Rabu, 10 Februari 2021

Jenis, Asal, Dan Kegunaan Kerikil Obsidian

Pengertian Batu Obsidian

Apa itu batu obsidian? watu obsidian yaitu batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pendinginan sangat cepat, sehingga atom-atom tidak sempat mengatur diri untuk membentuk sebuah struktur kristal. Batu obsidian termasuk jenis batuan beku luar (ekstrusif). Batuan ini tersusun atas material amorf atau biasa dikenal sebagai mineraloid.

Akibat cepatnya pendinginan magma, maka akan menciptakan gelas vulkanik (volcanic glass) bertekstur seragam serta halus dalam bentuk bagian konkoidal. Batu obsidian banyak digunakan orang untuk pemanis (karena komposisi warnanya) juga selaku alat pemotong (karena bentuk bagian konkoidalnya). Di Indonesia, orang sering menyebut sebagai watu akik, meskipun watu akik sendiri memiliki jenis bervariasi.


Asal Pembentukan Batu Obsidian

Obsidian merupakan salah satu acuan batuan beku yang membeku di atas permukaan bumi (batuan beku luar). Akan tetapi, batuan ini sebenarnya mampu terbentuk pada aneka macam daerah/lokasi dimana terjadi pendinginan magma, mirip pada :
  1. Sepanjang tepi ajaran lava (ekstrusif) 
  2. Sepanjang tepi kubah vulkanik / "volcanic dome" (ekstrusif) 
  3. Disekitar tepi sill atau dike (intrusif) 
  4. Disekitar kontak antara lava dengan air (ekstrusif) 
  5. Pendinginan lava ketika berhubungan sementara dengan udara (ekstrusif)

 batu obsidian adalah batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pendinginan sangat c Jenis, Asal, dan Kegunaan Batu Obsidian
Gambar batu obsidian (kiri atas original), jenis-jenisnya (kanan atas), sehabis dipoles (kiri dan kanan bawah).

Sebagai gelas vulkanik, secara kimiawi obsidian bersifat stabil. Seiring berjalannya waktu, beberapa obsidian mulai mengkristal. Akan namun, proses ini tidak terjadi secara seragam (keseluruhan) di seluruh permukaan batu obsidian. Pengkristalan akan terjadi pada keadaan lingkungan pendinginan sedikit demi sedikit sehingga pada balasannya akan mengganti seluruh strukturnya.


Jenis-jenis Batu Obsidian

Hitam yakni warna paling lazim dari obsidian. Namun, obsidian juga mampu berwarna coklat ataupun hijau. Sangat jarang obsidian bisa berwarna biru, merah, oranye atau kuning. Warna-warna beraneka ragam diduga disebabkan oleh element pengotor ataupun inklusi. Kadang juga tampaksatu spesimen obsidian menciptakan dua warna berlainan.

Kombinasi warna paling lazim yaitu obisidian hitam dan coklat yang biasa terdapat gotong royong dalam satu spesimen (mahogany obsidian). Pada tiap lingkungan pendinginan obsidian, kristalisasi akan membentuk kalangan kristal radial kristobalit berwarna putih atau debu-abu. Ketika dipotong serta dipoles, spesimen ini akan disebut sebagai "snowflake obsidian".

Sangat jarang obsidian memiliki corak berwarna-warni ataupun kilap logam. Tetapi apabila ini terjadi, mempunyai arti hal itu disebabkan oleh cerminan cahaya dari kristal mineral inklusi, penggalan batuan, ataupun gas sisa.

Jenis-jenis kerikil obsidian berwarna banyak diketahui dengan istilah rainbow obsidian, golden obsidian, ataupun silver obsidian. Jenis-jenis batu obsidian seperti inilah sungguh sering dicari untuk dijadikan batu suplemen.

Perlu diamati disini bahwa jenis-jenis watu obsidian intinya mengacu pada ungkapan komersial, bukan ilmiah. Kaprikornus sahabat geologinesia jangan dibingungkan dengan penamaan jenis-jenis kerikil obsidian yang bermacam-macam. Cukup sahabat mengenali bahwa batuan yang dimaksudkan ialah batuan dengan nama ilmiah "batu obsidian".

Ciri-ciri Batu Obsidian

Kebanyakan batu obsidian memiliki komposisi seperti Riolit dan Granit. Granit maupun Riolit dapat terbentuk dari magma asam yang serupa mirip obsidian serta lokasi pembentukannya sungguh terkait dengan lingkungan pendinginan magma obsidian.

Berkaitan sifat asam-basa, sangat jarang gelas vulkanik ditemukan berkomposisi seperti batuan basalt ataupun gabro. Batuan beku bertekstur gelas yang komposisinya mirip basal ataupun gabro biasanya diberi nama "tachylyte". Selain "tachylyte" mapun batu apung (pumice), scoria juga bertekstur gelas vulkanik yang terbentuk oleh pendinginan cepat magma.

Akan namun, watu apung dan scoria berbeda dengan obsidian alasannya adalah mereka memiliki banyak rongga. Rongga dalam batuan tersebut dihasilkan dikala gelembung gas terperangkap selama proses pemadatan lelehan.

Sedangkan "Tachylyte" berbeda dengan obsidian alasannya adalah mempunyai komposisi mirip watu basal ataupun gabro. Makara jika mengenali ciri-ciri kerikil obsidian tersebut diharapkan sahabat geologinesia bisa membedakan obsidian dari batuan lainnya, meskipun tekstur maupun asal pembentukannya sama.

Kegunaan Batu Obsidian Sebagai Alat Pemotong

Obsidian ditemukan di banyak lokasi di seluruh dunia alasannya adalah batuan ini banyak berafiliasi dengan vulkanisme. Deposit signifikan dari obsidian mampu didapatkan di Argentina, Kanada, Chili, Ekuador, Yunani, Guatemala, Hungaria, Islandia, Indonesia, Italia, Jepang, Kenya, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Rusia, Amerika Serikat, dan banyak lokasi lainnya.

Pecahan konkoidal dari obsidian menjadikan batuan tersebut dapat pecah menjadi bagian-penggalan dengan permukaan melengkung. Rekahan mampu menghasilkan penggalan batuan sangat tajam. Pecahan tajam tersebut telah menciptakan penggunaan pertama obsidian oleh orang-orang pada zaman dahulu sebagai alat pemotong.

Dahulu, orang menemukan cara untuk memecahkan obsidian sehingga menciptakan alat pemotong dalam berbagai bentuk maupun ukuran. Batu obsidian banyak dimanfaatkan untuk membuat pisau, panah, mata tombak, pencakar, serta senjata tajam maupun perlengkapan yang lain.

Setelah inovasi tersebut, kerikil obsidian kemudian banyak digunakan untuk memproduksi hampir semua jenis benda tajam. Berdasarkan ciri-ciri fisiknya, batuan ini sungguh gampang dikenali, sehingga orang berlomba-lomba untuk menambang batuan ini.

Meskipun batuan ini dipakai sebagai alat pemotong pada zaman antik, obsidian terus memainkan peran penting dalam zaman terbaru mirip dikala ini. Obsidian dapat dipakai untuk menciptakan ujung tombak yang lebih tipis dan lebih tajam dari baja.

Saat ini, pisau tipis obsidian juga dipakai untuk beberapa operasi pembedahan dalam dunia kedokteran. Dalam suatu observasi, terungkap bahwa kinerja pisau obsidian cenderung sama atau bahkan lebih unggul dibandingkan alat bedah baja.

Kegunaan Batu Obsidian Sebagai Perhiasan

Obsidian merupakan salah satu "gamestone" terkenal. Batuan ini sering diiris kecil-kecil untuk dibuat manik-manik, anting-anting, atau digunakan untuk memproduksi kerikil tumbled. Obsidian dapat dipoles menjadi manik-manik yang sangat reflektif dan beberapa spesimen obsidian transparan juga dapat menghasilkan kerikil mulia yang indah.

Pemanfaatan obsidian sebagai batu suplemen terbatasi alasannya sifat kekerasan batuan ini. Obsidian mempunyai Skala Kekerasan Mohs sekitar 5,5 membuatnya gampang untuk digores. Kekerasan demikian juga mempunyai sifat mudah patah atau retak. Akibatnya, kerikil obsidian tidak cocok untuk dibuat cincin ataupun gelang. Obsidian cuma maksimal jika diiris atau dibentuk lebih kecil mirip menjadi anting-anting, bros, ataupun liontin.

Obsidian juga digunakan dalam menciptakan "doublet opal" maupun "opal triplets". Doublets ataupun triplets ialah irisan tipis obsidian yang jikalau digabungkan dalam satu specimen batuan, akan menghasilkan kombinasi warna sungguh indah. Misalnya, Obsidian hitam memberikan warna yang selaras apabila digabungkan dengan obsidian berwarna kontras (merah, biru, oranye) sehingga akan terbentuk suatu specimen (opal) berwarna-warni mirip api.

Obsidian memiliki kilau yang sungguh tinggi. Dahulu orang menyadari bahwa mereka bisa melihat refleksi objek pada obsidian sehingga batuan tersebut dapat dipakai selaku cermin. Selain itu, kekerasan obsidian yang 5,5 skala mohs menjadikannya relatif gampang untuk bentuk, sehingga seniman pada jaman dahulu menggunakannya untuk menciptakan suatu topeng ataupun patung-patung kecil.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon