Sabtu, 27 Februari 2021

Desain Dasar Proses Pembuatan Bijih

Proses pembuatan bijih bermaksud untuk mengontrol ukuran partikel bijih, menetralisir bagian-bab yang tidak diinginkan, meningkatkan kualitas, kemurnian atau grade materi yang diproduksi. Proses ini biasanya terdiri dari: penghancuran, penggilingan, pencucian, pelarutan, kristalisasi, penyaringan, pemilahan, pengerjaan ukuran tertentu, sintering (penggunaan tekanan dan panas dibawah titik lebur untuk mengikat partikel-partikel logam), pellettizing (pembentukan partikel-partikel logam menjadi butiran-butiran kecil), kalsinasi untuk menghemat kadar air dan/atau karbondioksida, roasting (pemanggangan), pemanasan, klorinasi untuk persiapan proses lindian, pengentalan secara gravitasi, pemisahan secara magnetis, pemisahan secara elektrostatik, flotasi (pengapungan), penukar ion, ekstraksi pelarut, elektrowining, presipitasi, amalgamasi dan heapleaching.

Proses pembuatan yang paling lazim dilaksanakan adalah pemisahan secara gravitasi (dipakai untuk cadangan emas placer), penggilingan dan pengapungan (dipakai untuk bijih besi yang bersifat basa), pelindian (dengan memakai tangki atau heap leaching); pelindian timbunan (digunakan untuk bijih tembaga kadar rendah) dan pemisahan secara magnetis. Tipikal langkah-langkah pembuatan meliputi penggilingan, pencucian, penyaringan, pemilahan, penentuan ukuran, pemisahan secara magnetik, oksidasi bertekanan, pengapungan, pelindian, pengentalan secara gravitasi, dan penggumpalan (pelletizing, sintering, briquetting, ornodulizing).

Proses pengolahan bijih bertujuan untuk mengatur ukuran partikel bijih Konsep Dasar Proses Pengolahan Bijih
Gambar teladan proses pengolahan bijih (bijih besi menjadi baja).

Proses pengolahan bijih menciptakan partikel berukuran seragam, dengan menggunakan alat penghacur dan penggilingan.Tiga tahap penghacuran umumnya diperlukan untuk memperoleh ukuran yangdiingginkan. Hasil olahan bijih berupa lumpur yang lalu dipompakan ke proses pembuatan lebih lanjut. Pemisahan magnetik dipakai untuk memisahkan bijih besi dari bahan yang memiliki daya magnetik lebih rendah. Ukuran partikel dan konsentrasi padatan menentukan jenis proses pemisahan magnetic yang mau digunakan.

Pengapungan (flotasi) memakai bahan kimia untuk mengikat kalangan senyawa mineral tertentu dengan gelembung udara untuk pengumpulan. Bahan kimia yang digunakan termasuk collectors, frothers, antifoams, activators, dan depressants (tergantung karakteristik bijih yang diolah). Bahan kimia ini mampu mengandung sulfur diioksida, asam sufat, senyawa sianida, cressol, tergantung pada karakteristik bijih yang ditambang.

Proses pemisahan gravitasi menggunakan perbedaan berat jenis mineral untuk mengembangkan fokus bijih. Ukuran partikel ialah faktor penting dalam proses pembuatan, sehingga ukuran tetap dijaga semoga seragam dengan memakai saringan atau hydrocyclon. Tailing padat ditimbun di kolam penampungan tailing, airnya umumnya didaur ulang selaku air proses pengolahan. Flokulan kimia mirip aluminium sulfat, kapur, besi, garam kalsium,dan kanji umumnya ditambahkan untuk memajukan efisiensi pemadatan.

Pelindian adalah proses untuk mengambil senyawa logam terlarut dari bijih dengan melarutkan secara selektif senyawa tersebut ke dalam suatu pelarut mirip air, asam sulfat dan asam klorida atau larutan sianida. Logam yang diingginkan lalu diambil dari larutan tersebut dengan pengendapan kimiawi atau bahan kimia yang lain atau proses elektrokimia. Metode pelindian mampu berbentuk timbunan, heap atau tangki. Metode pelindian head, leaching banyak dipakai untuk pertambangan emas sedangkan pelindian dengan timbunan banyak dipakai untuk pertambangan tembaga. (Sumber Referensi: EPA/310-R-95-008, 1995. Pusat Pengembangan dan Penerapan AMDAL, 2001, Aspek Lingkungan dalam Amdal Bidang Pertambangan, Jakarta).
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon