Rabu, 13 Januari 2021

Mengenal Orogenesa Sebagai Gerak Pembentuk Pegunungan

Pengertian Orogenesa

Sifat bumi yang dinamis seringkali disebabkan oleh energi yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen), yang merubah struktur kerak bumi lewat suatu proses deformasi. Kita pahami bahwa deformasi kerak bumi lazimnya terjadi di kawasan batas interaksi antar lempeng. Salah satu dari produk deformasi kerak bumi yaitu bentangalam yang tampakmenjulang tinggi secara signifikan yang berlainan dari dataran rendah disekitarnya. Bentangalam seperti itu biasanya disebut sebagai pegunungan yang terbentuk dari sebuah proses orogenesa.


Istilah orogenesa sendiri berasal dari bahasa latin yakni "Oros" artinya pegunungan, dan "Gennao" artinya menciptakan. Kaprikornus secara biasa orogenesa mempunyai arti pembentukan pegunungan. Jika kita mengamati penyebaran dari rangkaian pegunungan yang ada di permukaan bumi, maka akan tampaksuatu rangkaian pegunungan yang mengitari maritim Pasifik yang dikenal dengan sebutan "sirkum Pasifik", yang terdistribusi disepanjang Mediterania.
 Sifat bumi yang dinamis seringkali disebabkan oleh energi yang berasal dari dalam bumi  Mengenal Orogenesa sebagai Gerak Pembentuk Pegunungan
Gambar sebaran jalur orogen di dunia.

Gilbert (1890) mendefinisikan orogenesa sebagai gerak pergantian yang berjalan dalam kerak bumi yang menghasilkan rangkaian pegunungan. “Cordillera” dan “Rocky Mountain” di Amerika Utara yakni pola pegunungan hasil interaksi konvergen antara Lempeng Amerika Utara dan lempeng Pasifik. Sedangkan pegunungan “Andes” di Amerika Selatan ialah hasil interaksi antara lempeng Amerika Selatan dengan lempeng Pasifik (Nazca).

Stille (1920) menyebutkan bahwa orogenesa ialah perubahan yang terjadi secara terjadwal pada sebuah acuan batuan. Sangat jelas Stille menyatakan ada dua aspek utama dari orogenesa ialah faktor waktu kejadian (peristiwa) dan juga aspek proses. Sedangkan Upham (1984) menekankan tugas proses pembentukan pegunungan oleh adanya tanda-tanda perlipatan dan patahan yang menciptakan punggungan-punggungan sempit yang kemudian terangkat. 

Dari semua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap pembahasan mengenai orogenesa, harus diterangkan ihwal konsep tegasan pada kerak bumi (proses fisiknya), serta perubahan-perubahan morfologi yang ditimbulkannya.

Sifat-sifat Jalur Orogen

Gejala orogenesa selalu ditandai oleh proses perlipatan atau pengangkatan yang menciptakan ketidakselarasan bersudut. Jalur orogen umumnya ditandai oleh poros lipatan yang berlainan-beda dan suatu bidang ketidakselarasan. Sifat sifat lazim dari suatu jalur orogen yakni selaku berikut :
  1. Dicirikan oleh proses deformasi yang berjalan berkali kali
  2. Terdiri atas lapisan sedimen tebal yang terlipat dengan arah sumbu lipatan berlainan-beda 
  3. Merupakan efek dari aneka macam proses yang berlainan-beda, termasuk intrusi dan gejala lengseran gaya berat, yang melakukan pekerjaan pada sebuah bahan yang berlainan sifat serta kedalamannya.


Orogen yang telah dikenali lokasi dan waktu pembentukannya, umumnya akan diberi nama. Ada beberapa cara yang dilaksanakan untuk menentukan umur atau waktu berlangsungnya sebuah orogen, ialah : 
  1. Menentukan umur tanda-tanda ketidakselarasannya
  2. Menentukan Umur Radiometriknya
  3. Menentukan Umur Batuan Metamorfisnya
  4. Mengetahui produk endapannya (sedimen flysh ataupun mollase).

Zona dimana terjadinya gejala orogenesa merupakan suatu daerah yang sebelumnya adalah sebuah cekungan panjang, sempit, dan mempunyai endapan sedimen yang tebal. Geosinklin ialah sebuah teladan struktur lekukan yang sungguh panjang, yang di dalamnya terendapkan sedimen yang sangat tebal.

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon