Minggu, 21 Maret 2021

Karakteristik Bauksit Indonesia Dan Tata Cara Pelaporannya

Karakteristik Bauksit Indonesia - Bauksit pertama kali didapatkan di Indonesia pada tahun 1924 di Kijang, pulau Bintan. Daerah penghasil bauksit di Indonesia tersebar terutama berada di Kepulauan Riau, Bangka dan Belitung dan Kalimantan Barat, sebagian kecil ditemukan di Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Pulau Sumba dan Halmahera. Daerah persebaran bauksit di Indonesia ini sungguh tergantung pada keterdapatan batuan sumber yang mengandung feldspar dalam distribusi yang luas.

(Lihat disini apa itu bauksit?)

Deposit bauksit di Indonesia umumnya terbentuk dari proses sekunder berupa pelapukan (laterisasi) batuan beku yang kaya akan mineral yang mengandung Aluminium (feldspar) mirip granodiorit, diorite, gabro, andesit dan granit. Pada umumnya bauksit terdiri atas 3 mineral utama sumber aluminium hidrat ialah gibsit, boehmite, dan diaspora.

Karakter Deposit Bauksit Indonesia

Deposit bauksit di Halmahera ialah endapan primer Karst, di Kalimantan kebanyakan berasal dari batuan asam (granodiorit dan andesit). Kandungan Al2O3 yang tinggi didalam bauksit biasanya berasal dari pelapukan granodiorit, andesit, ataupun gabro.

Bauksit di Kalimantan Barat dan Pulau Bintan dicirikan oleh kandungan Al2O3 rendah dan total silika (+Reaktif Silika) yang tinggi daripada bauksit di negara lain seperti Australia, Afrika Barat dan Amerika Selatan. Untuk menaikan kadar Al2O3 yang tinggi dan menurunkan total silika, dilaksanakan benefisiasi dengan melaksanakan pencucian untuk mencampakkan material halus yang bukan mineral bijih bauksit, dan dinamakan selaku “washed bauxite”.

 Bauksit pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun  Karakteristik Bauksit Indonesia dan Sistem Pelaporannya
Kegiatan benefisiasi bauksit laterit.

Total sumberdaya dan cadangan bauksit di Indonesia mencapai 830 juta ton bijih bauksit sehabis pencucian (Data ESDM 2010), walaupun sebetulnya total angka ini bisa jauh lebih besar dari yang sebetulnya alasannya tidak semua perusahaan pemilik IUP melaporkan Sumberdaya dan cadangannya dengan baik. Sumberdaya dan cadangan bauksit di Indonesia berada diluar 10 besar dari negara-negara pemilik sumberdaya dan cadangan bauksit paling besar di dunia, jadi sebenarnya jumlah deposit bauksit di Indonesia sangat terbatas.

Sistem Pelaporan Sumberdaya dan Cadangan Bauksit

Pelaporan sumberdaya dan cadangan bauksit di Indonesia memilki persyaratan yang unik daripada deposit sejenis sepeti nikel atau bijih besi, alasannya adalah bijih bauksit sudah dalam bentuk “washed bauxite” dan standar rendahnya reaktif silika dalam deposit bauksit menjadi faktor keekonomian yang utama bukan hanya tingginya kadar Al2O3, sementara ketersediaan laboratorium untuk memeriksa reaktif silika di Indonesia terbatas hanya dilaksanakan oleh 1-2 laboratorium dan belum terakreditasi.

Selain itu faktor tersedianya data morfologi/topografi menjadi tolok ukur utama untuk mendapatkan perhitungan sumberdaya dan cadangan yang akurat. Pelaporan sumberdaya dan cadangan bauksit untuk konsumsi publik bisa dilaksanakan selain dengan arahan Australia (JORC), juga dengan instruksi orisinil Indonesia “KCMI” dan aba-aba Kanada (NI-43-101).

Referensi : Ade Kadarusman PhD ; dalam Workshop Bauksit : Karakterisasi Bauksit di Indonesia dan Pelaporan Sumberdaya dan Cadangan Deposit Bauksit untuk Konsumsi Publik.


Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon