Rabu, 20 Januari 2021

Bulan Jupiter Lo Mempunyai Gunung Berapi Teraktif Di Tata Surya

Kita ketahui bahwa bukti acara gunung berapi abad lalu sudah didapatkan pada kebanyakan planet dan bulan-bulan mereka di tata surya kita. Bulan kita sendiri (bulan bumi) mempunyai daerah luas yang ditutupi dengan fatwa lava antik. Mars mempunyai Olympus Mons sebagai fitur vulkanik paling besar di tata surya kita, sedangkan permukaan Venus ditutupi dengan batuan beku dan ratusan fitur vulkanik. Sebagian besar fitur vulkanik ditemukan dalam tata cara tata surya kita terbentuk jutaan tahun yang kemudian, saat tata surya kita masih muda serta planet-planet dan bulan mereka memiliki temperatur internal yang jauh lebih tinggi.


Berdasarkan pengamatan dari Bumi dan dari kendaraan ruang angkasa, hanya ada empat lokasi di tata surya kita yang acara gunung berapinya sudah terkonfirmasi atau teramati secara langsung. Empat lokasi itu adalah Bumi, Bulan Jupiter Lo, Bulan Neptunus Triton, dan bulan Saturnus Enceladus. Sedangkan, bukti kegiatan gunung berapi di Mars dan Venus telah diamati namun hingga saat ini tidak tampakletusan secara eksklusif.

NASA telah mempublikasikan gambar letusan gunung berapi yang terjadi antara tanggal 15 - 29 Agustus 2013 di Bulan Jupiter Lo. Selama kurun dua ahad tersebut, diyakini sudah terjadi letusan kuat dengan melemparkan bahan vulkanik ratusan mil diatas permukaan bulan tersebut. Lo merupakan satu dari empat bulan paling besar milik planet Jupiter. Tiga buah bulan lainnya diberi nama Ganymede, Europa, dan Calistro.
 Kita ketahui bahwa bukti aktivitas gunung berapi masa lalu telah ditemukan pada kebanyaka Bulan Jupiter Lo Memiliki Gunung Berapi Teraktif di Tata Surya
Erupsi Lo (kiri) dan kenampakan permukaannya (kanan). 

Gambar infrared di atas memberikan letusan tanggal 29 Agustus 2013 yang diakuisisi oleh Katherine de Kleer, dari University of California di Berkeley memakai "Gemini North Telescope" dengan pinjaman dari National Science Foundation. Ini merupakan salah satu gambar yang paling spektakuler dari kegiatan gunung berapi yang pernah diambil. Pada gambar tersebut, terlihat celah besar di permukaan Lo yang diyakini telah meletus dan mengeluarkan "tirai api" sampai beberapa mil panjangnya.

Selain Bumi, Lo adalah satu-satunya badan di tata surya kita yang bisa meletus dan mengeluarkan lava yang sungguh panas. Karena gravitasinya yang rendah serta explosivity magma, letusan besar diyakini telah terjadi selama beberapa hari sehingga meluncurkan puluhan mil kubik lava di atasnya dan kemudian membentuk sebuah pedataran yang luas.

Lo ialah sebuah badan vulkanik yang paling aktif di tata surya kita. Ini mengejutkan karena kebanyakan orang menganggap Lo jaraknya sungguh jauh dari matahari serta permukaan es nya yang menjadikannya tampak seperti tempat yang sangat acuh taacuh. Lo yaitu bulan yang ukurannya sungguh kecil namun sangat besar dipengaruhi oleh gravitasi dari planet raksasa Jupiter.

Gaya tarik gravitasi Jupiter dan 3 bulan lainnya (anymede, Europa, dan Calistro) seperti mengerahkan kekuatan untuk "menarik" Lo sehingga  menimbulkan terjadinya deformasi secara terus menerus. Kegiatan ini juga menghasilkan sejumlah besar gesekan internal sehingga dapat memanaskan Lo dan memungkinkan aktivitas gunung berapi yang intens.

Lo mempunyai ratusan ventilasi vulkanik, beberapa ledakan di antaranya menghasilkan uap beku dan "salju vulkanik" yang mampu menyebar ratusan mil tingginya ke atmosfer. Gas-gas ini mampu menjadi satu-satunya produk dari letusan ini, atau kemungkinan juga ada beberapa produk yang dihasilkan terkait kehadiran batuan silikat dan belerang cair di permukaan Lo.


Daerah disekitar ventilasi vulkanik menunjukkan bukti bahwa mereka sudah "timbul kembali" membentuk suatu morfologi yang datar dengan komposisi material yang gres. Daerah-kawasan inilah yang ialah fitur permukaan secara umum dikuasai yang ada di Lo. Jumlah kawah yang sangat kecil dibandingkan dengan badan-tubuh vulkanik lain di tata surya kita, merupakan bukti dari kegiatan vulkanik yang terjadi terus menerus di Bulan Jupiter Lo.

Referensi: Nasa-Jet Propulsion Laboratory, California Institute of technology (www dot jpl dot nasa dot gov/news/news.php?release=2014-260). Picture Credit; Katherine de Kleer, UC Berkeley, Gemini Observatory.

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon