Rabu, 10 Februari 2021

Pengertian, Tekstur, Dan Proses Terbentuknya Batuan Genes (Gneiss)

Apa itu Batu Genes (Gneiss)? - Batu Genes (Gneiss) yakni batuan metamorf berfoliasi yang terindikasi oleh "bands" (garis-garis) dan lensa dari berbagai komposisi mineral. Band-grup band dalam batuan ini sering mengandung mineral yang bertekstur granular, yang memperlihatkan orientasi memanjang (penjajaran) dari mineral penyusunnya.

Penampilan dan tekstur mirip diatas itulah yang menjadi penciri utama batuan gneiss. Dengan kata lain, suatu batuan yang terdefinisi sebagai genes dilihat dari teksturnya, bukan dari komposisi mineral penyusunnya.


Proses Terbentuknya Batu Genes (Gneiss)

Gneiss biasanya terbentuk oleh metamorfisme regional di batas lempeng konvergen. Batuan ini merupakan salah satu jenis batuan metamorf berkualitas tinggi dimana butiran mineral penyusunnya direkristalisasi oleh suhu dan tekanan yang tinggi.

 adalah batuan metamorf berfoliasi yang terindikasi oleh  Pengertian, Tekstur, dan Proses Terbentuknya Batuan Genes (Gneiss)
Gambar watu genes (gneiss).

Rekristalisasi ini memajukan ukuran butiran mineral yang dipisahkan menjadi "bands" selaku indikasi transformasi yang menghasilkan batuan dan mineral yang lebih stabil dalam lingkungan pembentukannya.

Gneis dapat terbentuk dalam beberapa cara. Terbentuknya gneis yang paling umum dimulai dengan kerikil serpih, yang merupakan batuan sedimen. Metamorfosis regional dapat mengubah serpih (shale) menjadi batuan sabak, lalu filit (phyllite), lalu sekis, dan karenanya menjadi genes.


Selama transformasi ini, partikel lempung di serpih berkembang menjadi mika dan berkembang bertambah besar (growthing). Akhirnya, lembaran mika mulai mengkristal menjadi mineral bertekstur granular. Munculnya mineral bertekstur granular sebagai tanda proses transisi ke gneiss.

Panas dan tekanan yang tinggi juga dapat menciptakan kerikil granit termetamorfosa menjadi batuan dengan tekstur "banded" yang diketahui selaku "granit genes". Perubahan pada batu granit ini biasanya lebih kepada pergantian struktural dibandingkan pergantian mineralogi.

Granit genes juga mampu terbentuk melalui metamorfosis batuan sedimen. Produk akhir dari metamorfosisnya adalah batuan banded dengan komposisi mineralogi seperti granit.

Tekstur dan Komposisi Batu Gneiss

Meskipun gneiss tidak dicirikan dari komposisinya, sebagian spesimen mempunyai bands butiran feldspar dan kuarsa dalam tekstur "interlocking". Band-grup musik ini umumnya dicirikan dengan selang-seling pergeseran warna mineral yang gelap dan terang dalam bentuk yang memanjang (orientasi / penjajaran mineral). Orientasi mineral gelap kadang-kadang memberikan tekanan dari proses metamorfosis yang dilewatinya.

Beberapa spesimen dari gneiss mengandung mineral khas karakteristik lingkungan metamorf. Mineral ini antara lain yakni biotit, kordierit, sillimanit, kyanit, staurolit, andalusit dan garnet. Batu genes adakala dinamai berdasarkan komposisi mineral-mineral ini, misalnya "garnet gneiss", "korundum gneiss", dan "biotit gneiss".

Kegunaan Batu Gneiss

Gneiss lazimnya sulit pecah mirip pada umumnya batuan metamorf lainnya. Hal ini memungkinkan gneis dapat digunakan sebagai watu pecah pada konstruksi jalan, pondasi bangunan, dan proyek-proyek lanskap.

Beberapa jenis gneiss dapat dibentuk menjadi menjadi blok dan lempengan yang digunakan pada banyak sekali bangunan, paving, dan pagar. Beberapa genes juga mampu dipoles dan menciptakan batuan arsitektur seperti ubin lantai, dinding, tapak tangga, kusen jendela, countertops, dan batu nisan.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon