Jumat, 07 Agustus 2020

Pertentangan Vertikal Dan Horizontal: Pengertian Serta Misalnya


Konflik ialah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan insan. Dalam berkegiatan sehari-hari, pasti akan ada konflik antar insan. Hal ini terjadi karena setiap insan mempunyai logika bebas dan kemauannya tersendiri.





Kemauan yang berbeda-beda ini kerap berseberangan, sehingga membuat gesekan-tabrakan dalam interaksi sosialnya. Konflik sendiri terbentuk dikala ada ketidaksepahaman perihal suatu hal antara satu individu dengan individu lainnya.





Ketika perbedaan usulan ini tidak dituntaskan dengan cepat, maka mampu ter eskalasi menjadi sebuah pertentangan.






Konflik Vertikal





Konflik vertikal terjadi antara dua pihak yang memiliki kedudukan berbeda




Konflik vertikal merupakan bentuk pertentangan yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Oleh alasannya itu, sangat penting untuk memahami apa itu bahwasanya konflik vertikal dan apa saja contoh-contohnya.





Pengertian Konflik Vertikal





Konflik vertikal intinya adalah sebuah pertentangan antara individu atau lembaga yang memiliki perbedaan status, baik sosial maupun politik. Artinya, dalam berkonflik, terdapat pihak yang lebih berpengaruh secara status dan ada pula pihak yang lebih lemah.





Perbedaan kekuatan ini kerap menjadikan terjadinya ketimpangan dalam resolusi konflik yang terjadi. Seringkali, satu pihak diuntungkan sedangkan pihak lainnya dirugikan.





Umumnya, pertentangan vertikal terjadi karena adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Disini, salah satu pihak aktif melawan regulasi yang ada sedangkan pihak yang lain berupaya untuk menegakkan regulasi tersebut.





Selain itu, pertentangan vertikal juga dapat disebabkan oleh kekecewaan kepada kepemimpinan yang sedang berlangsung. Disini, satu pihak berupaya untuk mengganti pola kekuatan dan mengambil alih kekuasaan, sementara pihak lainnya berupaya untuk menjaga status quo.





 



Contoh Konflik Vertikal





Kita sudah membicarakan cukup banyak perihal definisi dari konflik vertikal. Namun, untuk mengetahui lebih baik tentang penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, mari kita bahas beberapa contohnya.





Konflik Pembebasan Lahan oleh Pemerintah





Konflik lahan ialah salah satu bentuk pertentangan yang paling sering terjadi di Indonesia. Hal ini kerap terjadi sebab ada perbedaan pemahaman mengenai siapa yang mempunyai suatu lahan.





Seringkali, masyarakat desa merasa bahwa lahan ini milik mereka, namun dalam pendataan negara, ditemukan bahwa lahan tersebut milik negara. Hal ini dapat mengakibatkan konflik vertikal antara penduduk desa dengan pemerintahan desa serta pemerintahan daerah.





Selain itu, sering pula terjadi penyalahgunaan lahan oleh penduduk dimana penggunaan lahan tersebut tidak cocok dengan mandat rencana tata ruang. Hal ini juga akan menimbulkan konflik antara penduduk dengan pemerintah daerah dan bappeda/bappenas.





Salah satu solusinya yakni dengan mempergunakan metode informasi geografis untuk melaksanakan pemetaan dan manajemen data perihal kepemilikan lahan di sebuah wilayah.





Hal ini mungkin dikerjakan alasannya adalah metode informasi geografis mempunyai kelebihan dalam memproses data spasial yang banyak secara cepat dan murah.





 



Konflik Eksploitasi Sumber Daya Alam oleh Perusahaan





Eksploitasi sumber daya oleh perusahaan merupakan salah satu contoh konflik vertikal




Konflik memperebutkan sumber daya alam kadang-kadang terjadi antara masyarakat setempat dengan perusahaan yang mengolah sumber daya tersebut.





Hal ini kerap terjadi alasannya ada kesalahpahaman tentang bagaimana sumber daya alam tersebut dikelola dan dieksploitasi.





Contoh yang paling kerap terjadi adalah pertentangan antara desa-desa yang berlokasi erat dengan hutan dengan perusahaan sawit yang sedang menggarap hutan tersebut. Hal ini terjadi alasannya adalah eksploitasi sawit lazimnya menghancurkan lingkungan sekitarnya.





Sawit disini merupakan sumber daya alam yang terbarukan karena dapat ditanam kembali dan diolah lagi. Sayangnya, praktik-praktik eksploitasi tersebut kerap tidak berkelanjutan sehingga menghasilkan eksternalitas tinggi.





Contoh lainnya ialah antara perusahaan pertambangan dengan desa-desa yang berada disekitarnya. Pertambangan mampu menimbulkan eksternalitas negatif berbentukpencemaran tanah, air, dan juga udara bagi komunitas disekitarnya.





Perusahan ini menambang suatu sumber daya alam yang tidak mampu diperbarui, seperti kerikil bara ataupun mengebor minyak. Proses ini kerap menjadikan pencemaran lingkungan yang tinggi sehingga merugikan penduduk .





 



Konflik Antara Pendemo dengan Pemerintah





Ketika masyarakat tidak setuju atau tidak puas dengan tampilan pemerintah, mereka umumnya melaksanakan demonstrasi. Disini muncul pertentangan vertikal, antara unsur-komponen masyarakat dengan pemerintah yang memiliki kedudukan kekuatan lebih tinggi.





Karena perbedaan tingkat kekuatan tersebut, kerap terjadi penyelesaian pertentangan yang tidak berimbang. Hal ini lazimnya dilihat dalam bentuk represi terhadap para pendemo ataupun langkah-langkah-tindakan lainnya dari pegawapemerintah.





 



Konflik Antara Mahasiswa dengan Kampus dan Rektorat





Konflik antara mahasiswa dengan pihak kampus juga sering terjadi, biasanya pada hal-hal yang menyangkut kebutuhan mahasiswa dan kebijakan kampus.





Namun, karena kampus mempunyai posisi yang lebih besar lengan berkuasa dan kewenangan yang lebih tinggi mereka mempunyai kekuasaan lebih. Hal ini mampu berujung terhadap represi dan pementingan dari pendapat-pertimbangan mahasiswa.





Konflik ini ialah salah satu bentuk pertentangan vertikal yang paling jelas sebab ada keterkaitan bersahabat antara kedua aktor ini. Kemaslahatan mahasiswa sangat bergantung terhadap kebijakan-kebijakan kampus.





 



Konflik Horizontal





Konflik horizontal terjadi antara 2 kelompok masyarakat yang memiliki kedudukan sama




Sama mirip pertentangan vertikal, pertentangan horizontal juga kerap terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Namun, mungkin kalian akan lebih familiar dengan pertentangan horizontal alasannya lebih erat dengan kita.





Disini, kita akan coba untuk mengetahui apa bahwasanya konflik horizontal serta acuan-contohnya dalam kehidupan sehari-hari.





Pengertian Konflik Horizontal





Konflik horizontal pada dasarnya yaitu pertentangan yang terjadi antara dua kelompok atau individu yang memiliki kedudukan sosial, ekonomi, dan politik yang relatif sama. Pada masalah ini, tidak ada perbedaan kekuatan yang bermakna antara pihak yang berkonflik.





Karena tidak ada perbedaan kekuasaan dan seluruhnya memiliki kedudukan yang serupa, maka lazimnya penyelesaiannya juga berimbang. Namun, alasannya kedudukannya sama, sering terjadi deadlock antar pemangku kepentingan, sehingga permasalahan sukar untuk diselesaikan.





Jika sudah terjadi deadlock, maka diharapkan intervensi dari pihak ketiga untuk menyelesaikan problem ini. Pihak ketiga ini bisa berupa golongan lain yang kedudukannya sama, ataupun golongan yang memiliki kedudukan lebih tinggi.





Umumnya, konflik horizontal ini disebabkan oleh perbedaan keputusan dan pandangan antar individu. Namun, acap kali perbedaan-perbedaan kecil ini ter-eskalasi menjadi hal yang lebih besar.





 



Contoh Konflik Horizontal





Kita telah membicarakan cukup banyak tentang definisi dari pertentangan horizontal. Namun, untuk mengerti lebih baik perihal penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, mari kita diskusikan beberapa misalnya.





Konflik Antar Kampung





Konflik antar kampung juga sering terjadi, umumnya perihal batasan kampung ataupun alokasi air irigasi dan sumber daya yang lain yang tersedia secara bebas.





Hal ini kerap disebabkan oleh skema pendataan dan delineasi desa yang kurang terang dari pemerintah indonesia. Selain itu, Indonesia yang sungguh kaya akan sumber daya alam juga kerap mengakibatkan perebutan sumber daya tersebut antar orangnya sendiri.





Karena disini kedua belah pihak memiliki kedudukan yang relatif sama, yakni sama-sama masyarakat Indonesia dan merupakan masyarakat biasa, maka tidak ada perbedaan kekuatan.





Konflik ini harus tertuntaskan secara cepat oleh pemerintah tempat semoga tidak mengalami eskalasi menjadi tawuran antar kampung atau tindakan-tindakan perang yang lebih parah lagi.





 



Konflik Antara Suporter Sepakbola





Konflik antara suporter sepakbola merupakan salah satu contoh konflik horizontal




Konflik suporter sepakbola ini ialah salah satu konflik horizontal yang sangat sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Hal ini biasanya terjadi ketika ada sebuah pihak yang terprovokasi alasannya adalah tindakan suporter atau tim lawan.





Selain itu, sering juga suporter sepak bola tidak mendapatkan bahwa tim jagoannya kalah dalam suatu pertarungan. Hal ini mampu menimbulkan mereka melakukan agresi anarkis untuk melampiaskan kekesalannya.





Disini, konflik terjadi antara golongan masyarakat sekitar dengan suporter sepakbola, atau justru antar suporter sepakbola.





 




Tawuran






Konflik ini sering terjadi antar pelajar atau bahkan antar mahasiswa dari akademi tinggi yang berbeda. Hal ini kerap disebabkan oleh faktor pujian kepada sekolah masing-masing dan aspek gengsi kepada sekolah lainnya.





Meskipun telah dicegah dan dihentikan oleh sekolah, masih ada saja siswa-siswa yang melaksanakan langkah-langkah tawuran.





Karena mempunyai kedudukan dan kesanggupan yang relatif sama, maka pertentangan ini dianggap sebagai pertentangan horizontal. Oleh sebab itu, kerap dibutuhkan pihak lain sebagai mediator untuk menyelesaikan masalah ini.





 



Referensi





Vertical Versus Horizontal Conflicts – Opentextbooks Hong Kong







Sumber ty.com


EmoticonEmoticon