Jumat, 04 Desember 2020

Jalan Raya Di Indonesia Hanya Cocok Untuk Motor Trail

Saya jadi inget omongan dosen ketika masih kuliah di Bandung. Beliau mengingatkan aku untuk tidak mengendarai motor jika pergi pulang Tasikmalaya-Bandung, soalnya kondisi jalan Tasikmalaya-Bandung waktu itu memang kondisinya rusak dan kondisi lalu lintas yang sangat ramai dengan kendaraan besar.


Saya berdalih mengendarai motor sebab memang menekan pengeluaran waktu kuliah hehehe, udah gitu saya perlu mobilitas yang cepat. Dengan mengendarai motor, waktu tempuh Tasikmalaya-Bandung cuma (rata-rata) 2,5 jam dengan kecepatan "wajar " hehehe.... Saya percaya dosen lebih mengutamakan keamanan dibandingkan hal-hal lain.

Saya jadi inget omongan dosen ketika masih  Jalan Raya di Indonesia Cuma Cocok untuk Motor Trail
Ilustrasi motor trail.


Belakangan aku justru berpikir lain, kalo jalan raya di Indonesia (umumnya) malah cuma cocok untuk motor, terutama motor trail hehehe .... Saya berfikir gitu karena banyak argumentasi, mirip :

Kondisi jalan raya yang sebagian besar rusak
Saya punya pengalaman buruk saat perjalanan malam antara Tasikmalaya-Bandung menggunakan  mobil. Waktu itu seingat aku belum terlalu malam, namun dalam kondisi hujan gerimis sehingga lampu aku gak terlalu mampu menerangi jalan. Dengan kecepatan normal, sekitar 60-80 km/jam, ternyata saya banyak menghantam lubang dan akhirnya begitu sampai ke Tasikmalaya shock breaker belakang mobil saya rusak (bocor) hahaha ....

Dengan kondisi jalan yang seperti itu, saya yakin malah lebih asyik pake motor trail saja, alasannya adalah gak usah sulit-sukar nyari jalan tanah yang jelek, toh jalan raya berbagai yang kondisinya yang rusak.

Padahal setahu saya, bila seandainya terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh keadaan infrastruktur jalan merupakan penyebabnya, maka pemerintah dapat dituntut sehubungan dengan kecelakaan itu.

Banyak polisi tidur
Euforia kemakmuran itu menyebabkan kian banyak orang Indonesia bisa berbelanja motor atau kendaraan beroda empat. Yang jadi dilema jalanan makin ramai dan semakin banyak dipacu dengan kecepatan di atas kecepatan wajar   kelas jalan. Hal itu lah barang kali yang menjadikan penduduk sekitar "memaksa" pengendara untuk memelankan kendaraannya dengan memasang polisi tidur ....

Yang lucu juga yakni saat jalan masih jelek, warga itu hingga demo biar jalan dapat diaspal mulus, eh ... giliran sudah diaspal hotmix mulus malah "dirusak" dengan dipasangi polisi tidur huft .... Padahal dengan dipasang polisi tidur kadang malah menjadikan kecelakaan extra saat kendaraan beroda empat/motor mengerem mendadak. Saya malah jadi inget kisah dosen lagi, kalo yang ada di anggapan pengendara saat menghadapi polisi tidur yaitu bukan untuk memelankan kendaraan tetapi biar shock breaker mobil/motor tidak rusak hehehe ... Kaprikornus polisi tidur tidak berguna untuk memelankan kendaraan hahaha....

Nah, kondisi jalan (raya) yang banyak polisi tidur malah jadi "medan" yang asyik buat motor trail hahaha ... Makara gak usah bikin sendiri untuk berlatih jumping ....

(Hampir semua) jalanan perkotaan macet di mana-mana
Meskipun jalanan macet, toh  kita semua inginnya cepat sampai ke tujuan kan ? ... Nah kalo pake motor trail kan mampu naik ke trotoar mirip yang sering aku liat di jalanan Bandung dan Jakarta hahaha... but dont't try this at home .... Karena fungsi trotoar buat pejalan kaki, bukan untuk pedagang atau motor ya hahaha ....

Banjir (genangan) langganan bila hujan besar
Saya gak kebayang bila kendaraan beroda empat sedan dikasih genangan setinggi 50 cm saja, dijamin kelelep deh hahaha.... Nah kalo pake motor trail kan aman sentosa mengasyikan  melalui genangan  hahaha ....

Nah itu dia alasan untuk menentukan membeli motor trail hehehe....

Sumber https://ghost-ships.blogspot.com


EmoticonEmoticon