Emas aluvial umumdisebut juga dengan "emas placer". Oleh para andal geologi bijih (ore geologists), endapan placer ialah endapan "allochtonous" yang bernilai ekonomis. Endapan placer adalah endapan kelas terigen yang terbentuk oleh proses sedimenter biasa (ordinary sedimentary processes) yang mengendapkan atau mengkonsentrasi mineral-mineral berat. Umumnya proses pemisahan gaya berat alamiah ini dibantu oleh media air bergerak, meskipun ada juga yang terkonsentrasi lewat media padat dan angin. Mineral-mineral berat tersebut mesti terlebih dulu terbebaskan dari batuan sumbernya, mesti mempunyai berat jenis (densitas) yang tinggi, resisten secara kimia terhadap pelapukan, serta memiliki durabilitas tinggi (tahan terhadap proses-proses mekanik). Emas adalah salah satu mineral yang memenuhi syarat tersebut.
Daya tarik, kekayaan, dan akomodasi dalam penambangan emas alluvial (placer) sudah mengakibatkan terjadinya berbagai perburuan (gold rush) dalam skala besar di dunia pertambangan. Endapan placer merupakan tipe endapan yang “poor man’s” (modal dengkul). Pekerja keras cuma membutuhkan sebuah sekop atau cangkul dan dulang (panner) untuk mengekstrak emas, dan dalam waktu dua ahad bisa menghimpun emas yang sangat banyak dan menjadi kaya-raya.
Perburuan emas besar-besaran di California tahun 1849, di Australia pada 1850-an, serta penyerbuan yang penuh risiko bahaya di Klondike dan Alaska pada 1897, menunjukkan terjadinya penambangan emas aluvial yang besar-besaran hanya dalam waktu yang relatif singkat. Kondisi tersebut lalu disertai dengan penambangan emas primer yang lebih stabil. Berikutnya disusul oleh pembangunan settlement, agrikultur, industri, yang pada karenanya terbentuk suatu negara-negara besar. Besarnya pengaruh berburu emas alluvial bisa mendatangkan imigran dalam jumlah yang sangat besar ke kawasan-kawasan pertambangan tersebut di atas, yang kemudian diikuti oleh aneka macam pembangunan dan industri, dan pada akhirnya justru mengganti tempat yang semula terpencil dan sepi, menjadi negara dan negara bab yang besar (California, Alaska, Australia, dsb).
Gambar emas aluvial dan proses ekstraksinya. |
Menurut catatan sejarah, perburuan emas aluvial di California di tahun 1849 telah menjadikan hadirnya imigran dengan kapal-kapal besar dari berbagai tempat. Orang-orang indian yang berani, serta orang-orang dari sekitar Cape Horn datang dengan memakai perahu-perahu kecil seadanya yang sebetulnya kurang patut untuk ikut melakukan perburuan emas ini.
Ada juga dongeng antik yang mempesona tentang perburuan emas aluvial (placer) ini; selaku perbandingan kepada kisah perburuan modern tersebut di atas, adalah cerita klasik wacana legenda Yunani. Menurut kisah yang ditulis Euxine, di tempat Colchis, para penambang pada dikala itu mengekstraksi emas aluvial dengan cara mencangkul gravel-gravel dari sungai dan memuatnya ke dalam "sluice boxes" yang dibuat dari kayu-kayu hutan. Lapisan-lapisan kayu akan mengikat/menjerat partikel-partikel emas; emas yang agresif akan terkocok dan terangkat keluar (berikutnya tinggal diambil), sedang yang halus akan terikat pada "wool" berair yang terbuat bulu-bulu domba, kemudian digantung di pohon untuk dikeringkan sehingga emas halusnya bisa terlepas. Cerita tentang tersebut kemudian hingga ke Yunani, dan Jason dengan Argonautsnya pribadi memasang layar di kapalnya, lalu berlayar menuju ke daerah tersebut.
Pada era lalu, emas aluvial diekstraksi memakai kayu-kayu, yang diambil secara serampangan dari hutan dan dibentuk "sluice box" yang lebih terbaru, dan kulit sapi dipasang di atasnya selaku bahan "riffles" (penangkap emas halus). Pada dikala ini buatan emas aluvial tinggal sedikit bila dibandingkan dengan kisah indahnya di masa lalu. Endapan-endapan yang "easily discoverable" sudah ditemukan sehingga mengakibatkan perburuan emas aluvial akan lebih berkurang di masa mendatang. Saat ini, hanya sedikit kawasan-tempat eksplorasi yang mampu diharapkan menciptakan endapan yang gres. Sumber https://www.geologinesia.com/
EmoticonEmoticon