Senin, 09 Maret 2020

Penyakit Kronis Yang Sering Dihadapi Guru Dan Cara Pengobatannya

Penyakit Kronis yang sering dihadapi Guru dan Cara Pengobatannya Penyakit Kronis yang Sering Dihadapi Guru dan Cara Pengobatannya


Apa saja Penyakit Kronis yang sering dihadapi Guru dan Cara Pengobatannya. Mari Kita Renungkan, ketika kita menyorot masalah pendidikan. Terlebih sesudah diberlakukan Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 wacana Sertifikasi bagi Guru sebagai perjuangan pemerintah untuk mengembangkan kesejahteraan dan martabat guru dalam dunia pendidikan. Objek paling gampang disorot dikala ini memang profesi Guru. Bukan tanpa alasan jikalau kita perlu mengintrospeksi diri selaku guru sebelum mengkritisi keterlaksanaan Permendiknas tersebut, bukankah lebih baik mengukur baju sendiri ketimbang selalu mengkritik penampilan.


Guru kurun kini tidak lagi dikenal sebagai sosok Oemar Bakrie ala Iwan Fals, melainkan “Guru KUTU ilmu” (Guru Kreatif Untuk selalu Tahu pertumbuhan Umum ilmu) yang profesional. Guru KUTU ilmu selalu haus pengetahuan dan berupaya menginovasi diri untuk berbagi dan menyumbangkan potensinya sehingga menciptakan telur-telur anak bangsa yang berkualitas baik (mentes) dalam bidang pengetahuan dan etika. Tidak mudah memang menjadi guru KUTU ilmu yang profesional, mesti memiliki kemauan, kemampuan dan keuletan untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang manis yang sering di gemborkan selaku penyakit guru (teachers disease).

 

Penyakit guru (teachers disease) dapat diketahui sejak dini dengan menganalisis penyebab dan gejalanya. Bertolak dari keadaan guru, modal dasar guru bekerja yaitu waktu dan dedikasi ilmu yang dimilikinya. Merancang perangkat pembelajaran, melakukan pembelajaran, menyelenggarakan penilaian dan analisis serta melaksanakan acara tutorial abjad, perbaikan dan pengayaan yakni serangkaian peran pokok guru yang wajib dikerjakan disamping melakukan pembukuan administrasi kelas yang mesti dilengkapi sebagai bukti fisik pelaksanaan tugas pokok guru. Pelaksanaan tugas pokok tersebut tentunya membutuhkan ketelatenan dan kemampuan guru dalam memanage waktu. Kedua hal tersebut pantas menerima sorotan, sebab guru sering kedodoran alhasil.

 

Guru yang tidak mampu mengelola waktu dengan baik rentan terinfeksi penyakit guru ( susspage teachers disease). Penyakit guru ini yakni penghambat kenaikan kualitas guru profesional sekaligus kualitas pendidikan.

 

Apa saja Penyakit Guru dan Diagnosis Obatnya Serta Cara Pengobatannya. Penyakit Guru yang sudah dianalisis dalam dunia pendidikan diantaranya :


1. KUDIS (KURANG DISIPLIN)

Guru KUDIS-an dalam melakukan tugasnya condong kurang disiplin, datang telat, masuk kelas telat sering di kantor dikala jam mengajar dan pulang lebih awal dengan aneka macam argumentasi yang tidak masuk nalar.

 

2. KURAP (KURANG RAPI)

Guru KURAP-an cenderung tidak mengamati kerapian, kerapian yang dimaksud adalah rapi dalam berpakaian, rapi dalam mengerjakan manajemen dan rapi dalam mengemas perangkat pembelajaran serta menyampaikannya.

 

3. TIPUS (TIDAK PUNYA SEMANGAT)

Guru terjangkit TIPUS terlihat ogah-ogahan dan tidak mempunyai semangat mengajar, terlebih motivasi untuk memajukan mutu pembelajaran yang diembannya.

 

4. ASAM URAT (ASAL SUSUN MATERI URUTAN TIDAK AKURAT)

Guru ASAM URAT-an condong mengalami kedodoran dalam manajemen, pembelajaran dan pengkondisian kelas. RPP yang disusun tidak memperhatikan karakteristik penerima latih, balasannya mengalami kesulitan.

 

5. ASMA (ASAL MASUK KELAS)

Guru terjangkit ASMA gejalanya guru tersebut asal ada didalam kelas, yang penting anak tidak ramai /hanya dijadikan robot, anak asuh disuruh diam yang penting duduk manis, memberikan pembelajaran tidak sesuai jadwal pelajaran pada hari tersebut bahkan tanpa antisipasi perangkat pembelajaran.

 

6. KUSTA (KURANG STRATEGI)

Guru terserang KUSTA mengajar dengan kurang taktik sehingga terkesan asal mengajar dan monoton.

 

7. LESU (LEMAH SUMBER)

Guru mulai LESU termasuk malas membaca sehingga kurang sumber akibatnya siswa cuma menerima sedikit wawasan dalam pembelajaran sebab mengalami kelemahan bahan belajar.

 

8. WTS (WAWASAN TIDAK LUAS)

Guru terserang WTS menyampaikan bahan hanya sebatas yang diketahuinya, bersikap kaku ketika siswa menanyakan bahan pembelajaran dengan kemajuan gres, bahkan untuk menutupi kekurangannya dengan memarahi si anak alasannya pertanyaan dianggap sudah keluar dari kontek.

 

9. TBC (TIDAK BISA COMPUTER)

Guru TBC-an condong tidak mau mendapatkan perkembangan teknologi dengan bersikap antipati kepada teknologi baru mirip computer, tidak mau berlatih computer dengan argumentasi takut yakni pintu kegagalan pertama untuk menjadi seorang guru yang profesional.

 

10. KRAM (KURANG TERAMPIL)

Guru KRAM cenderung kurang cekatan menggunakan model pembelajaran, pendekatan dan taktik pembelajaran bahkan kurang cekatan mempergunakan media teknologi sebagai inovasi pembelajaran.

 

11. MUAL (MUTU AMAT LEMAH)

Guru MUAL tergolong memiliki kualitas amat lemah alasannya tak maumenginovasi diri untuk mampu berbagi peluangdiri yang dapat berimbas pada mutu pembelajaran yang disampaikannya.


12. GINJAL ( GAJI ABIS, JARANG AKTIF DAN LAMBAT)

Guru GINJAL-an termasuk masuk pada penyakit yang paling kronis, alasannya adalah tidak lagi mampu memanage waktu saja namun juga keuangan dan motivasi diri, kesudahannya menghipnotis semangat dan mutu kinerja mengajarnya.


Sayangnya kita selaku guru kadang tidak menyadari keterjangkitan penyakit pendidikan tersebut. Bahkan kita terlelap TIDUR (TIDAK TAHU DIRI) dan TERLENA (“TERSERAH LEH NANGGAPI”) tanpa berbuat apa-apa. Bisa dibayangkan betapa besar korupsi yang kita kerjakan selaku guru dalam dunia pendidikan. Jika pemerintah telah menawarkan hak berupa kemakmuran dan jaminan kenaikan martabat guru dalam bentuk sertifikasi dan peningkatan honor, lalu kewajaban apa yang harus kita bayar untuk negara ini sebagai penerang pendidikan. Tidak lain hanyalah waktu dan dedikasi ilmu yang kita miliki.


Setelah mengenal Penyakit Guru di Indonesia kini mari kita coba menentukan Diagnosis Obatnya Serta Cara Pengobatannya. Apa yang mesti kita lakukan bila tanda-tanda penyakit tersebut sudah mulai menjangkit dan menghinggapi diri? Tidak ada kata untuk terlambat menyadari. Agar guru terhindar dari penyakit yang kronis, maka guru harus mau mengobati diri dengan beberapa treatmen yang didiagnosa sebagai obat penyakit guru.

 

1. SALEP (SELALU AKTIF LEBIH SIAP)

Guru yang profesional Selalu Aktif LEbih Siap memulai kegiatan dalam segala hal. Selalu aktif mempersiapkan segala sesuatunya secara terencana dan terencana dengan memanage waktu seefektif mungkin untuk menyiapkan diri. Kondisi yang selalu siap ini dapat meminimalisir terjangkitnya KUDIS (KURANG DISIPLIN) dan KURAP (KURANG RAPI) disamping menerapkan 10 Budaya Malu bagi guru.

 

2. REMASON (REFLEKSI MENGAJAR AKTIF STRATEGI ONLINE)

Diagnosis obat penyakit guru yang ke dua yakni REMASON (REFLEKSI MENGAJAR AKTIF STRATEGI ONLINE). Guru yang profesional senantiasa aktif melakukan refleksi mengajar yang telah dilakukannya dan selalu berusaha mencari dan menerapkan setrategi gres untuk keberehasilan tujuan yang akan dicapainya. Kondisi demikian mampu meminimalkan TIPUS (TIDAK PUNYA SELERA), ASAM URAT (ASAL SUSUN MATERI URUTAN TIDAK AKURAT), KRAM (KURANG TERAMPIL), dan MUAL (MUTU AMAT LEMAH) disamping guru mesti mau menginovasi dirinya dengan mencar ilmu komputer.

 

3. CTM (CD PEMBELAJARAN TEMAN MENGAJAR)

Guru yang profesional harus bisa memotivasi diri menggunakan CD pembelajaran sebagai sobat mengajar dalam rangka mengkonkritkan materi agar lebih memiliki arti dan gampang diterima siswa. Terlebih lagi, penggunaan CD pembelajaran menawarkan laba pengefektifan waktu bagi guru dan siswa, sehingga tujuan yang terpola dan hendak diraih guru dan siswa mampu terealisasi. Diagnosis obat penyakit guru yang ke tiga ini mampu menghemat LESU (LEMAH SUMBER), dan WTS (WAWASAN TIDAK LUAS) disamping guru mesti menumbuhkan budaya senang membaca.

 

4. ASPIRIN (AKTIF, SPORTIF, RESPONSIF, INOVATIF)

ASPIRIN merupakan diagnosis obat dengan dosis tinggi. Dimana mengkondisikan guru yang profesional mesti Aktif mencari sumber untuk membuatkan pengetahuan dan mengorganisir waktu, Sportif mengakui keunggulan sahabat, memberi kebanggaan dan berkompetisi secara sehat serta menawarkan kebanggaan kepada siswa yang cerdik dan menumbuhkan motivasi siswa yang udik, Responsif kepada peraturan baru dan perkembangan wawasan demi pertumbuhan pendidikan, senantiasa menumbuhkan Inovasi berbagi diri dan seni manajemen pembelajaran. Diagnosis obat penyakit guru yang ke tiga ini dapat meminimalkan KUSTA (KURANG STRATEGI) dan GINJAL ( GAJI ABIS, JARANG AKTIF DAN LAMBAT).

 

Keberhasilan pelaksanaan treatmen sebagai obat penyakit guru tersebut, pastinya tidak lepas dari kesadaran guru untuk mau berganti dan mampu melaksanakannya. Dalam hal ini KKG MGMP LPMP lazimnya akan memfasilitasi para guru untuk memakai obat tersebut dalam wujud bimtek, workshop, seminar selaku hasil dari pelaksanaan treatmen mengobati penyakit guru. Untuk itu aktivitas KKG MGMP, atau aktivitas yang lain yang biasanya juga digelar oleh LPMP bukanlah sebagai beban suplemen guru melainkan proses bagi guru untuk mulai berinovasi mengembangkan kompetensi dirinya dalam dunia pendidikan.

 

Pendidikan adalah modal utama untuk pembangunan bangsa. Pendidikan menjadi kunci pembuka pola pikir masyarakat Indonesia bermartabat. Pendidikan memposisikan Guru selaku penerang dalam pembentukan abjad anak bangsa. Bangkitlah guruku dari segala penyakit guru yang selalu membanyangi. Guru sebab engkau kami bisa, Guru alasannya adalah engkau kami dapat, Guru sebab engkau kami menatap periode depan yang lebih cemerlang. Buanglah jauh-jauh, hancurkan segala penyakit yang ada pada dirimu GURU!!.

 

 

Demikian isu ihwal Penyakit Kronis yang sering dihadapi Guru dan Cara Pengobatannya. Semoga ada manfaatnya. Ayo menjadi guru pelopor yang dapat mengobati aneka macam jenis penyakit kronis yang dihadapi guru.





Sumber https://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)