Minggu, 28 Juni 2020

Ranjau Jeruk, Jebakan Di Jalan Sesudah Ranjau Paku

Modus kejahatan di jalan kian beragam. Setelah selama bertahun-tahun ranjau paku yang banyak makan korban, kali ini ada modus kejahatan baru. Modus ini berupa sebar ranjau jeruk. Jeruk ini berisi paku. Kejadian ini di-sharing oleh netizen Bambang Setyawan di Kompasiana.

Peringatan keras bagi pengguna jalan, utamanya pengemudi kendaraan roda empat. Bila melihat buah jeruk tercecer di aspal jalanan, jangan main-main menggilasnya jika tidak ingin menjadi korban kejahatan. Sebab, buah tersebut merupakan ranjau untuk melumpuhkan ban kendaraan beroda empat siapa saja.

Modus kejahatan di jalan semakin beragam Ranjau Jeruk, Jebakan di Jalan setelah Ranjau Paku
Ranjau jeruk di jalan. Foto : Kompasiana.

Selasa (5/1) siang, dalam perjalanan dari obyek rekreasi Seloprojo, Ngablak, Kabupaten Magelang, memasuki perbatasan kabupaten Semarang, yaitu menjelang tempat wisata Kopeng, saya menyaksikan ada tiga buah jeruk ukuran kecil tercecer di aspal. Sepintas, tak ada yang mencurigakan. Sebab, buah berwarna kuning tersebut seperti tidak sengaja terjatuh. Kendati begitu, saat mengamati posisi buah yang seakan terkumpul di tengah jalan, aku langsung curiga.

Sembari memberikan arahan terhadap kendaraan yang melintas, tiga buah jeruk itu aku amankan. Naluri saya menyampaikan ada yang tak beres. Usai aku pungut, ternyata feeling aku tepat. Jeruk-jeruk tersebut ditanami paku ukuran 4 cm yang dibenamkan secara melintang. Satu buah jeruk terdapat 5-8 paku yang siap menggembosi ban mobil yang melindasnya.

Saya bereaksi alasannya adalah sebelumnya, sekitar dua minggu yang kemudian, saya berjumpa laki-laki bernama Sambudi, warga Surakarta terkena ranjau sejenis. Di mana, dalam perjalanan dari Semarang, sebab ada urusan di Banyumanik, beliau sengaja tak melewati tol. Pk 17.30, saat melintas di jalan raya Setiabudi dirinya yang mengemudikan kendaraan beroda empat sendirian, melihat ada beberapa buah jeruk berceceran di jalan.

Karena sedikit pun tak menaruh curiga, ban mobilnya langsung menggilas salah satu buah yang letaknya berada di pinggir. Kurang lebih 10 menit kemudian, Sambudi mencicipi laju mobilnya tidak stabil. Ia meyakini salah satu ban mobilnya kempes. Sembari menunjukkan lampu sign sebelah kiri, ia segera menepikan kendaraannya untuk menyelidiki kondisi ban.

Ternyata sesudah dilaksanakan pengecekan, ban sebelah kiri belakang terlihat kehabisan angin. Ada dua paku yang menancap dan celakanya masih terdapat bekas busuk buah jeruk. Di ketika dia melongok keadaan bannya itulah, apes menimpanya. Seorang pria mengendarai motor matic berhenti di samping mobil bab kanan, Sambudi menduga laki-laki tersebut cuma ingin tahu atau akan membantunya. Ternyata, dugaannya meleset.

Laki-laki yang mengenakan jaket dan helm full face itu, pribadi membuka pintu depan. Tangannya sigap mengambil lap top yang diletakkan sambudi di jok depan. Hanya makan waktu sekitar 3 detik, sebelum Sambudi menyadari apa yang terjadi, motor yang dikendarai pencoleng tersebut secepatnya melesat meninggalkan korbannya yang terbengong-melamun.
Modus kejahatan di jalan semakin beragam Ranjau Jeruk, Jebakan di Jalan setelah Ranjau Paku
Paku di dalam ranjau jeruk. Foto : Kompasiana.
Usahakan Menghindarinya
Akibat ulah mafia jalanan itu, Sambudi terpaksa harus merelakan satu unit lap top beserta datanya rain. Ia enggan melapor polisi karena selain minim saksi, dirinya juga tak mampu mengidentifikasi pelakunya. “ Setelah kejadian itu, saya lebih hati-hati di jalanan. Ga asal melindas benda di aspal,” tuturnya.

Apa yang menimpa Sambudi, bisa juga perihal semua orang. Saya sendiri condong mempunyai persepsi bahwa pemasang ranjau jeruk bukan seorang tukang tambal ban. Pelakunya tetap pencoleng jalanan yang selalu mengincar mangsanya usai dilumpuhkan kendaraannya. Mereka acak menebar aksi, jika berhasil ya panen, misal meleset juga tidak persoalan.

Kembali pada buah jeruk temuan aku, setibanya di rumah, tiga buah jeruk itu aku amati dengan cermat. Hasilnya, seluruhnya berpaku. Ada yang ditusuk paku 5 biji, tetapi ada pula yang 8 biji. Ketika saya belah, terlihat posisi paku yang dibenamkan secara melintang. Tentunya ketika ban mobil atau motor melindasnya, susah selamat dari kempes. Kecuali ban jenis tubeless yang mampu bertahan cukup lama.

Analisa aku mengatakan, pelaku diduga memantau ranjaunya dari jarak jauh. Bila yang melindas sepeda motor, ia tak akan bereaksi, tetapi semisal yang kena kendaraan roda empat, dirinya secepatnya membututinya. Ketika pengemudi berhenti karena bannya kempes dan menyelidiki kondisi bannya, pelaku eksklusif beraksi dengan menyambar barang apa pun yang tergeletak di mobil.

Pelaku yang mengandalkan kecepatan bergerak, ditentukan akan menciptakan korban terbengong-terdiam, lamban bereaksi. Kendati di dalam mobil terdapat dua atau tiga penumpang, lazimnya gerak reflek mereka bakal lumpuh sesaat. Hingga pelaku kabur sembari menenteng hasil jarahannya, korban gres terjaga. Melakukan pengejaran ? Sepertinya tidak berguna belaka. Sebab, sebelum beraksi, pelaku dipastikan telah mempelajari jalan tikus terdekat sebagai upaya menetralisir jejaknya.

Sedikit kiat kondusif bagi pengguna jalan raya, semoga anda terhindar dari ranjau jeruk ini, kiranya ketika melintas di jalanan harus tambahan hati-hati. Ketika melihat buah jeruk berceceran di jalan, usahakan dihindari. Anda boleh melindasnya semisal ban kendaraan anda jenis tubles. Sedang untuk pengendara sepeda motor, kiranya bersedia sedikit menyediakan waktu menyingkirkan ranjau sejenis bila memergokinya. Bagaimana pun juga, perilaku waspada bakal lebih baik dibanding mengalami bencana alam di jalanan. Ingat, pencoleng selalu inovatif serta berinovasi di setiap aksinya.

Semoga tulisan di kompasiana wacana ranjau jeruk ini dapat berguna.

Sumber https://ghost-ships.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)