Selasa, 15 Desember 2020

Kemajuan Logam Tanah Jarang (Ree) Di Dunia Dan Indonesia

Logam Tanah Jarang (LTJ / REE) sesuai dengan namanya ialah senyawa mineral dengan unsur tanah jarang yang sangat langka atau kelimpahannya sangat sedikit. Keterdapatan di alam berupa senyawa kompleks biasanya senyawa fosfat dan karbonat. Dengan kemajuan teknologi pengolahan material, logam tanah jarang kian diperlukan dan umumnya pada industri teknologi tinggi.

Logam tanah jarang banyak diburu bareng paduannya alasannya adalah digunakan untuk banyak peralatan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya berupa: memori komputer, DVD, baterai isi ulang, telepon seluler, konventer katalis kendaraan bermotor, magnet, lampu fluoresen dan lain-lain. Bahkan kegunaan untuk komputer dan DVD telah tumbuh lebih singkat daripada telepon seluler. Berbagai tipe rechargeable batteries yang banyak mengandung cadmium (Cd) atau timbal, sekarang digantikan dengan baterai rechargeable lanthanum-nickel-hydride (La-Ni-H). Demikian halnya pada baterai komputer, baterai mobil dan perlengkapan komunikasi banyak memakai LTJ alasannya daya pakai yang lebih lama, gampang diisi ulang (recharge) dan mudah didaur ulang.

Di dalam negeri, logam tanah jarang sebagai komoditas pertambangan sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 23 tahun 2010 yaitu digolongkan sebagai bab dari jenis mineral logam yang keseluruhannya 58 jenis, walaupun pada kenyataannya sampai saat ini belum ada Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diterbitkan khusus untuk LTJ, tetapi dalam bentuk mineral monasit ((Ce, La, Pr, Nd, Th, Y)PO4) dan xenotim (YPO4) banyak diperdagangkan secara tidak resmi.

Pengusahaannya selaku komoditas tambang telah pula dikelola dalam PP nomor 1 tahun 2014 dan dalam Peraturan Menteri nomor 1 tahun 2014 selaku produk mineral yang mesti diolah atau dimurnikan di dalam negeri, akan tetapi produk LTJ ini diperoleh berbentukproduk sampingan timah (Sn). Hingga kini industri LTJ dalam pemahaman industri hulu dengan produk bagian, senyawa oksida atau hidroksida belum ada di Indonesia walaupun perencanaan ke arah sana sudah dibahas dalam aneka macam pelatihan berkali-kali.

Perkembangan Logam Tanah Jarang secara Global (REE/LTJ).

Bila melihat kondisi pasar REE setidaknya pada dekade terakhir ini, keperluan dunia terus meningkat utamanya disebabkan kegunaannya dalam industri berteknologi tinggi. Pada teknologi tinggi berbentukindustri "magnetic refrigeneration" alasannya adalah REE memiliki daya magnet yang sungguh kuat. Untuk menyanggupi keperluan, dunia sudah semenjak lama mengandalkan potensi yang ada di Tiangkok. Sekitar 90% keperluan dunia dipasok dari Tiongkok. Akan namun final-simpulan ini pemerintah Tiongkok mulai membatasi produksinya sampai 60% yang mempunyai pengaruh kian mahalnya dan langkanya komoditas ini di pasaran global. Harganya pun sempat melambung tinggi walau belakangan harga ini mulai menurun.

Sejalan dengan perhatian terhadap ketidaktergantungan pemanfaatan energi, perubahan iklim, dan isu-isu wacana penjualan kendaraan listrik yang menggunakan baterai, menimbulkan usul akan senyawa logam tanah jarang meningkat lebih cepat. Pemicu kenaikan permintaan senyawa-senyawa logam tanah jarang juga sejalan dengan peningkatan keperluan bahan pembuat katalis, fosfor, dan pemoles untuk pengendali pencemaran udara, layar iluminasi pada perangkat elektronika dan gelas optik.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon