Rabu, 12 Februari 2020

Organisme Dekomposer : Pemahaman, Fungsi, Dan Misalnya

 Di dalam lingkungan dan habitat makhluk hidup Organisme Dekomposer : Pengertian, Fungsi, dan Contohnya
Dekomposer (Pengurai) - Di dalam lingkungan dan habitat makhluk hidup, setiap makhluk hidup memiliki tugas atau fungsi masing-masing. Selain adanya makhluk hidup yang berperan selaku produsen sampai pemakan, ada pula tugas lainnya, ialah sebagai pengurai. Inilah yang dinamakan selaku dekomposer. Apa Itu dekomposer, apa saja fungsi dari organisme ini dan apa saja teladan makhluk hidup yang termasuk selaku dekomposer? Berikut penjelasan lengkapnya.

Daftar isi


Pengertian Dekomposer

Dekomposer adalah organisme yang hendak menyantap organisme yang sudah mati, atau produk-produk yang tergolong limbah dari organisme lain. Dekomposer ini sangat berperan penting dalam siklus rantai kuliner dan siklus nutrisi alasannya adalah dengan adanya dekomposer ini akan membuat siklus nutrisi bisa kembali ke ekosistem lain.

Meskipun lazimnya organisme dekomposer ini dianggap sepele, namun dekomposer ini sangat berperan penting dalam keseimbangan ekosistem alam. Dalam rangkaian ekosistem alam, setiap makhluk hidup memiliki tugas masing-masing.

Sebagai contoh produsen yang berperan menciptakan masakan serta pelanggan yang berperan memakan produk yang dihasilkan oleh golongan produsen. Ada pula golongan makhluk hidup yang berperan selaku dekomposer atau pengurai.

Fungsi Dekomposer

Organisme yang masuk dalam klasifikasi dekomposer memiliki fungsi yang sangat banyak, dibawah ini ialah aneka macam fungsi dari dekomposer, ialah:

1. Pereaksi Kimia di dalam Tanah
Organisme dekomposer yang terdapat di dalam tanah memiliki peran penting dalam penguraian bahan organik di dalam tanah menjadi nitrat. Senyawa nitrat inilah yang diperlukan oleh tanaman nantinya.


2. Mengurai Polutan di dalam Tanah
Dekomposer juga memiliki peran tak kalah penting yang lain adalah selaku agen biologis yang bertugas membersihkan polutan dalam tanah. Polutan yang terdapat di dalam tanah ini lalu diuraikan menjadi bahan yang sitatnya tidak berbahaya. Penguraian ini mampu berjalan dengan sangat cepat jika paktivitas organisme dekomposer di dalam tanah juga tinggi.

3. Mencegah Berkembangnya Penyakit di dalam Tanah
Tanah bisa dikatakan dalam keadaan wajar bila di dalamnya terdapat kegiatan organisme serta senyawa organik dalam kapasitas yang tinggi. Saat itulah ketika dimana organisme di dalam tanah sukses melawan patogen atau penyakit yang masuk ke bagian dalam tanah.

Organisme yang masuk dalam kategori dekomposer ini akan secara alami memanfaatkan prinsip pengendalian secara biologis. Dengan begitu, segala organisme lain yang mengganggu pun mampu dikendalikan.

4. Memberikan Pengaruh pada Tekstur Tanah
Peran dari dekomposer berikutnya yakni menunjukkan tekstur pada tanah. Berdasarkan teksturnya sendiri, tanah mampu dikategorikan menjadi beberapa macam. Ada tanah yang bertekstur halus, ada yang bertekstur sedang dan bertekstur garang. Nah, tekstur ini juga dipengaruhi oleh jumlah dekomposer dalam tanah tersebut.

5. Mempengaruhi Kesuburan Tanah
Tidak hanya memperlihatkan tekstur, organisme dekomposer juga berperan dalam membentuk struktur tanah serta memilih tingkat kesuburannya. Tanah tersusun atas partikel yang terikat satu sama lain. Nah, pengikat partikel inilah yang terbentuk dari materi organik yang mana bahan tersebut dihasilkan oleh organisme dekomposer dalam tanah.

Organisme dalam tanah ini juga bisa menciptakan pori-pori yang keuntungannya ialah membuat tanah menjadi gembur. Hal ini juga akan membuat proses aerasi tanah mampu berlangsung. Dengan dua aspek tersebut yang hendak memungkinkan banyak sekali jenis flora mampu tumbuh subur.

Jenis dan Contoh Dekomposer

Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, organisme yang tergolong dalam kategori dekomposer ini terdapat pada setiap jenis ekosistem. Baik itu ekosistem darat, padang rumput, gurun sampai ekosistem air tawar maupun bahari.

Setiap ekosistem juga mempunyai jenis dekomposer yang berlainan pula. Hal ini sudah pasti berkaitan dengan kesanggupan dekomposer mengikuti keadaan dengan lingkungan tempatnya hidup.

Jika dilihat secara lazim, dekomposer bisa dikelompokkan ke dalam 4 jenis berdasarkan sifatnya. 4 jenis dekomposer dan misalnya yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

1. Mikroba
Jenis dekomposer yang pertama adalah mikroba atau yang juga sering diketahui dengan nama mikroorganisme. Mikroba ini sendiri ialah organisme yang berskala sangat kecil. Karena ukurannya yang sangat kecil, ketika ingin mengamatinya dipakai alat bantu khusus berbentukteleskop atau alat bantu yang lain.

Organisme yang tergolong dalam kalangan mikroba ini antara lain yaitu kuman dan jamur. Keduanya memiliki sifat yang unik yang berfungsi selaku penyeimbang dalam ekosistem lingkungan.

2. Mirkofauna
Hampir sama seperti mikroba, yang dimaksud dengan mikrofauna ini yakni binatang yang mempunyai ukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya dibutuhkan alat bantu berupa mikroskop. Organisme yang termasuk dalam kategori mikrofauna ini adalah protozoa.

3. Meiofauna
Jenis berikutnya dari dekomposer adalah meiofauna. Organisme yang tergolong dalam golongan ini adalah kumbang.

4. Makrofauna
Jenis dekomposer terakhir yaitu makrofauna. Seperti namanya, dekomposer yang tergolong dalam makrofauna adalah organisme yang berskala cukup besar sehingga tidak diharapkan alat bantu seperi mikroskop untuk mengamatinya. Contoh dari makrofauna ini misalnya cacing tanah.

Hubungan Ekosistem dan Dekomposer

Berdasarkan jenis-jenis dekomposer di atas, berikut ini yaitu beberapa contoh dekomposer atau pengurai yang dikelompokkan menurut ekosistemnya. Setiap ekosistem akan mempunyai jenis dekomposer yang berbeda.

1. Dekomposer di Ekosistem Hutan
Di daerah daratan, ekosistem hutan ini yaitu ekosistem yang paling lazim dan sering ditemui. Pada ekosistem hutan ini, terdapat banyak sekali jenis dekomposer, seperti contohnya cacing tanah, keong, siput sampai jamur dan basil. Organisme mati yang diuraikan oleh dekomposer ini lalu akan menjadi sumber nutrisi bagi tanah yang juga akan meningkatkan kesuburan hutan.

2. Dekomposer di Ekosistem Kutub
Kutub yang memiliki suhu yang sangat rendah memang tidak memungkinkan untuk organisme dekomposer hidup. Namun, ada satu jenis dekomposer yang mampu hidup di ekosistem kutub ini, adalah bakteri. Hal ini alasannya adalah bakteri sendiri memiliki sifat mampu bertahan pada keadaan dan suhu apapun.

3. Dekomposer di Ekosistem Gurun
Sama seperti ekosistem kutub, ekosistem gurun yang juga mempunyai keadaan suhu ekstrem juga menciptakan beberapa jenis dekomposer sulit untuk hidup di lingkungan ini. Namun ada beberapa jenis dekomposer yang tetap bertahan hidup di ekosistem gurun, yaitu kumbang, cacing tanah, basil dan kaki seribu.

4. Dekomposer di Ekosistem Air
Pada lingkungan atau ekosistem air juga terdapat berbagai macam dekomposer meskipun jumlahnya memang tidak sebanyak dekomposer di ekosistem daratan. Jenis dekomposer yang hidup di ekosistem air kebanyakan adalah jenis kuman. Selain itu, ada pula hewan yang disebut selaku binatang pemulung, yaitu kerang, beberapa jenis ikan, cacing, kepiting dan lobster.

Nah, dari klarifikasi pola dekomposer menurut ekosistemnya di atas mampu dikelompokkan ke dalam tabel. Berikut yaitu tabel pengelompokan dekomposer menurut ekosistemnya.
Jenis EkosistemContoh Dekomposer
Ekosistem Hutan Bakteri, jamur, cacing tanah, keong dan siput
Ekosistem Kutub Bakteri
Ekosistem Gurun Bakteri, cacing tanah, kumbang, kaki seribu
Ekosistem Air Bakteri

Demikian tadi klarifikasi lengkap wacana dekomposer, mulai dari pemahaman, jenis dan contohnya pada masing-masing ekosistem. Dekomposer yang merupakan organisme pengurai ini ialah organisme yang memiliki tugas penting dalam keseimbangan ekosistem alam.

Tanpa adanya organisme ini, tidak akan ada organisme yang berperan dalam penguraian organisme lain yang sudah mati. Hal ini sudah tentu akan mengganggu keseimbangan ekosistem sekaligus bisa menyebabkan polusi bagi ekosistem tersebut.

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon