Minggu, 14 Februari 2021

Skala Kekerasan Mohs Dan Cara Menggunakannya

Apa itu Skala Mohs?

Salah satu cara yang terpenting untuk mengidentifikasi spesimen mineral yaitu dengan melakukan uji/test kekerasan mohs (Mohs Hardness Test). Tes ini dilakukan untuk membandingkan ketahanan mineral kepada goresan oleh 10 mineral rujukan, yang umum kita kenal sebagai Skala Kekerasan Mohs (Mohs Hardness Scale). Sifat fisik mineral berupa nilai kekerasan sungguh tangguh untuk diagnostik pada sebagian besar mineral.

Friedrich Mohs, seorang mineralogist dari Jerman, yang paling pertama menyebarkan skala ini. Ia menentukan 10 mineral yang berlawanan tingkat kekerasannya, dari mineral yang lembut (talk) hingga mineral yang sangat keras (intan). Dengan pengecualian pada mineral intan, semua mineral dalam skala mohs relatif lazim, gampang, dan murah ditemukan (lihat disini manfaat intan).

Bagaimana Membuat Perbandingan Kekerasan?

"Kekerasan" yakni resistansi material untuk tidak tergores. Tes ini dilaksanakan dengan menempatkan bab yang tajam dari satu spesimen pada permukaan spesimen lain dan berupaya untuk menciptakan goresan. Berikut ialah empat situasi yang mampu diamati dikala membandingkan kekerasan dua spesimen:
  1. Jika Spesimen A bisa menggores Spesimen B, maka Spesimen A lebih keras dibandingkan dengan Spesimen B.
  2. Jika Spesimen A tidak menggores Spesimen B, maka Spesimen B lebih keras ketimbang Spesimen A.
  3. Jika dua spesimen relatif sama kekerasannya maka kedua spesimen tersebut akan relatif tidak menghasilkan ukiran (mungkin terjadi goresan kecil, atau mungkin kita akan sulit menentukan ada atau tidaknya ukiran yang terjadi).
  4. Jika Spesimen A mampu tergores oleh Spesimen B, namun tidak bisa tergores oleh Spesimen C, maka nilai kekerasan Spesimen A berada diantara kekerasan Spesimen B dan Spesimen C.

Salah satu cara yang paling penting untuk mengidentifikasi spesimen  Skala Kekerasan Mohs dan Cara Menggunakannya
Mineral tumpuan skala mohs dan kekerasan beberapa benda

Tips Melakukan Uji Skala Mohs

Tips melaksanakan uji/test ini ialah dengan mengetahui nilai kekerasan 10 mineral referensi (dimulai dari mineral talk - intan). Jika anda memilih bahwa suatu spesimen memiliki kekerasan Mohs 4 maka Anda mampu dengan segera mendiagnosa spesimen tersebut dari daftar 10 mineral rujukan yang ada.

Praktek dan pengalaman akan meningkatkan kesanggupan Anda saat melaksanakan tes ini. Pada akhirnya Anda akan menjadi lebih cepat dalam mengidentifikasi sebuah spesimen dan dan akan lebih percaya diri.

Perlu diamati disini bahwa jika kekerasan spesimen dimengerti yakni sekitar 5 atau kurang, gesekan yang dihasilkan berasal dari kekuatan tenaga anda yang minimal. Namun, kalau spesimen diketahui memiliki kekerasan sekitar 6 atau lebih besar, maka goresan yang dihasilkan berasal dari kekuatan tenaga anda yang maksimal.

Beberapa orang memakai benda-benda biasa untuk mendapat nilai kekerasan dengan cepat. Misalnya, seorang ahli geologi di lapangan mungkin selalu membawa pisau saku. Pisau mampu dipakai untuk uji kekerasan cepat untuk memilih apakah spesimen lebih keras atau lebih lembut dari nilai 5-6,5 Skala Mohs (pisau tersusun atas baja dengan rata-rata nilai kekerasannya berada pada 5-6,5 Skala Mohs).

Sebelum menggunakan benda-benda umum sebagai alat pengujian cepat, sangat direkomendasikan untuk mengkonfirmasi nilai kekerasan benda tersebut. Sebagai acuan, beberapa pisau tersusun atas baja yang lebih keras.

Benda-benda biasa disekitar kita juga mampu berguna kalau Anda tidak memiliki satu set mineral tumpuan. Sangat dianjurkan menggunakan kuarsa, alasannya adalah kuarsa yakni mineral yang paling sering ditemui di lapangan.

Berbagai Jenis Uji Kekerasan

Tes kekerasan yang dikembangkan oleh Friedrich Mohs merupakan pengujian pertama di dunia untuk menganggap ketahan material/materi dalam menggores dan digores. Ini yakni uji perbandingan yang sungguh sederhana dan mungkin karena kesederhanaannya itu telah membuatnya menjadi tes kekerasan yang paling banyak dipakai orang.

Karena Skala Mohs dikembangkan pada tahun 1812, banyak tes kekerasan yang berbeda sudah diciptakan setelahnya. Ini tergolong tes kekerasan oleh Brinell, Knoop, Rockwell, Shore dan Vickers. Setiap pengujiannya menggunakan "indentor" kecil yang diterapkan pada spesimen yang diuji.

Tes terbaru tersebut mengukur/menghitung kedalaman tabrakan, lekukan, dan jumlah gaya yang digunakan untuk bisa menciptakan sebuah nilai kekerasan dari spesimen yang di uji. Karena masing-masing tes ini memakai alat dan perhitungan yang berlawanan, maka aneka macam jenis pengujian tersebut tidak bisa pribadi dibandingkan satu dengan yang yang lain.

Jadi, jikalau uji kekerasan "Knoop" yang dilaksanakan maka nilai kekerasannya akan dilaporkan sebagai "Kekerasan Knoop". Untuk argumentasi seperti di atas, maka hasil uji kekerasan Mohs juga mesti dilaporkan selaku "Kekerasan Mohs", misalnya ditulis nilai kekerasan dolomit adalah 3,5 - 4 Skala Mohs.

Update Data: Januari 2021

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon