulkanik yang mengalami pelenturan yang kuat dan rumit. Sebagiannya lagi termalihkan dan seringkali diterobos oleh plutonik berkomposisi granitik atau tercampur dengan keratan-keratan batuan ultrabasa.

Kelompok batuan tersebut diatas oleh Hamilton, 1966 dan Dickinson, 1969 dikenali kembali selaku 2 golongan batuan yang berada dalam sebuah metode "busur kepulauan". Dalam teori tektonik lempeng, kelompok batuan tersebut merupakan bab-bab dibandingkan dengan "batuan busur magmatik" dan "endapan palung laut". Seluruh metode ini selanjutnya diberi nama "Sistem Palung Busur" (arc trench system) yang berisikan 2 bab, yakni busur magmatik dan palung laut dalam.

Pada "Sistem Palung Busur" yang masih aktif, terdapat sebuah rumpang yang memiliki bentuk morfologi yang memanjang (150 - 250 km). Rumpang ini terletak diantara palung bahari dan busur magmatik (atau volkanik jikalau yang aktif). Bentukan tektonik mirip ini lazimdisebut selaku "Rumpang Palung Busur" (arc trench gap). Secara tektonik dalam "Sistem Palung Busur", kawasan rumpang tersebut ialah sebuah cekungan yang dinamakan "cekungan wajah busur", sebab letaknya berada di depan busur volkanik jika dilihat dari arah penyusupan lempeng samudra.

Dibagian belakang dari busur volkanik biasanya juga akan terbentuk sebuah cekungan pengendapan yang mempunyai ciri-ciri kumpulan batuan yang hampir sama dengan cekungan wajah busur, tetapi dengan pola struktur geologi yang berbeda. Secara tektonis cekungan tersebut dinamakan "Cekungan Belakang Busur" (back arc basin).

Dengan demikian, "Sistem Palung Busur" ini secara keseluruhan akan terdiri dari 4 bab komponen tektonik yakni kompleks penunjaman, cekungan tampang busur, busur magmatik/volkanik, dan cekungan belakang busur. Masing-masing bab tersebut mempunyai ciri-ciri tektonostratigrafi yang khusus dan berlainan satu sama lainnya. Untuk lebih mengetahui secara terang sifat dan ciri satuan tektonik tersebut diatas, tunggu pembahasannya pada artikel selanjutnya. Salam tektonik!!.

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon