Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang sungguh tinggi. Indonesia juga merupakan rumah bagi aneka macam tanaman dan fauna endemik yang tidak dapat ditemukan di daerah-kawasan lain.
Dilihat dari segi kawasan biogegografis, Indonesia terjepit diantara dua daerah, yaitu Indo-Malaya atau Oriental dan Australis. Lokasi ini sangat strategis, senada dengan lokasi geografis Indonesia yang juga terletak pada jalur jual beli antara asia dengan afrika dan australia.
Keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat besar ini ialah salah satu sumber daya alam unggulan milik Indonesia. Selain dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan acara kebudayaan, keragaman hayati ini juga mampu dimanfaatkan menjadi obat atau bahan industri yang lain.
Keanekaragaman hayati yang tinggi ini disebabkan oleh adanya dangkalan sahul dan dangkalan sunda yang dulu memfasilitasi migrasi tumbuhan, fauna, dan manusia purba antara Asia dengan Australia. Namun, kini dangkalan tersebut telah berubah menjadi maritim transgresi yaitu laut arafuru dan laut jawa.
Secara garis besar, tanaman dan fauna di Indonesia terbagi menjadi 3 yakni tanaman dan fauna asiatis, peralihan, dan australis. Sebelum kita membicarakan mengenai tiap-tiap jenis tumbuhan dan fauna, kita akan membicarakan dulu tentang aspek-aspek yang menghipnotis persebaran flora dan fauna serta garis-garis yang membatasi persebaran tumbuhan dan fauna tersebut.
Daftar Isi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna
Nah, jadi sebetulnya ada banyak faktor penting nih temen-temen yang mensugesti karakteristik ekosistem yang ada di sekitarkita. Nah, 3 aspek dibawah ini merupakan salah satu yang terpenting nih, yuk kita simak lebih lanjut.
Faktor Iklim
Ternyata iklim sebuah lokasi memiliki kaitan yang sungguh akrab lho dengan kondisi ekologi dan persebaran tumbuhan fauna yang ada di lokasi tersebut. Selain curah hujan, faktor iklim juga meliputi suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan intensitas matahari yang ada di sebuah lokasi.
Kalian pernah merawat tumbuhan sukulen mirip kaktus? Kalau terlalu banyak disiram air mereka malah membusuk dan perlahan mati ya. Padahal, flora kan sungguh butuh air untuk bertahan hidup. Nah, ini yakni contoh dari flora yang menyesuaikan diri untuk hidup di daerah kering namun datang-tiba dipaksa hidup di keadaan yang basah, tentu saja tidak akan mampu bertahan hidup.
Oleh sebab itu, karakteristik iklim suatu lokasi sungguh mempengaruhi karakteristik makhluk hidup yang tinggal di wilayah tersebut.
Faktor Tanah
Tanah atau faktor edafik juga memiliki efek pada persebaran tumbuhan dan fauna serta karakteristik bioma yang terbentuk loh teman-teman. Hal ini terjadi sebab kandungan mineral dan nutrisi yang ada pada tanah dapat mensugesti kesuburan tanaman yang tumbuh di lokasi tersebut.
Tentu saja, tempat dengan tanah yang subur seperti delta sungai atau dataran aluvial akan mempunyai keanekaragaman hayati yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanah gersang seperti gurun pasir.
Dalam tanah sendiri, terdapat beberapa daur biogeokimia yang penting untuk menjaga kestabilan ekosistem. Daur ini antara lain yaitu
- Daur Air
- Daur Nitrogen
- Daur Sulfur
- Daur Karbon
- Siklus batuan
Jadi, tanah dan kesuburannya ialah faktor yang cukup penting dalam memilih keanekaragaman hayati suatu lokasi.
Faktor Biotik
Tentu saja faktor biotik mempengaruhi keragaman hayati dan persebaran tanaman dan fauna dong sahabat sobat. Faktor biotik yang dimaksud disini yakni eksistensi hewan, flora, dan makhluk hidup lainnya mirip bakteri dalam suatu ekosistem.
Faktor Topografi
Nah, aspek topografi ini juga sungguh menghipnotis ekosistem dan bioma yang terbentuk di suatu lokasi lho sobat-sobat. Selain mensugesti keadaan iklim lokal, topografi dan bentukan relief wajah bumi juga mempengaruhi sedimentasi serta abrasi yang terjadi di permukaan bumi. Sehingga mempengaruhi komposisi tanah yang ada di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, dalam melaksanakan studi biogeografi kepada suatu lokasi, sungguh penting bagi geografer dan biologist yang hadir untuk menenteng peta topografi dan peta-peta tematik yang lain untuk mempermudah observasi.
Garis Wallace, Weber, dan Lydekker
Flora dan fauna di Indonesia sendiri umumnya terbagi menjadi tiga bagian, asiatis, australis, dan peralihan. Pada awalnya, persebaran tanaman dan fauna ini tidak ada garis delineasinya, sehingga kerap membingungkan geografer dan mahir biologi yang mau melakukan penelitian.
Namun, Wallace, Weber, dan Lydekker berhasil memetakan contoh-pola persebaran tumbuhan dan fauna secara lebih mendetail dalam penelitian-observasi mereka. Oleh alasannya adalah itu, kini kita mengenal 3 macam garis yang menjelaskan perihal persebaran tumbuhan dan fauna di Indonesia yakni garis wallace, garis weber, dan garis lydekker.
Garis Wallace
Garis wallace adalah garis yang memisahkan kawasan persebaran fauna asiatis dengan australis dan peralihan. Garis ini dinamakan sesuai dengan pencetusnya, adalah Alfred Russel Wallace, seorang ilmuwan asal Inggris yang melaksanakan penelitian di Indonesia dari tahun 1854 sampai 1862.
Berdasarkan hasil observasi Wallace, didapatkan bahwa binatang-binatang yang berada di pulau Sulawesi, Kalimantan, Bali, dan Lombok ternyata berbeda. Padahal, lokasi-lokasi tersebut mempunyai letak geografis yang relatif bersahabat.
Ternyata, perbedaan ini disebabkan oleh contoh migrasi spesies moyangnya ribuan tahun yang kemudian. Pada ketika itu, nusantara terbagi menjadi dua adalah bab yang terkoneksi dengan asia melalui dangkalan sunda dan bagian yang terkoneksi dengan australia melewati dangkalan sahul.
Untuk menggambarkan perbedaan ini, Wallace menawan garis pemisah yang melewati selat Lombok hingga ke selat Makassar. Daerah diantara garis ini dengan garis Weber dan Lydekker dikenal sebagai daerah Wallacea. Garis ini lalu didirikan oleh Huxley pada tahun 1868 dan direvisi oleh Mayr pada tahun 1944.
Daerah yang berada di bagian barat garis Wallace merupakan daerah dengan flora dan fauna asiatis, sedangkan tempat di bagian timur garis Wallace merupakan kawasan dengan flora dan fauna peralihan, yang kita kenal sebagai Wallacea.
Garis Weber
Peneliti asal Jerman, Max Carl Wilhelm Weber mendapatkan bahwa ternyata, terdapat peralihan antara binatang asiatis dan australis pada kepulauan Tanimbar. Pada ekspedisinya ke Sibolga pada tahun 1899 sampai tahun 1900, Weber menemukan bahwa lebih sempurna membagi penjabaran binatang di Indonesia pada kepulauan Tanimbar.
Oleh sebab itu, Weber menawan garis melalui kepulauan Tanimbar yang kemudian diketahui selaku garis Weber. Pada tahun 1919, Weber mencetuskan bahwa daerah di timur garis ini akan dikenal sebagai paparan Sahul sedangkan tempat di bab barat garis ini akan diketahui sebagai paparan Sunda.
Garis Weber menawarkan titik dimana terjadi pergeseran antara tempat peralihan yang didominasi oleh binatang asiatis dan daerah peralihan yang didominasi oleh binatang australis.
Garis Lydekker
Selain kedua garis diatas, terdapat pula garis Lydekker yang dicetuskan oleh ahli geologi asal Inggris, Richard Lydekker. Garis ini bertujuan untuk memisahkan antara daerah Wallacea dengan Indonesia bagian timur yang ditinggali oleh tumbuhan dan fauna bercorak australis.
Daerah yang ada di barat garis Lydekker ialah kawasan peralihan yang kita kenal sebagai Wallacea, sedangkan tempat yang berada di bagian timur garis Lydekker ialah tempat dengan tumbuhan dan fauna australis.
Flora dan Fauna Asiatis
Pada bab barat garis Wallace, tanaman dan fauna yang ada di Indonesia dikategorikan sebagai flora dan fauna Asiatis. Banyak tanaman dan fauna yang memiliki kemiripan atau bahkan sama persis dengan tanaman dan fauna yang mampu ditemukan di benua Asia pada umumnya.
Daerah yang termasuk kedalam flora dan fauna asiatis antara lain yakni pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa-Bali.
Flora Asiatis
Flora di bab barat garis Wallace mempunyai keragaman yang tinggi. Heterogenitas ini dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi dan iklim yang mendukung terbentuknya hutan tropis. Flora yang mampu ditemukan pada tempat asiatis antara lain yakni flora paku, lumut, meranti, mahoni, dan damar.
Secara lazim, flora asiatis mempunyai beberapa karakteristik selaku berikut
- Flora hutan tropis
- Berukuran besar
- Memiliki daun yang lebat
Flora yang ada umumnya memang berupa flora yang hidup pada hutan tropis. Hal ini terjadi sebab mayoritas bioma yang ada di Indonesia bab barat merupakan bioma hutan tropis. Salah satu penyebabnya ialah aspek iklim seperti kedekatan dengan bahari dan jalur angin muson.
Tumbuhan yang ada lazimnya juga berukuran besar dan memiliki daun yang lebat. Hal ini disebabkan oleh kondisi klimatik dan tanah yang sungguh mendukung untuk berkembangnya tumbuhan. Selain itu, kita juga dapat menyaksikan bahwa bioma yang terbentuk lazimnya yakni hutan hujan dan hutan muson, dua bioma yang didominasi oleh tumbuhan besar berdaun rindang.
Berikut ini yakni teladan beberapa flora asiatis yang cukup terkenal
Rafflesia Arnoldi yakni sebuah bunga raksasa yang didapatkan pertama kali di Bengkulu pada tahun 1818, lebih tepatnya didekat sungai Manna Lubuk. Sejauh ini, Rafflesia Arnoldi yaitu bunga terbesar yang ada di dunia.
Tumbuhan ini ialah tanaman benalu yang hidup di akar atau dahan tanaman lain. Karena tidak memiliki daun, maka Rafflesia tidak dapat melakukan fotosintesis, sehingga mesti mengambil nutrisinya dari tanaman lain.
Bunga Bangkai atau kerap disebut Suweg raksasa yaitu sejenis tumbuhan talas endemik yang berasal dari Sumatera. Ukuran bunga dari Suweg sangat besar dan tinggi, sampai melampaui tinggi orang remaja.
Bunga dengan nama latin Amorphallus Titanum ini kerap disebut bunga bangkai karena mengeluarkan busuk tidak sedap dari bunganya. Bau yang bau ini bekerjsama bertujuan untuk mempesona serangga dan binatang lainnya supaya tiba dan menyerbuki bunga ini. Namun, bagi insan, pastinya anyir ini tidak menarik atau bahkan menciptakan mual.
Anggrek yakni tumbuhan khas Asia yang sungguh banyak tersebar di Indonesia. Ternyata, Indonesia memiliki spesies jumlah anggrek terbanyak lho sahabat-sahabat. Keindahannya kerap menjadikan anggrek sebagai tanaman yang dikoleksi oleh pecinta flora hias.
Anggrek merupakan flora yang melekat pada tumbuhan lain, tetapi, bukan untuk menghisap nutrisinya, melainkan menerima cahaya matahari. Hal ini terjadi alasannya adalah anggrek tidak mempunyai batang yang dapat berkembang tinggi.
Kantung Semar adalah tanaman yang tumbuh di di dataran tinggi atau pegunungan. Tumbuhan ini memiliki bentuk yang unik, yakni ada sejenis kantung yang berisi enzim untuk mencerna binatang-hewan yang terperangkap. Yap, kantung semar merupakan salah satu tanaman karnivora yang mengkonsumsi binatang, terutama serangga.
Daun Sang adalah sejenis tumbuhan raksasa dengan daun yang amat lebar. Lebar daun sang dapat meraih 1 meter dengan tinggi nyaris 6 meter. Tanaman ini tumbuh pribadi di atas tanah, tidak melekat ke tumbuhan atau batuan. Tumbuhan dengan nama latin Johannestijsmania Altifrons ini merupakan salah satu dari 4 jenis flora Johannestijsmania yang berkembang di wilayah Asia.
Fauna Asiatis
Fauna yang terletak di bab barat Indonesia mempunyai kesamaan yang tinggi dengan fauna yang dapat ditemukan di benua Asia. Meskipun begitu, terdapat beberapa fauna unik yang hanya mampu ditemukan di Indonesia, tidak di negara asia lainnya.
Fauna asiatis mempunyai beberapa karakteristik yang membedakannya dari fauna peralihan ataupun fauna australis. Berikut ini yakni karakteristik yang dimiliki oleh fauna asiatis
- Hewan tidak berkantung
- Ditemukan banyak jenis simpanse
- Mamalia dengan badan yang relatif besar
- Terdapat banyak jenis reptil
- Terdapat banyak ikan air tawar
- Sedikit burung berwarna cerah
Berikut ini ialah beberapa contoh fauna asiatis yang cukup populer
Banteng atau Bos Javanicus merupakan binatang yang identik dengan masyarakat Indonesia, bahkan binatang ini masuk kedalam lambang pancasila. Hewan ini mempunyai tugas yang sangat besar, khususnya untuk menggarap sawah bagi para petani. Banteng hidup di pulau Jawa dan Kalimantan.
Gajah ialah hewan yang berskala besar dan memiliki tenaga yang besar pula. Pada zaman dulu, gajah sering digunakan untuk menolong pekerjaan konstruksi atau selaku hewan perang. Di Indonesia sendiri, gajah hidup di hutan-hutan dan padang rumput di pulau Sumatera.
Badak bercula satu dan dua atau kerap disebut Javan Rhinoceros mampu ditemukan di Sumatera dan Jawa. Salah satu daerah populer yang sering kita dengar adalah Ujung Kulon, daerah ini ialah penangkaran rino bercula satu di Banten.
Badak bercula satu ialah salah satu binatang langka di dunia. Kelangkaan hewan ini disebabkan oleh cula nya yang sangat berguna di pasar gelap. Hingga ketika ini, cuma tersisa sekitar 20 warak bercula satu di seluruh dunia.
Jalak Bali merupakan burung khas pulau bali yang juga ialah hewan endemik di pulau tersebut. Karena statusnya yang endemik, burung ini ialah simbol dari fauna bali. Jalak Bali termasuk kedalam fauna asiatis sebab hidup di sebelah barat garis Wallace.
Macan Tutul atau panthera pardus merupakan salah satu kucing besar yang hidup di pulau Jawa, Sumatera, dan Madura. Kucing besar ini merupakan salah satu hewan yang nyaris punah di Indonesia, urban sprawl dan pembukaan lahan untuk acara bisnis menciptakan habitatnya makin sedikit.
Trenggiling ialah binatang pemakan semut yang berasal dari ordo Pholidota. Hewan ini dapat ditemukan di pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Secara lazim, trenggiling mampu didapatkan di nyaris semua kawasan tropis hangat di Asia dan Afrika.
Tapir ialah binatang pemakan tanaman yang dilindungi di Indonesia. Hewan ini mempunyai bentuk yang unik, badannya mirip babi, telinganya seperti badak, sedangkan moncongnya panjang mirip trenggiling. Hewan ini mampu kita peroleh hidup di Sumatera dan Kalimantan.
Kijang atau muncak ialah saudara dari rusa yang berasal dari Eurasia. Hewan ini cuma dapat ditemui di Asia Tenggara dan Asia Selatan sebab cukup langka. Di Indonesia sendiri, kijang mampu kita peroleh di Jawa, Bali, dan Sumatera.
Beruang adalah mamalia karnivora berskala besar yang tergabung kedalam famili ursidae. Di Indonesia, beruang mampu kita temukan di hutan-hutan Kalimantan dan Sumatera.
Orang Utan adalah sejenis primata berbadan besar yang dilindungi. Hewan ini tinggal di hutan-hutan Sumatera dan Kalimantan. Namun, mengenang mereka tinggal di hutan hujan, eksistensi mereka semakin terancam seiring dengan ekspansi perkebunan sawit dan pembangunan perumahan. Terlebih lagi Indonesia merupakan salah satu produsen sawit terbesar di dunia yang produksinya selalu bertambah.
Kera yakni sejenis primata, mirip dengan orang utan, tetapi berukuran lebih kecil. Masih terdapat aneka macam kera di Indonesia, mereka umumnya dapat ditemukan di Sumatera dan Kalimantan. Meskipun begitu, ada juga simpanse-kera yang tinggal di bali atau hutan-hutan Jawa.
Keraras yakni sejenis musang yang hidup di sekitaran kawasan Kepulauan Bangka Belitung. Keraras ialah musang berwarna loreng hitam yang kini terancam punah. Diketahui bahwa hewan ini hanya tersisa di Indonesia, Nepal, India, Thailand, dan Pakistan.
Harimau atau Panthera Tigris merupakan hewan karnivora yang sungguh langka. Indonesia sendiri memiliki 3 jenis harimau yaitu harimau Jawa, Bali, dan Sumatera. Hingga ketika ini, cuma macan Sumatera yang belum punah. Harimau Bali punah pada tahun 1937 sedangkan macan Jawa punah pada tahun 1972.
Flora dan Fauna Peralihan
Flora dan fauna yang masuk kedalam wilayah Wallacea atau zona peralihan biasanya yakni tanaman dan fauna yang endemik kepada Indonesia. Yap, artinya, mereka tidak dapat didapatkan di daerah lain, atau setidaknya sangat sulit didapatkan.
Hal ini terjadi karena interaksi unik yang terjadi antara tumbuhan dan fauna asiatis dengan australis di zona Wallacea ini.
Flora Peralihan
Seperti yang sudah kita ketahui, tumbuhan yang ada di zona peralihan memiliki karakteristik yang uni, alasannya adalah ialah perpaduan antara karakteristik asiatis dan australis. Hal ini memunculkan spesies-spesies endemik yang hanya ada di Indonesia.
Flora peralihan memiliki beberapa karakteristik khusus seperti
- Ukuran daun yang umumnya lebih kecil
- Tumbuhan yang mempunyai ukuran kecil
- Memiliki daun yang pendek
- Umumnya endemik pada zona wallacea
Berikut ini yaitu beberapa pola tanaman peralihan yang cukup populer
Langusei atau Ficus Minahasae adalah sejenis tumbuhan menjalar yang hidup di kawasan tropis. Di Indonesia sendiri, kita mampu melihat flora Langusei di pulau Sulawesi. Langusei masuk kedalam genus ficus sehingga sama dengan buah tin atau buah ara. Umumnya, pohon tin ditemukan di semua tempat tropis dan di timur tengah.
Gofasa atau Vitex cofassus atau lebih sering disebut selaku kayu Biti yaitu tumbuhan asli kepulauan Solomon, Papua Nugini, dan Maluku. Pohon ini merupakan flora identitas dari provinsi Gorontalo. Gofasa berupa pohon kayu yang besar dan dapat meraih ketinggian 40m. Kayu dari pohon ini juga berpengaruh dan tahan usang.
Eboni Hitam atau Diospyros Celebica merupakan tanaman endemik di daerah Sulawesi. Pohon ini menghasilkan kayu yang mahal alasannya adalah keindahan dan kekuatannya. Umumnya, hasil kayu eboni hitam dipakai untuk kerajinan mebel, tabrakan, dan mebel pribadi bernilai tinggi. Di pasar Internasional, kayu ini kerap dikenal selaku kayu hitam sulawesi.
Anggrek Serat atau Dendrobium utile ialah tumbuhan yang endemik di kawasan Sulawesi dan Papua. Anggrek ini ialah bunga resmi dari provinsi Sulawesi Tenggara. Berbeda dengan anggrek biasa, anggrek ini cuma mampu ditemukan di Sulawesi dan Papua.
Lontar/Siwalan atau Borasscus flabellifer ialah tumbuhan yang identik dengan Sulawesi Selatan. Tumbuhan sejenis palem ini umumnya dipakai selaku kertas untuk menuliskan naskah lontar, kerajinan kipas, tikar, dan tenunan untuk pakaian tradisional serta Sasando, alat musik tradisional.
Ajang kelicung atau Diospyros macrophylla ialah flora khas Nusa Tenggara Barat. Awalnya tumbuhan ini tumbuh secara liar di Nusa Tenggara, tetapi penebangan hutan berlebihan membuatnya menjadi langka. Ajang Kelicung biasanya dimanfaatkan kayunya selaku bahan dasar meubel dan kerajinan kayu lainnya.
Cendana atau Santalum album merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana, dua bahan dasar busuk-wangian. Kayu cendana dapat digunakan sebagai rempah-rempah dan aromaterapi. Tumbuhan ini awalnya berasal dari Nusa Tenggara Timur, namun, sekarang telah banyak tersebar di Nusa Tenggara Barat dan juga sedikit di pulau Jawa.
Cengkeh atau Cyxygium aromaticum merupakan tumbuhan yang kerap dipakai sebagai bumbu masakan pedas bagi bangsa barat. Selain itu, cengkeh juga menjadi bahan dasar dari rokok kretek yang sungguh terkenal di Indonesia. Cengkeh aslinya cuma ada di kepulauan Banda dan Madagaskar, oleh sebab itu, bangsa barat sungguh menghendaki rempah ini.
Ampupu atau Eucalyptus urophylla merupakan pohon yang cuma berkembang di 7 pulau di bagian timur Indonesia adalah pulau Timor,Flores, Wetar, Lembata (Lomblem), Alor, Adonara dan Pantar. Pohon ini menciptakan minyat Atsiri yang kerap dipakai selaku bahan obat tradisional. Minyak ini mempunyai khasiat antara lain antibiotik, analgesik, dan antiviral.
Fauna Peralihan
Fauna peralihan di Indonesia memiliki ciri-ciri adonan antara australis dan asiatis. Umumnya, hewan-hewan ini endemik di wilayah wallacea sebab keunikan lokasi geografisnya. Hewan-binatang ini dibatasi oleh garis Wallace di barat dan garis Lydekker di timur.
Umumnya, fauna peralihan Indonesia mempunyai beberapa ciri khusus seperti
- Ciri fisik campuran antara asiatis dengan australis
- Banyak yang telah langka dan harus dilestarikan
- Bersifat endemik, yaitu hanya ada di kawasan ini
Berikut ini adalah beberapa teladan fauna peralihan yang cukup populer
Komodo merupakan salah satu binatang fosil hidup yang menjadi daya tarik pariwisata di Indonesia. Hewan ini mampu ditemukan di Nusa Tenggara Timur pada pulau Komodo dan beberapa pulau disekitarnya. Sayangnya, komodo ialah salah satu hewan terancam alasannya adalah habitatnya semakin mengecil.
Anoa merupakan hewan dengan ciri fisik yang ibarat sapi namun ukuran badan yang lebih kecil. Anoa mampu ditemukan di Sulawesi.
Babi Rusa berbeda dengan babi kebanyakan, binatang ini mempunyai taring panjang yang mengarah keatas dan melengkung ke arah matanya. Hewan ini mampu ditemukan di Sulawesi, lebih tepatnya daerah sekitar Sulawesi Tengah.
Burung Maleo ialah burung yang berukuran kecil mirip ayam dan tidak bisa terbang. Karena telurnya yang sering diburu untuk disantap oleh penduduk , burung ini menjadi kian terancam. Burung maleo dapat didapatkan di Sulawesi dan sebagian kepulauan Maluku.
Tarsius ialah primata berskala mungil yang cuma sebesar jempol orang remaja, binatang ini juga memiliki mata unik yang membelalak dan besar. Tarsius dapat kita peroleh di Sulawesi.
Monyet Hitam Sulawesi merupakan kera endemik yang hanya mampu didapatkan di pulau Sulawesi bagian utara. Kini, hewan ini tinggal di cagar alam Tangkoko agar terlindungi dari kepunahan.
Kura Kura Leher Ular merupakan kura-kura endemik yang cuma dapat ditemukan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Keunikan kura-kura ini antara lain ialah lehernya yang sungguh panjang dibandingkan dengan badannya. Sayangnya, hewan ini hampir punah.
Kuskus Beruang merupakan hewan sejenis marsupilami yang tinggal di dahan-dahan hutan tropis. Hewan ini mampu kita jumpai di pulau Sulawesi. Meskipun memiliki kemiripan dengan beruang, hewan ini masuk ke genus Aliurops atau marsupilami, bukan Ursidae.
Burung Kakatua Jambul Kuning ialah burung endemik yang cuma mampu ditemukan di Nusa Tenggara, Sulawesi, Bali, dan Timor. Namun, sebab bentuk dan warnanya yang mempesona, hewan ini sering dikejar oleh kolektor burung, sehingga sekarang masuk kedalam IUCN red list ialah binatang yang rawan kepunahan.
Flora dan Fauna Australis
Flora dan fauna yang termasuk kedalam australis mempunyai kemiripan yang sangat tinggi dengan fauna-fauna yang berada di Australia dan Selandia gres. Hal ini terjadi karena mereka mulanya terhubung oleh dangkalan sahul.
Flora dan fauna Australis dibatasi oleh garis Lydekker di bagian baratnya, yang berafiliasi pribadi dengan zona peralihan wallacea.
Flora Australis
Flora di Indonesia bab timur tergolong sebagai tanaman australis. Flora ini mempunyai kesamaan dengan tanaman zona peralihan dan tumbuhan yang terdapat di Australia dan Selandia gres. Namun, jauh berlawanan dengan tanaman yang ada di zona asiatis.
Flora australis memiliki beberapa keunikan mirip
- Endemik kepada wilayah Papua dan sebagian Maluku
- Memiliki daun yang parallel
- Memiliki daun yang panjang
Berikut ini adalah acuan beberapa tumbuhan australis yang cukup populer
Matoa merupakan salah satu buah asli Papua yang mempunyai pohon besar dengan tinggi meraih 18 meter. Tumbuhan ini memerlukan curah hujan yang tinggi dan tanah yang tebal untuk mampu berkembang secara optimal. Selain rasanya yang enak, buah matoa juga memiliki banyak khasiat kesehatan alasannya adalah kandungan vitamin E dan antioksidannya yang banyak.
Damar atau agatis alba merupakan salah satu tanaman yang ada di Indonesia bab timur, terutama pada zona australis. Pohon ini ialah salah satu hasil hutan yang mempunyai nilai jual dan kegunaan yang sangat tinggi.
Selain dapat dimanfaatkan selaku sumber resin dan minyak damar, kayu yang dihasilkan oleh tanaman australis ini memiliki mutu yang bagus pula. Kayu damar lazimnya digunakan untuk konstruksi ringan mirip atap, kapal kecil, alat musik, ataupun peti-peti kemas berukuran kecil.
Sagu atau Metroxylon sagu ialah flora rumbia penghasil tepung sagu. Batang tanaman ini berisikan bab luar yang keras dan bab dalam yang kerap disebut empulur. Empulur tanaman ini mengandung pati yang mampu dimasak menjadi bahan kuliner, yang salah satunya adalah tepung sagu.
Nipah atau Nypa fruticans merupakan sejenis palem yang tumbuh di kawasan bakau atau tempat intertidal pasang-surut air laut. Tumbuhan ini mempunyai batang dan akar yang terendam dibawah lapisan lumpur. Salah satu hasil olahan unggulan nipah yakni bioetanol, sejenis materi bakar nabati yang merupakan sumber daya alam terbarukan.
Fauna Australis
Fauna yang berada di bagian timur Indonesia tergolong kedalam fauna berjenis Australis. Oleh alasannya adalah itu, binatang-binatang yang hidup disini mempunyai kemiripan dengan binatang-hewan yang hidup di daerah Australia dan Selandia Baru.
Fauna Australis memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari hewan-hewan lain di Indonesia, ciri-ciri tersebut antara lain adalah
- Mamalia yang memiliki ukuran tubuh kecil
- Burung-burung yang berwarna cerah dan corak warna bermacam-macam
- Tidak ditemukan simpanse di hutan-hutannya
- Memiliki banyak binatang berkantung
- Memiliki sedikit jenis ikan air tawar
- Banyak terdapat binatang yang bertanduk
Berikut ini yakni beberapa pola fauna australis yang cukup terkenal
Burung cendrawasih memiliki julukan burung surga atau birds of paradise dikarenakan bulunya yang sangat indah. Burung ini mampu ditemukan hidup di sekitar kawasan Papua. Sayangnya, fauna australis ini sekarang telah sangat jarang ditemukan di alam liar, sehingga diduga mulai mengalami kepunahan.
Burung kasuari merupakan fauna yang mempunyai habitat asli di sekeliling pegunungan Irian dan Australia. Kasuari mempunyai ciri ialah tubuh yang berukuran besar namun tidak mampu melayang. Burung ini memiliki tanduk dikepalanya yang membantu saat berlangsung di hutan-hutan rimba Papua.
Kangguru pohon mirip dengan hewan kangguru yang menjadi maskot negara Australia. Namun, kangguru pohon memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dan lebih menggemari tinggal di atas pohon, berlainan dengan sepupunya yang menggemari tinggal di atas tanah. Hewan ini mampu kita temukan di Maluku dan Papua.
Mandar gendang ialah binatang endemik yang hanya mampu ditemukan di kepulauan Halmahera, Maluku. Burung ini memiliki ciri khas yaitu paruhnya yang berwarna jingga dan badannya yang berwarna hitam.
Burung kakatua putih merupakan burung langka yang tinggal di tempat Maluku. Burung berbulu putih bersih ini masih mampu kita lihat di Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Meskipun begitu, keberadaan kakatua putih di alam liar sudah sungguh sedikit.
Burung bidadari halmahera ialah sejenis cendrawasih yang endemik di pulau Halmahera. Fauna australis ini berwarna coklat-zaitun dan memiliki ukuran badan yang sedang kalau ketimbang cendrawasih lain.
Burung nuri atau sering disebut bayan ialah kalangan 350 burung yang hidup di wilayah tropis disekitar Australia dan Papua. Kerap disebut parrot dalam bahasa inggris, burung-burung ini memiliki bulu yang berwarna cerah dan mencolok serta kemampuan memalsukan suara-suara yang mereka dengar.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon