Minggu, 07 Maret 2021

Kerikil Marmer (Pualam) : Ciri-Ciri, Jenis, Pemanfaatan Dan Proses Terbentuknya

Batu Marmer Termasuk Jenis Batuan Malihan

Pada kalangan biasa (secara komersial) nama lain kerikil marmer adalah kerikil pualam. Batu marmer tergolong jenis batuan metamorf yang merupakan hasil proses metamorfosa (batuan malihan) dari batuan asalnya ialah watu kapur (batu gamping).

Akibat efek temperatur maupun tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen, watu gamping akan mengalami kristalisasi kembali (rekristalisasi) sehingga menciptakan aneka macam struktur foliasi maupun non foliasi dan pada karenanya terbentuklah batu marmer.


Berdasarkan distribusi warnanya, batuan ini terbagi atas 2 jenis adalah marmer putih dan marmer berwarna. Marmer putih dihasilkan dari metamorfosa watu kapur murni atau kerikil kapur dolomitan. Sedangkan marmer berwarna berasal dari metamorfosa batu kapur tidak murni. Distribusi warnanya tergantung pada alam dan impuritasnya (unsur pengotornya).

Baca juga: Manfaat Batu Gamping

Marmer adalah materi galian yang sudah sangat diketahui oleh penduduk luas, bahkan cukup gencar pula muncul ke permukaan alasannya sensasi perburuan jenis marmer tembus cahaya atau lazimdisebut dengan watu mulia. Selain dapat digunakan selaku batu aksesori, faedah marmer yang lainnya yaitu dapat dipakai untuk membuat tegel, toilet, dinding, serta oramen-pernak-pernik keramik yang lain.

Batu Marmer Termasuk Jenis Batuan Malihan Batu Marmer (Pualam) : Ciri-Ciri, Jenis, Pemanfaatan dan Proses Terbentuknya
Gambar kerikil marmer.

Ciri-Ciri Marmer

Marmer mempunyai sruktur yang kompak, gugusan kristalnya relatif sama dengan tekstur halus hingga agak agresif. Marmer di dominasi oleh mineral kalsit dengan kandungan mineral minor yang lain yaitu kuarsa, mika, chlorit, tremolit, serta silikat yang lain seperti graphit, hematit, juga limonit. Nilai komersil marmer bergantung terhadap warna maupun teksturnya.


Marmer berkualitas tinggi adalah berwarna putih sangat jernih, karena kandungan kalsitnya > 90 %. Sedangkan marmer berwarna abu-abu dihasilkan alasannya kandungan grafit pada batuan tersebut, pink-merah balasan adanya kandungan hematit, kuning-krem selaku imbas dari kandungan limonit.

Marmer juga dicirikan oleh gores arah jurus lapisan grapit atau silikat gelapnya. Berdasarkan besar butirnya, tekstur batuan ini berkisar halus sampai berangasan. Sifat sifat yang lain yang berpengaruh kepada kualitas marmer adalah porositas, kekuatan regangan serta kekuatan terhadap perubahan cuaca ekstrim.

Baca juga: Ciri Ciri Batu Apung

Jenis-Jenis Marmer

Jenis-jenis kerikil marmer kebanyakan dibedakan menurut warna, tekstur, serta komposisi mineralnya. Jenis marmer yang populer ialah "Statuary Marble" (fine texture) bersih putih; "Architectural Marble", warna tekstur, kualitas juga kekuatannya sangat bagus; "Ornamental Marble" yang warnanya indah; "Onix Marble" jernih yang terdiri atas material organik dan kalsit; "Cipolin Marble" banyak mengandung mika-talk; "Ruin Marble" teksturnya halus dengan bentuk kristal tidak terstruktur; "Breccia Marble" teksturnya berangasan dan persegi; "Shell Marble" terdiri atas fosil-fosil.

Secara komersial marmer diketahui juga dengan 2 tipe, ialah tipe marmer lokal dan tipe marmer impor. Batu marmer lokal pada umumnya berwarna jelas, sedangkan marmer impor warnanya agak gelap, mirip warna coklat. Tetapi, tidak mempunyai arti seluruh marmer impor berwarna gelap. Karena ada juga marmer asal China memiliki warna hampir sama dengan marmer lokal, mirip warna krem.

Lihat juga tentang: Jenis Batuan Beku

Secara fisik akan nampak terperinci aspek pori-porinya, dimana marmer impor mempunyai pori-pori lebih rapat sedangkan marmer lokal kurang rapat. Untuk mengenali pori-pori marmer tersebut rapat atau tidaknya, cukup dengan menyiramkan air pada bab atas marmer, jika meninggalkan bekas berair walau telah dilap dengan kain kering, berarti pori-pori marmer tersebut besar (Mega Sari, Kompas, 2002).

Selain tipe marmer lokal maupun non lokal, marmer atau kerikil pualam biasa juga dikategorikan terhadap dua tampilan adalah tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario lazimnya digunakan untuk pembuatan kawasan mandi, meja-meja, toilet, lantai, dinding dan sebagainya, sedangkan tipe staturio sering digunakan untuk seni pahat patung (Asril, 1994).

Proses Terbentuknya Batu Marmer

Batu marmer atau diketahui juga dengan istilah kerikil pualam merupakan batuan metamorf atau malihan dari batuan asalnya adalah kerikil kapur. Proses terjadinya marmer sungguh dipengaruhi oleh temperatur maupun tekanan sehingga menjadikan terjadinya kristalisasi kembali (rekristalisasi) pada batuan tersebut sehingga membentuk aneka macam foliasi mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi akan menghilangkan struktur asal batuan, tetapi juga akan membentuk suatu tekstur baru serta keteraturan butir. Pembentukan batu marmer di Indonesia terjadi sekitar 30-60 juta tahun kemudian atau berumur Kuarter sampai Tersier.

Manfaat Marmer

Sebagai bahan galian yang mempunyai nilai jual tinggi alasannya ronanya sungguh indah, artistik, serta faktor berpengaruh tekan dan geser yang tinggi menjadikan bahan galian ini memiliki pangsa pasar relatif tinggi sampai menengah. Penggunaan marmer lazimnya untuk meja, tegel, dekorasi dinding, perlengkapan rumah tangga sepeti guci, lampu hias dan lain sebagainya.

Untuk tegel, dinding, meja membutuhkan diameter besar serta mutu sangat bagus, dalam artian sedikit sekali adanya retakan dan kandungan mineral bijihnya, sehingga akan mengakibatkan kesan acuh taacuh meskipun terpapar sinar matahari sekalipun.

Lihat juga perihal: Manfaat Batu Obsidian

Sejak zaman dahulu, marmer sudah memiliki pangsa pasar yang bagus, sehingga perburuan ke lokasi-lokasi penghasil marmer pun cukup tinggi. Italia merupakan negara penghasil marmer sungguh terkenal di dunia, walaupun pada kenyataannya bahan baku marmer itu sendiri bukan asli Italia namun dari negara-negara yang lain yang dimasukan apalagi dulu ke Italia. Marmer dari luar tersebut diproses terlebih dahulu di Italia, kemudian dikemas sedemikian rupa, lalu dipasarkan dengan merek Italia.

Pasar marmer atau batu pualam yang sempat kandas dikala krisis melanda sekarang mulai membaik. Meski kualitas pengolahan marmer indonesia (setempat) masih kalah dengan polesan produk impor, tetapi dari sisi pemasaran marmer setempat lebih baik.

Produk setempat dengan impor memang tidak beda jauh mirip, namun, harga marmer setempat lebih murah dibanding dengan marmer impor. Oleh karena itu rata-rata konsumen menggemari produk lokal sebab selain lebih murah, pernak-pernik yang disuguhkan juga nyaris sama. Jika belum cukup jeli, sulit untuk membedakan antara marmer setempat maupun impor.

Referensi:
1. Asril Riyanto, 1994, Batu Pualam (Marmer), Bahan Galian Industri) Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, B.30.94.
2. Alamanda Gemilang, Alamanda Granit & Marble, 1998, PT. Alamanda Gemilang, Jakarta.
3. Tushadi, 1990, Bahan Galian Industri Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Bandung.
4. Puslitbang Teknologi Mineral, Buletin Statistik Komoditi Mineral Indonesia Nomor 28 tahun 2001, Bandung: Proyek Pengembangan Manajemen Sumberdaya.
Sumber https://www.geologinesia.com/


EmoticonEmoticon