Melihat gosip di media, baik media cetak, online maupun elektronik, yang memberitakan perihal kehebatan dan pengaruh yang diakibatkan oleh gempa bumi di Nepal, mungkin banyak orang berharap bahwa gempabumi bisa diprediksi. Soalnya kalau bisa diprediksi, maka kerugian material maupun korban jiwa mungkin dapat dihindari. Kita ingat, gempa dan tsunami di Aceh juga menyantap korban jiwa yang sungguh banyak mencapai ribuan dan kerusakan infrastruktur yang diakibatkan oleh gempa dan tsunami juga luar biasa dahsyat dampaknya.
Ada sebuat postingan menarik di situs BMKG yang membicarakan ihwal prediksi atau prakiraan ?. Artikel tersebut membicarakan tentang apakah mungkin gempa diprediksi?.
![]() |
Peta Seismisitas Indonesia kala Januari-Desember 2014. Sumber : BMKG |
Ada hal yang mempesona mirip terdapat di situs http://www.world-earthquakes.com/ pada tab "Earthquake Forecasting", di situs itu tidak mengatakan prediction (prediksi), tetapi forecasting (prakiraan ??). Apa yang membedakan predict dengan forecast ?. Kenapa untuk prediksi cuaca kita lebih sering mendengar perumpamaan weather forecast (prakiraan cuaca) ketimbang weather prediction (prediksi cuaca)?.
Secara sederhana mampu dibilang bahwa forecast dipakai kalau memakai data time series (berkelanjutan) untuk memprediksi kedepan. Sedangkan predict yaitu memprediksi kedepan dengan data partial atau potongan data tertentu.
Untuk perkara gempabumi mungkin secara sederhana bisa dibilang forecast bermakna dengan data gempa secara matematis, sedangkan predict mempunyai arti dengan data khusus, precursor, anomali ataupun suatu temuan yang menunjang.
Bila dikaitkan dengan cuaca mungkin predict itu seperti melihat awan gelap sehingga mampu diprediksi akan segera turun hujan (http://www.wikihow.com/Predict-the-Weather-Without-a-Forecast), sedangkan forecast selaku prakiraan cuaca kedepan dari kumpulan data-data pengamatan berkelanjutan.
Kembali ke problem gempabumi, BMKG memposisikan diri untuk mengatakan ke penduduk bahwa gempabumi tidak atau belum bisa diprediksi.
Walaupun sebenarnya di BMKG sendiri lewat puslitbang BMKG atau unit lainnya, mengadakan observasi-observasi tentang precursor, mencari anomali-anomali sebelum gempa besar, yang bertujuan untuk bisa memprediksi gempabumi. Maka itu semua mampu dibilang masuk pada kategori predict. Lalu bagaimana dengan forecastnya?.
BMKG pernah memakai data-data gempanya untuk menciptakan prakiraan masa ulang gempabumi. Data-data gempa baru, dari magnitudo kecil hingga besar akan senantiasa bertambah setiap harinya, semestinya menjadi masukan data yang berkesinambungan untuk forecast. Memang siklus waktu atau era ulang yang puluhan sampai ratusan tahun untuk gempabumi besar akan sungguh jauh berbeda dibandingkan cuaca dengan siklus yang lebih pendek.
Melihat kembali ke situs tersebut diatas pada tab forecast, salah satu isi banner dinamisnya terdapat disclaimer atau semacam peringatan untuk pelanggan bahwa algoritma matematika mereka tidak mampu memprediksi secara sempurna dan spesifik lokasi, magnitudo, dan waktu kejadian sebuah gempa.
There is no knowledge of such thing to do that, tidak ada wawasan untuk hal itu menurut situsnya. Nilai probabilitas yang ditampilkan cuma perhitungan atau perhitungan secara statistik memakai data gempa terdahulu sampai yang gempa terbaru akan terupdate secara realtime. Meskipun mungkin tidak menawarkan forecast yang akurat, ada beberapa yang mereka claim berhasil mereka forecast.
Lalu bagaimana apabila muncul satu tulisan ilmiah baik itu dengan tata cara forecast atau prediction yang menulis akan terjadi gempa besar bahkan menyebabkan tsunami di satu tempat tertentu di Indonesia? Apakah harus di iyakan atau disangkal? Perlukah diteruskan informasinya terhadap masyarakat?
Akibat yang ditimbulkan dari sebuah prediksi gempa tidak sama dengan akibat yang ditimbulkan dari suatu prediksi cuaca, yang meramalkan besok hujan ternyata tidak atau sebaliknya meramalkan besok cerah ternyata hujan, masyarakat tidak akan protes keras, toh hanya ramalan dan resikonya hanya basah.
Apabila kita analogikan hujan yakni gempa dan banjir yakni tsunami, misalkan diprediksikan esok harinya cerah kita tidak mampu menghalangi hujan apabila ternyata turun, atau misalkan diprediksi akan terjadi hujan besok maka tetap tidak mampu kita cegah hujan tersebut yang bahkan mampu menimbulkan banjir jika intensitasnya terlalu besar.
Ganti kata-kata hujan dan banjir tersebut dengan gempa dan tsunami, walaupun akhirnya sama juga, kita tetap tidak mampu menangkal gempabumi mau itu diprediksi ataupun tidak, tetapi akibat yang ditimbulkan dari suatu prediksi gempabumi yang salah akan berlainan dengan balasan yang ditimbulkan dari prediksi cuaca yang salah di penduduk .
Prediksi gempabumi ialah info yang sangat sensitif untuk masyarakat Indonesia. Ketika ada satu pihak yang menafsirkan tulisan ilmiah ihwal prediksi gempa di satu daerah tertentu, walaupun sang ilmuwan berbicara dalam skala waktu puluhan sampai ratusan tahun, masyarakat mungkin menafsirkan dengan skala waktu besok atau lusa. Rumor akan terjadinya gempa besar akan cepat menyebar dan menjadikan bencana ekonomi dan sosial di kawasan tersebut.
Sumber https://ghost-ships.blogspot.com
EmoticonEmoticon