Rabu, 20 Mei 2020

Letusan Gunung St. Helens, Maut Dan Kehancuran Dahsyat!

Pada 18 Mei 1980 sempurna jam 08.32 pagi waktu lokal, sebuah gempa bumi dengan kekuatan 5,1 memukul kawasan utara Gunung St. Helens di salah satu Negara Bagian AS, Washington, menciptakan salah satu tanah longsor paling besar yang pernah tercatat dalam sejarah letusan gunung berapi. Sisi utara gunung berapi tiba-tiba runtuh, menghasilkan ledakan lateral yang terdengar dari ratusan mil jauhnya.

Letusan terjadi sekitar 1.300 kaki dari ujung gunung berapi dan mengantarkan gelombang kejut, serta fatwa piroklastik di seluruh kawasan sekitarnya. Itu meratakan hutan, mencairkan es dan salju, dan menciptakan tanah longsor besar.

Kematian dan Kehancuran Akibat Letusan Gunung St. Helens

Letusan gunung berapi menewaskan sekitar 57 orang, dan beberapa ratus mil persegi eksklusif terbentuk seperti gurun. Kerusakan itu menimbulkan kerugian besar yang diperkirakan meraih $ 1,1 miliar. Ribuan binatang tewas dalam ledakan itu. Selain itu, orang-orang di zona aman melihat awan abu besar yang terlempar ke atas, bersama dengan ledakan puing-puing vulkanik mengakibatkan kehancuran bagi banyak orang dalam radius 19 mil dari gunung berapi.

Erupsi gunung berapi Gunung St. Helen yaitu yang paling mematikan dan paling menghancurkan dalam sejarah AS. Properti yang hancur yakni 200 rumah, 15 mil rel kereta api, 185 mil jalan raya, dan 47 buah jembatan. Dua orang lagi meninggal secara tidak eksklusif dari kecelakaan yang terjadi alasannya visibilitas (jarak pandang) yang jelek, dan dua lagi menderita serangan jantung fatal yang disebabkan oleh bubuk vulkanik.

Dampak Letusan Gunung St. Helens

Abu dari gunung berapi St. Helens menyumbat sebagian besar tata cara drainase, membuat dilema dengan metode pembuatan air, dan merusak banyak bangunan serta mobil. Selama jatuhnya bubuk, visibilitas berkurang secara signifikan, membuat jalan raya dan jalan banyak tertutup Abu. Perjalanan udara juga terusik selama dua minggu karena banyaknya abu di bandara Washington timur. Material berbutir halus (abu vulkanik) dan pasir juga menyebabkan duduk perkara pada mesin pesawat, peralatan mekanik dan listrik lainnya.

Selain itu, abu halus juga menimbulkan korsleting pada transformator listrik, yang pada gilirannya mengakibatkan pemadaman listrik. Menghilangkan debu membutuhkan waktu karena diperkirakan jumlahnya meraih 900.000 ton. Beberapa ahad setelah letusan, terjadi tingkat pengangguran yang tinggi di sekeliling wilayah Gunung St, Helens walaupun cuma sebagian kecil orang meninggalkan tempat itu alasannya kehilangan pekerjaan.

Beberapa bulan setelah letusan, banyak orang dilaporkan mengalami persoalan emosional dan stres, yang menjadikan pemerintah menawarkan program konseling psikologis. Letusan tersebut mengusik pariwisata yang terkenal di negara bab Washington ketika itu.

Letusan St. Helens dan Efeknya pada Penelitian Gunung Berapi Saat Ini

Sejak letusan St Helens, mahir vulkanologi sudah berguru banyak. Sebelum letusan Gunung St. Helens pada 1980, para ilmuwan sebelumnya tidak pernah melihat ledakan tanah longsor dan ledakan lateral. Pada tahun 1956, terjadi letusan dan ledakan serupa di gunung berapi Bezymianny di Kamchatka di Rusia. Hanya saja, tidak ada kamera untuk menangkap dan mendokumentasikan aktivitas tersebut. Akan namun, sehabis meletusnya Gunung St. Helen, letusan Bezymianny sepenuhnya dapat dipahami.

Letusan gunung berapi serupa yang diketahui selaku runtuhan sektoral telah diidentifikasi di lebih dari 200 gunung berapi di aneka macam negara di dunia. Studi mendalam ihwal keruntuhan sektoral, pedoman lumpur besar, dan ledakan lateral di gunung St. Helens telah membantu ilmuwan dalam menganggap kembali ancaman vulkanik di aneka macam kawasan AS, bahkan di seluruh dunia. Penelitian ini juga telah menolong menyiapkan penduduk yang tinggal di sekitar zona vulkanik untuk kemungkinan erupsi di abad akan datang.

Penelitian memberikan bahwa letusan gunung berapi dapat diprediksi secara akurat, dan kemajuan kubah lava di kawah yang terbentuk di St Helens telah menjadi laboratorium alami yang ideal yang memungkinkan percobaan berulang pada prosedur letusan. Hasil observasi sebelumnya di gunung St Helen ini digunakan untuk memprediksi 14 letusan yang terjadi setelahnya (1980 dan 1986) secara akurat dalam beberapa hari sebelum letusan.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)