Sabtu, 20 Maret 2021

Bauksit Laterit Dan Proses Pembentukannya

Perlu diketahui bahwa bauksit ialah batuan, bukan mineral tunggal. Menurut definisinya, bauksit terdiri dari tiga secara umum dikuasai mineral aluminium hidrat (gibsit, boehmite dan diaspora) yang terasosiasi dengan mineral lempung (kaolin), kuarsa, bijih Fe, bijih Fe-Ti dan beberapa mineral yang lain.

Bauksit terbentuk dari berbagai batuan, di India, bauksit terbentuk dari batuan basaltik, tetapi di Queensland, deposit bauksit terbentuk dari kaolin. Singkatnya, batuan yang kaya bagian alumina, rendah silika dan Fe dapat menciptakan deposit bauksit yang bernilai hemat.


Batuan Asal dan Proses Terbentuknya Bauksit

Perlu dipahami bahwa bauksit adalah batuan Bauksit Laterit dan Proses Pembentukannya
Profil Bauksit Laterit di Kalimantan.
Batuan seperti nepheline, syenite, granidorite, dan lain-lain, yaitu batuan yang tepat untuk membentuk mineral aluminium hidrat. Batuan asal tersebut selanjutnya akan mendapatkan proses lateritisasi karena proses pergantian temperatur secara terus menerus, sehingga pada kondisi ini batuan akan mudah lapuk dan hancur.

Pada isu terkini hujan, air akan dan membawa bagian yang mudah larut, namun untuk elemen yang tidak larut akan tinggal di batuan yang berikutnya membentuk residu, bila residu tersebut kaya aluminium maka inilah yang disebut bauksit laterit.

Proses pengendapan bauksit memerlukan daerah yang stabil, dimana proses erosi vertikal tidak aktif lagi. Kondisi ini umumnya terjadi di daerah "peneplain", namun tetap mesti memerlukan sirkulasi air tanah untuk mengangkut unsur tersebut.

Baca juga: Manfaat Bauksit


Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Bauksit

Beberapa aspek yang mensugesti pengendapan bauksit seperti yang disebutkan oleh Alcomin (1974), yaitu selaku berikut:
  1. Sumber batuan yang kaya akan unsur-komponen Al.
  2. Wilayah Sub tropis sampai tropis dengan lingkungan penguapan yang tinggi.
  3. Suhu harian rata-rata >25ºC.
  4. Topografi bergelombang.
  5. Daerah Stabil (old continental/stadium renta).
  6. Formasi batuan yang berada diatas mata air permanen.

Beberapa faktor eksternal juga mampu mempercepat proses pelapukan seperti struktur geologi, frekuensi curah hujan dan suhu harian yang tinggi (kawasan subtropis), dan juga asam organik. Yang terakhir ini berasal dari flora yang mau menurunkan pH tanah menjadi <4.

Pada pH <4 dan pH>9 elemen Al2O3 akan dilepaskan, tetapi SiO2 hanya akan terlepas pada pH> 9 - pH 10. Karena pH wajar air tanah yakni 7 maka pada kedalaman tertentu akan terjadi pelepasan Al2O3 dan SiO2, hal ini sudah pasti terkait dengan topografi adalah pada kondisi slope yang pendek.

Unsur-bagian lain mirip Ca, Na, K dan Mg akan dimuat oleh air tanah melalui tata cara drainase pada kawasan rendah ke daerah yang cekung. Sedimentasi residu Al2O3SiO3 dan garam Fe pada pH antara 4 dan 9 disebabkan oleh normalisasi pH tanah pada kedalaman tertentu. Pada keadaan pH 4-9, silika dari feldspar alkali akan bercampur dengan air (H2O) membentuk silikat alumina hidrat dengan Al2O3 SiO3 dan H2O.

Di daerah subtropis, dekomposisi dari variasi silikat akan berlangsung lebih cepat sehingga akumulasi dari oksida besi dan aluminium akan membentuk kongkresi bauksit. Bentuk kombinasi dari kongkresi diantaranya ialah sub-rounded, tabular, menawarkan bentuk anhedral dalam matriks lempung, serta acap kali berbentuklempung pasiran.

Baca juga: Daerah Penghasil Bauksit di Indonesia

Transportasi elemen terlarut dan sedimentasi residu sangat dipengaruhi oleh topografi. Di kawasan dengan morfologi gelombang rendah dan stadium bau tanah akan menciptakan sirkulasi air tanah yang bagus sebagai media transportasi elemen, tetapi dengan syarat abrasi vertikal tidak terjadi lagi.

Jensen dan Bateman, 1981 menjelaskan bahwa bauksit terbentuk selaku sisa sedimentasi pada atau akrab permukaan. Sedimentasi terbentuk dari hasil akumulasi mineral aluminium silikat yang bebas massa kuarsa. Dalam proses konsentrasi tersebut, terjadi pergantian volume sampai konsentrasi mencapai nilai komersial untuk ditambang.

Mineralisasi Selama Proses Pembentukan Bauksit

Dalam bauksit ada preferensi untuk neomineralisasi hidroksida, oksida terhidrasi dan oksida Al, Fe dan Ti, tetapi dalam hal ini lapisan silikat dan kuarsa pun dapat terbentuk. Pembebasan komponen-bagian dari mineral atau batuan dikelola oleh:
  • Obligasi dalam kisi kristal mineral yang mau hancur
  • Kelarutan pada fase mineral sekunder
  • pH dan Eh dari larutan
  • Pengisian bagian, misalnya, Fe
  • Suhu dan fokus pelapukan larutan
  • Ion lain dalam pelapukan larutan

Bauksit di indonesia pada umumnya terbentuk dari proses sekunder berupa pelapukan (lateritisasi) pada batuan beku yang kaya akan mineral yang mengandung aluminium (feldspar) seperti granit, granodiorit, diorit, gabro, dan andesit.

Syarat bauksit yang bernilai irit yaitu mengandung bagian Al2O3 yang tinggi, tetapi rendah total silika (TSiO2) dan rendah reaktif silika (RSiO2). Dooooorrrrrr...ooorrrr... serius amat bacanya.. mau tahu tentang prosedur eksplorasinya??, sabar aja ya, klau ada waktu dan ditemani segelas kopi pasti akan aku kupas tuntas.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon