Sabtu, 27 Februari 2021

Teori Kekandasan Batuan (Pembentukan Rekahan)

Sebelum kita membahas perihal teori kekandasan batuan, dalam hal ini sebagai teori asal mula pembentukan rekahan pada batuan, diperlukan anda telah mengerti pemahaman dan jenis gaya-gaya geologi penyebab deformasi batuan. Ini sangatlah penting, alasannya adalah teori kekandasan pada batuan mengacu terhadap gaya tegasan mirip yang telah aku jelaskan pada postingan sebelumnya. Selain itu pada tulisan dibawah ini dibutuhkan anda mampu memaksimalkan daya analisa dan imajinasi/imajinasi anda pada suatu bidang 3Dimensi.

Sebelum kita membahas mengenai teori kekandasan batuan Teori Kekandasan Batuan (Pembentukan Rekahan)

Banyak teori–teori yang dikemukakan untuk menerangkan terjadinya kekandasan pada bahan/batuan bila ia mengalami suatu tegasan, khususnya dalam hal pembentukan rekahan-rekahan gerus (shear fractures) dan relevansinya dengan besarnya sudut yang dibentuknya. Pada garis besarnya ada 2 (dua) tanda-tanda tegasan yang mampu terjadi di alam, adalah berupa tarikan dan berupa tekanan.

Dibawah kondisi sebuah tarikan (tension), batuan akan patah lewat bidang-bidang patahan yang arahnya tegak lurus terhadap arah dibandingkan dengan tegasan (tensile tertekan). Bila sebuah benda berada dalam keadaan ditekan, maka tiap bidang, kecuali bidang yang tidak membentuk poros-poros tegasan, akan dipengaruhi oleh sebuah tegasan wajar dan tegasan geser (shearing frustasi).

Tegasan-tegasan geser secara teoritis besarnya akan maximum pada bidang-bidang yang menciptakan sudut 45 derajat dengan poros tegasan utama paling besar dan terkecil dan berpotongan pada poros menengah. Tetapi didalam kenyataannya sudut antara dua rekahan geser itu besarnya kurang dari 90 derajat. Bila sebuah tegasan tekanan (direct stress) dikenakan terhadap suatu batuan, maka rekahan-rekahan geser akan terjadi dengan arah arah yang sejajar dengan 2 bidang dimana tegasan gesernya (shearing depresi) bekerja paling maximum, dan pada saat yang serupa tegasan wajar yang paling kecil. Teoritisnya, bagaimana tegasan geser mampu mencapai maximum relatif kepada tegasan normal kalau bidang geser itu mempunyai kemiringan 45 derajat terhadap tekanan paling besar??.

Jawabannya adalah perubahan pada bidang hanya mungkin terjadi kalau tahanan dalamnya mampu dilampaui. Ini mempunyai arti bahwa patahan tidak akan terjadi pada bidang yang menciptakan sudut 45 derajat, tetapi pada suatu bidang yang terdapat perbandingan terbesar antara unsur geser (t), tahanan dalam, dan persenyawaan molekul (kekuatan bahan). Kalau kita amati arah dari pada bagian normal (s) maka komponen ini akan berfungsi lebih memajukan ketahanan maupun kekuatan bahan. Oleh alasannya itu geseran akan lebih mudah terjadi pada bidang-bidang yang membuat sudut < 45 derajat dengan, alasannya pada kondisi tersebut tegasan wajar akan menjadi lebih kecil.

Secara singkat teori kekandasan ini menerangkan bahwa "kekandasan (rekahan) pada batuan akan terjadi kalau tegasan geser telah melebihi kohesi dari sebuah bahan/batuan ditambah dengan daya tahan pada bidang geser". Pada prinsipnya, tekanan pada batuan akan menciptakan 3 (tiga) macam rekahan yaitu sheare plane (di alam disebut kekar gerus), extension fracture (di alam disebut kekar tarik), dan realese fracture. Pada sheare plane, batuan akan pecah-pecah melalui 2 (bidang) yang saling berpotongan dimana sudut yang kecil akan menghadap ke poros utama tegasan (P).

Sebelum kita membahas mengenai teori kekandasan batuan Teori Kekandasan Batuan (Pembentukan Rekahan)

Apabila tekanan mengakibatkan gaya tegangan pada bidang-bidang tegak lurus pada arah tekanan, maka akan menimbulkan bahan/batuan pecah-pecah (rupture) lewat bidang-bidang parallel pada P, kepingan inilah yang kita sebut “extension fracture” atau juga disebut "cleavage fracture". Di alam mampu disamakan dengan apa yang disebut “tension gashes” tetapi ini biasanya diisi oleh bahan-bahan dari magma dan membentuk "gash fracture"(Q), Sedangkan tekanan R tegak lurus dengan P, sehingga apabila tekanan P berkurang atau hilang sama sekali, maka akan terbentuk bidang-bidang pecah yang arahnya tegak lurus pada P, inilah yang disebut “release fracture”. Semua Gejala-tanda-tanda diatas sangat penting dalam memberi informasi pada keterakan dibandingkan dengan batuan.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon