Kamis, 18 Maret 2021

Deformasi Tektonik Sebagai Dasar Kudapan Dan Arah Urat

PENDAHULUAN
Terdapatnya sebuah struktur tertentu di sebuah tempat terbentuk karena suatu deformasi tektonik. Deformasi tektonik pembentuk struktur mampu dibedakan menjadi dua yakni deformasi yang bersifat diskontinyu atau ringkih (brittle) dan deformasi yang bersifat kontinyu (ductile). Perbedaan ini terjadi karena beberapa faktor ialah sifat fisik batuan yang mengalami deformasi, temperatur, dan tekanan yang dialami badan batuan selama berlangsungnya deformasi. Deformasi tektonik diskontinyu akan membentuk struktur geologi berbentuksesar dan kekar, sedangkan struktur geologi kontinyu akan membentuk struktur berbentuklipatan.

Sesar menurut Billings (1982) ialah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga terjadi perpindahan dua dinding blok batuan yang saling berhadapan, sedangkan kekar merupakan rekahan yang relatif belum mengalami pergantian. Sesar dan kekar ialah bagian dari disintegrasi mekanis batuan dan akan mengalami abrasi yang cepat di permukaan bumi sehingga membentuk bentang alam yang khas sebagai tertekan topografi lokal, lembah sungai dan gawir sesar yang umum disebut jejak sesar (fault traces). Kenampakan ini mampu dengan jelas nampak dari foto udara atau citra satelit selaku suatu bentuk kelurusan. Struktur yang bekerja pada sebuah badan batuan terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Pola-teladan kelurusan struktur yang dihasilkan mampu berupa contoh yang gres maupun contoh yang berasal dari reaktifitas terhadap struktur yang terjadi sebelumnya.

DASAR TINJAUAN BUKAAN DAN ARAH VEIN
A. Sistem Bukaan Urat
Di tempat mineralisasi akan ada hubungan spasial antara struktur mayor dengan proses mineralisasi yang terjadi. Secara regional sebuah sistem struktur di tempat magmatic arc akan terbentuk adanya intrusi-intrusi baik yang mengisi tempat bukaan-takjil yang ada maupun membentuk tajil yang gres. Sehingga pada daerah struktur mayor akan terjadi beberapa kegiatan yang berhubungan dengan cebakan mineral (Corbett dan Leach, 1996) mencakup :
  1. Pre-mineralization yang mengatur pada tempat cekungan sedimentasi di batuan induknya.
  2. Pre-mineralization intrusi atau breksi.
  3. Syn-mineralization pada lokasi sistem cebakan.
  4. Post-mineralization yang merupakan deformasi dari cebakan mineral.

Menurut Corbett dan Leach, 1996, didasarkan pada tatanan tektonik dan level abrasi pada metode hidrotermal, maka sistem kudapan cebakan mampu dibedakan menjadi beberapa yakni :
  1. Splays atau horsetail yang berkembang di sepanjang struktur sesar relatif. Pada kawasan ini merupakan agent utama terjadinya intrusi porpiri.
  2. Tension Fracture, terbentuk sebagai kudapan di batuan induk yang terletak di antara sesar strike-slip dan biasanya memiliki orientasi yang tergantung dengan gaya (depresi) utama. Tension fracture ini merupakan faktor dominan terjadinya sistem urat emas - perak. Karakteristiknya tercermin bahwa panjang dari kekar tarik akan selsai sepanjang arah sesar.
  3. Jogs, terbentuk sebagai bends yang melintasi sepanjang struktur dan dipisahkan dengan kekar tarik, beberapa cebakan terjadi pada kawasan jog ini.
  4. Hanging wall splits, terbentuk pada kemiringan zona sesar khususnya pada sesar turun atau kemiringan perlapisan batuan yang terpotong oleh kemiringan bidang sesar.
  5. Pull-apart basin, yang terbentuk sebagai parallelogram yang terletak diantara 2 jalur sesar.
  6. Domes, terbentuk pada batuan dasar yang terisi oleh larutan hidrotermal pada sebuah tata cara urat mineralisasi.
  7. Ore shoots, lazimnya merupakan kemajuan dari penambahan lebar suatu urat maupun bertambahnya kadar emas yang terbentuk oleh bertambahnya takjil pada suatu tata cara urat.
  8. Sheeted fracture, terbentuk pada lingkungan porpiri atau porpiri yang berhubungan dengan lingkungan breksi.
 Terdapatnya suatu struktur tertentu di suatu tempat terbentuk karena suatu  Deformasi Tektonik sebagai Dasar Bukaan dan Arah Urat
Gambar 1. Sistem tajil urat (Corbett dan Leach, 1996).


B. Analisa Arah Vein/Urat
Urat kuarsa pada prinsipnya terbentuk oleh larutan yang bersifat mengisi rekahan, oleh alasannya adalah itu teladan urat yang terbentuk akan mengikuti pola rekahan. Bentuk urat dan impergensi digolongakan pada proses cavity filling (Sudrajat, 1982). Pada cebakan yang mengisi rongga terjadi 2 proses yaitu : pembentukan rongga dan pengisian larutan (Bateman, 1960). Sesar geser yang bersifat ekstensif akan terbentuk rekahan terbuka yang memungkinkan masuknya larutan hidrotermal pembentuk urat, sehingga urat akan terbentuk relatif sejajar dengan arah sesar.

Heru Sigit (2002), menyatakan bahwa urat hasil tegasan dan urat hasil tarikan di lapangan mampu dibedakan, yaitu urat kuarsa hasil tegasan memiliki ciri pecah-pecah (breciciated), kristal tidak baik, lazimnya terbentuk mineral di bagian tengah atau tepinya dan urat hasil tarikan mempunyai ciri kristal baik, membentuk struktur sisir (comb structure), mineral acap kali berada pada struktur sisirnya. (Gambar 2).

 Terdapatnya suatu struktur tertentu di suatu tempat terbentuk karena suatu  Deformasi Tektonik sebagai Dasar Bukaan dan Arah Urat
Gambar 2. Model sifat kekar dan urat kuarsa (Heru Sigit, 2002). Kekar tarikan (1a), kekar tekanan(1b), urat kuarsa tarikan (2a), urat kuarsa tekanan (2b), urat kuarsa tekanan membentuk penebalan dan penipisan (2c).


Beberapa lingkungan struktur takjil cebakan batuan samping mengalami proses acara selama terbentuknya, mulai dari pre hingga syn mineralisasi dan lazimnya mengalami deformasi pada post mineralisasi pada suatu sistem cebakan. Model dari sistem struktur tersebut disebut selaku Riedel Shear Model (Riedel, 1929 vide Harris, 1988).

Pada sebuah zona sesar kemungkinan akan terbentuk adanya kekar tarik yang memiliki contoh searah dengan gaya utama. Pola sesar terbentuk dengan arah yang bertentangan merupakan sesar geser (slip) dan sesar normal mempunyai arah sejajar dengan arah gaya utama. Lowell 1995 dalam Harris 1985 mengemukakan sebuah hasil percobaan yang dikerjakan pada lempung yang diberi tekanan dari arah lateral dan vertikal, hasil tersebut akan membentuk acuan struktur menyudut lancip dengan arah gayanya dan mempunyai contoh penyebaran melingkar mengikuti bentuk kubah (Gambar 3). Di bagian tepi dari arah gaya utama akan terbentuk adanya rekahan yang lalu mengalami stress dengan bentuk bundar.

 Terdapatnya suatu struktur tertentu di suatu tempat terbentuk karena suatu  Deformasi Tektonik sebagai Dasar Bukaan dan Arah Urat
Gambar 3. Riedel Shear Model (a dan c) serta versi bentuk sesar pada Lempung (Lowell, 1985) dalam Harris 1985.

Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon