Selasa, 09 Februari 2021

Jenis Dan Urutan Susunan Lapisan Tanah

Pengertian Tanah

Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi. Fungsi tanah menjadi sungguh penting sebab tanah menawarkan unsur hara, seperti mineral, materi organik, air, dan udara bagi flora untuk melakukan proses fotosintesis.

Definisi tanah sungguh luas, sehingga untuk mempelajarinya para hebat sudah melakukan pembedaan ilmu tanah secara Pedologi dan Edafologi. Pedologi mempelajari tanah berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah atau menurut Pengetahuan Alam Murni.


Sedangkan Edafologi (ilmu kesuburan tanah) mempelajari tanah menurut peranannya sebagai media tumbuh tumbuhan. Postingan geologinesia.com kali ini akan lebih mengarah terhadap penjelasan tanah lewat pendekatan pedologi.

Menurut pendekatan Pedologi, pemahaman tanah yaitu lapisan paling atas permukaan bumi yang berasal dari material induk (batuan) yang sudah mengalami perubahan alami baik balasan pengikisan, pelapukan (kimia dan fisika), dan transportasi.

Perubahan alami yang dimaksudkan disini terjadi oleh pengaruh air, udara, dan macam-macam organisme baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Tingkat pergeseran tersebut dapat tampakpada komposisi, struktur, warna, dan tekstur tanah (lihat pengertian tekstur tanah).

Pembentukan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti batuan induk, organisme, waktu, dan topografi. Oleh proses alam, proses perubahan mampu terjadi secara berulang, misalnya batuan menjadi tanah karena pelapukan dan penghancuran, dan tanah bisa kembali menjadi watu sebab proses litifikasi.

Jenis-jenis Tanah Berdasarkan Genesis dan Sifat Lekatnya

Karena proses fisika (panas, cuek, membeku, dan mencair) batuan akan hancur menjadi butiran-butiran tanah, sedangkan oleh proses kimia (hidrasi, oksidasi) batuan akan menjadi lapuk sehingga akan menciptakan tanah yang sifatnya berbeda dari sifat batuan asalnya.

Lihat lebih lengkap tentang: Klasifikasi Tanah


Berdasarkan genesa tersebut di atas, jenis tanah dibedakan menjadi dua, yakni tanah residual (residual soil) dan tanah tertransportasi (transported soil), berikut ini penjelasannya.

Tanah Residual (Residual Soil)

Tanah Residual merupakan hasil pelapukan yang masih berada di daerah asalnya. Biasanya residual soil terkena dekomposisi yang tanpa lewat angkutanatau pengangkutan. Dekomposisi ialah proses pelapukan secara fisika, kimia dan biologi.

Tanah residual sungguh memperlihatkan dampak pada infrastruktur bangunan yang berada di atasnya, utamanya pada daerah iklim tropis. Daerah yang memiliki iklim tropis yakni tempat yang berada disekitar garis khatulistiwa. Pada tempat tropis tersebut tingkat pelapukan sangat tinggi, itulah mengapa pada umumnya tanah di indonesia merupakan tanah residu.

Tanah Tertransportasi (Transported Soil)

Tanah Tertransportasi ialah tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang sudah mengalami transportasi (pengangkutan). Biasanya jenis tanah ini lewat tahapan berupa desintegrasi, transportasi, dan proses redeposisi.

Proses desintegrasi ialah proses yang terjadi secara fisik, misalnya perbedaan suhu, pengikisan oleh air, dan lain sebagainya. Proses redeposisi merupakan proses pengendapan kembali. Jenis tanah ini memiliki sifat yang lunak dan lepas, lazimnya terdapat pada lembah bukit ataupun pegunungan.

Baca juga mengenai: Pengertian Tanah Aluvial

Tanah terdiri atas kumpulan butiran mineral yang tidak melekat ataupun melekat namun tidak erat, sehingga sangat mudah untuk dipisahkan. Berdasarkan sifat lekatnya tersebut, tanah dibagi atas 3 jenis, adalah :
  1. Tanah Kohesif : merupakan tanah yang mempunyai sifat lekatan antar butiran-butirannya (tanah lempungan).
  2. Tanah Non Kohesif : ialah tanah yang tidak atau sedikit sekali mempunyai lekatan antar butiran-butirannya (nyaris tidak mengandung lempung).
  3. Tanah Organik : merupakan tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-materi organik (akar tumbuhan, guguran daun dan ranting, jasad organisme, dan sebagainya).

Urutan Susunan Lapisan Tanah (Horizon Tanah)

Tanah akan selalu meningkat kearah vertikal, sehingga menghasilkan lapisan-lapisan horisontal yang dinamakan lapisan tanah atau horizon tanah. Lapisan tanah yaitu lapisan horisontal yang terjadi baik karena proses geogenesis maupun pedogenesis.

Setidaknya terdapat enam lapisan tanah (horizon) induk yang dalam urutan dari atas ke bawah masing-masing ditandai dengan huruf besar O, A, E, B, C, dan R (lihat gambar dibawah).

Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi Jenis dan Urutan Susunan Lapisan Tanah
Gambar macam-macam jenis lapisan tanah.

Horizon O

Horison O adalah Lapisan tanah paling atas, dicirikan oleh lapisan tanah yang subur alasannya adalah mengandung materi organik. Lapisan ini terdiri atas bab-bagian yang masih utuh dan sebagiannya lagi telah terdekomposisi. Horizon O Merupakan horizon organik yang mengandung bahan organik dan bagian hara lebih dari 20% pada seluruh penampang tanah.

Baca juga mengenai: Pengertian Unsur Hara

Ada 2 jenis horizon O yakni : a) Horizon O1, dimana bentuk orisinil sisa-sisa tumbuhan masih terlihat berbentukguguran daun-daun dan sisa-sisa organik yang belum terombak, b) Horizon O2, dimana bentuk asli sisa-sisa tumbuhan dan organisme tidak terlihat lagi dan merupakan adonan rombakan materi organik.

Horizon A

Lapisan ini berada di bawah horison O dan di atas horison E. Benih-benih tumbuhan dan akar-akar tumbuhan tampakpada lapisan ini. Lapisan ini mempunyai ciri berwarna gelap yang terdiri dari humus dan adonan partikel mineral.

Bahan organik akan terhumifikasi dan bercampur dengan bahan mineral, sehingga akan memberikan konsistensi struktur yang berlawanan dengan horizon yang berada langsung dibawahnya.

Di lapangan, horizon A akan terlihat terperinci sebab berwarna lebih gelap dibandingkan dengan warna horizon yang berada dibawahnya. Horizon A juga disebut selaku horizon eluviasi (pencucian). Ada 3 jenis horizon A, antara lain :
  1. Horizon A1 ; Horizon ini ialah horizon percampuran antara materi organik dan mineral sehingga pada lapisan ini akan terlihat berwarna kelam/gelap (dark). Keterdapatan materi organik pada lapisan ini berwujud partikel yang bangun sendiri atau materi organik yang menyelimuti bahan mineral.
  2. Horizon A2 ; horizon ini diketahui juga selaku horizon ”eluviasi” atau lapisan yang mengalami pembersihan secara optimal. Kation materi organik dan bahan mineral yang mengalami pembersihan dan tertinggal merupakan unsur yang resisten (seperti silika) dan bernafsu, sehingga pada lapisan ini ditandai dengan warna tanah yang pucat/terang/cerah.
  3. Horizon A3 ; Horizon ini ialah zona peralihan horizon A ke horizon B atau ke horizon C, memiliki ciri warna tanah yang mendekati horizon A2.

Horizon E

Horison E yaitu horison berupa lapisan eluviasi yang berwarna terang. Lapisan tanah ini berpasir, serta sedikit mengandung mineral dan tanah liat alasannya rembesan air yang menembus masuk ke tanah. Ciri khususnya yaitu terjadi proses penghilangan lempung alumina silikat, Fe, Al, atau variasi ketiganya.

Horizon ini dapat berada pribadi di bawah horizon O atau horizon A. Apabila berada dibawah horizon A, maka horizon ini terbedakan berdasarkan warnanya yang lebih gampang dan kandungan bahan organik lebih minim ketimbang horizon A.

Horizon ini merupakan horizon yang sudah mengalami proses pencucian (eluviasi) yang sungguh intensif sehingga kadar bahan organik tanah, lempung silikat, Fe, dan Al menjadi rendah. Akan namun, kadar pasir dan bubuk kuarsa (seskuoksida) serta mineral resisten lainnya akan tinggi, sehingga lapisan ini akan berwarna agak jelas.

Horizon B

Horizon B yakni horizon "illuvial" atau biasa disebut juga dengan horizon pengendapan, dimana merupakan zona akumulasi dari materi-bahan yang tercuci (perembesan air) dari horizon diatasnya. Lapisan ini hanya mengandung sedikit lempung dan partikel mineral.

Horizon B mampu terbentuk dengan cara : (1) proses illuviasi lempung aluminasilikat, besi, aluminium, humus, karbonat, mineral gypsum, atau silika yang bangun sendiri, atau dalam sebuah kombinasi tertentu, (2) pengendapan "seskuioksida" secara residual (horizon oksik), (3) penyelaputan zarah-zarah tanah dengan seskuioksida yang terbentuk insitu, sehingga horizon ini berwarna lebih terang atau lebih merah dibandingkan dengan horizon diatas dan dibawahnya, atau (4) neomineralisasi lempung atau mineral oksida insitu. Perlu dipahami bahwa jikalau horizon B terbentuk secara "illuviasi", maka horizon E mesti "tereluviasi".

Horizon C

Horizon C disebut juga lapisan regolith. Lapisan ini dicirikan oleh masih adanya fragmen (serpihan) lapukan batuan asal. Akar tanaman sulit menembus lapisan ini, sehingga lapisan ini cuma mengandung sedikit materi organik. Horizon C terdiri atas adonan materi lapukan batuan dan mineral.

Dalam konteks endapan "allochtonous" (endapan yang dimuat dari kawasan lain), horizon C tidak terkorelasi dengan tanah yang ada diatasnya. Horizon C digolongkan selaku bahan induk tanah yang hanya terkait dengan endapan "autochtonous" (terbentuk lokal).

Perlu diketahui bahwa sebuah lapisan yang sekalipun tersusun atas materi lapukan ataupun bahan yang kaya akan lempung, akan tetapi belum menunjukkan kenampakan pedogen (kenampakan yang berkaitan dengan proses pembentukan tubuh tanah), maka lapisannya akan tetap disebut sebagai horizon C (bahan mirip ini lazimdisebut saprolit). Akan tetapi dalam hal lapisannya sudah memperlihatkan gejala pedogen dan mengalami pengerasan, maka lapisan tersebut akan dinamakan horizon B.

Horizon R / Horizon D

Horizon R atau umumdisebut juga horizon D yakni lapisan paling bawah dalam sebuah profil tanah. Horizon R tersusun atas batuan dasar yang keras, yang mampu dibilang masih utuh dan belum mengalami pelapukan.

Sifat keras, kompak, dan tersementasi dari batuan dasar ini ialah ciri utama dari horizon R. Batugamping, basalt, granit, dan batu pasir adalah pola batuan penyusun lapisan ini. Lapisan ini cukup kompak, sehingga jika hanya menggunakan sekop akan sulit untuk digali.

Demikian pembahasan tentang jenis tanah dan urutan susunannya, biar postingan ini mampu dijadikan dasar untuk membantu menuntaskan pekerjaan kita sehari-hari, baik sebagai mahasiswa maupun bekerja di suatu institusi tertentu. Salam.

Referensi:
Dr. Ir. Sarwono hardjowigeno, 1992. Ilmu Tanah. Rachman Sutanto, 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Hadi Utomo, W, 1982. Dasar-Dasar Fisika Tanah., Universitas Brawijaya, Malang. Suwardi,dkk, 2000. Morfologi dan Klasifikasi Tanah, IPB, Bogor.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon