Selasa, 16 Februari 2021

Pengertian, Karakteristik, Dan Pembentukan Tanah Ekspansif

Pengertian Tanah Ekspansif (Expansive Soil)

Tanah ekspansif yakni tanah yang mengalami pergeseran volume akibat pergantian kadar air dalam lapisan tanah. Biasanya tanah ekspansif mengandung mineral-mineral lempung seperti smektit dan montmorilonit yang mampu menyerap air. Ketika mineral tersebut menyerap air maka volume tanah akan meningkat. Semakin banyak air yang terserap, semakin bertambah volume tanah. Perubahan volume ini dapat menghancurkan kekuatan struktur bangunan yang menempati tanah tersebut.

Pondasi, lantai, dan dinding yang retak pada suatu bangunan ialah ciri khas kerusakan yang disebabkan oleh tanah ekspansif (expansive soil). Kerusakan tersebut mampu terjadi bila ada gerakan yang signifikan dalam struktur tanah.

Ketika tanah ekspansif mengering, maka akan terjadi penyusutan. Penyusutan inipun dapat menetralisir daya dukung bangunan sehingga akan terjadi kerusakan struktur bangunan. Celah/rekahan dalam tanah dapat mempermudah penetrasi air, sehingga menghasilkan siklus penyusutan dan pembengkakan (swelling) yang hendak menghasilkan tegangan berulang pada struktur tanah.

Tanah ekspansif adalah tanah yang mengalami perubahan volume akibat perubahan kadar air da Pengertian, Karakteristik, dan Pembentukan Tanah Ekspansif
Gambar tanah ekspansif dan akhir yang ditimbulkannya.

Karakteristik Tanah Ekspansif

Tanah (soil) berisikan banyak sekali material, yang sebagian besar tidak mengembang pada saat lembab. Namun, ada beberapa mineral lempung yang bersifat mengembang (ekspansif/expand). Mineral-mineral tersebut seperti smektit, bentonit, montmorillonite, beidellite, vermikulit, atapulgit, nontronite, illite dan klorit. Ada juga beberapa garam sulfat yang akan ekspansif kalau terjadi pergantian suhu.

Biasanya kelompok tanah yang gampang mengalami ekspansif adalah grumosol, vertisol, dan "black earth". Mereka lazimnya mempunyai kandungan lempung yang tinggi dan mempunyai struktur "fissured" (membentuk granular, prismatik dan bloky). Kelompok tanah tersebut akan bersifat mengembang pada saat basah dan mengkerut serta retak pada ketika kering.

Nodul Calcareus dapat ditemukan di dalam tanah ekspansif dan pada tempat kering sering ditemukan gipsum. Tanah ekspansif mempunyai Kesuburan sedang hingga sangat subur, namun dilain pihak tanah ini dapat menyebakan kerusakan pada struktur bangunan.

Pembentukan Tanah Ekspansif

Batuan induk dari tanah ekspansif yaitu basalt, batuan beku dalam yang bersifat mafik sampai intermediet, lumpur, serpih, dan aluvial yang berasal dari lapukan batuan sebelumnya. Tanah ekspansif biasanya terjadi pada slope bab bawah sebuah dataran alluvial. Letak ini kemungkinan berkaitan dengan "teras gravel" yang berumur Tersier.

Kandungan lempung tanah ekspansif berada pada nilai 30-90% dan pada umumnya di dominasi oleh smektit dan montmorilonit. Kandungan illite akan berkembangdi kawasan yang lebih kering. Munculnya kaolin menunjukan bahwa batuan induknya berasal dari batuan sedimen.

Kapasitas pengembangan tergantung pada presentase lempung dan mineralogi dari lempung itu sendiri. Sementara itu, hadirnya Fe dan Ni secara biasa tidak menyebakan terjadinya pengembangan (expand).

Tanah ekspansif sering terlihat seperti permukaan yang bergelombang dan ini bisa dilihat dari foto udara selaku totol-totol. Kemiringan kekar (joint) yang besar menimbulkan tanah menjadi blok prismatik. Kekar ini asalnya dari tensile (pengekerutan) kemudian terjadi tajil (shearing).
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon